Kelly wanita berusia 24 tahun. Wanita dengan paras wajah yang cantik dan sangat polos. Kelly Aditisy Maheswari. Dia dikenal sangat lugu dengan memakai kacamata karena memiliki mata yang minus.
Memiliki seorang ibu yang tidak peduli kepadanya dan bahkan membedakan kasih sayang terhadap dirinya dan sang kakak.
Keluguannya benar-benar sangat dimanfaatkan dan bahkan calon suaminya sendiri berselingkuh dengan Tasya dan terpaksa bertunangan dengan Kelly hanya karena suatu tujuan.
Sampai seketika Kelly menyadari semua itu, dia mulai menyadari bahwa dirinya sangat tidak diinginkan, bahwa dirinya selama ini dibodoh-bodohi oleh keluarganya sendiri dan calon suami.
Hal itu membuat Kelly membalas dendam yang setimpal dengan apa yang telah dia terima selama 24 tahun hidup dalam ketidakadilan.
Farand pria yang disukai sang kakak bersedia membantu diri.
Lalu bagaimana kedekatan Kelly dan Farand dalam balas dendam Kelly.
Mari kita lihat dalam Novel ini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21 Apa Rencana Tasya
"Baru sekarang ini aku merasa punya tujuan hidup. Walau tujuan hidup yang salah karena beriringan dengan dendam," ucap Kelly.
"Kau tidak salah. Apa yang kau lakukan hanya ingin memberikan keadilan untuk dirimu sendiri," ucap Farand.
"Terima kasih, kamu sudah membantuku sejauh ini dan walau aku belum batal menikah," ucap Kelly. Farand tidak merespon sama sekali.
"Aku melihat tanggal pernikahanmu semakin dekat!" ucapan di tengah-tengah keheningan diantara mereka berdua.
Kelly menelan salivanya yang jelas mengingat hal itu, sejauh ini dia sudah berusaha, tetapi ternyata Rangga tetap bersikeras menikahi dirinya dan pasti semua itu karena Tasya. Rangga begitu sangat mencintai Tasya dan rela melakukan apapun demi Tasya.
"Kau terlihat pasrah sekarang? Apa kau punya rencana?" tanya Farand.
Kelly menggelengkan kepala yang memang tidak tahu lagi harus apa yang dia lakukan
Farand menghela nafas berat dengan jarinya menggaruk bagian keningnya. Melihat wajah Kelly membuatnya terlihat sangat kasihan. Wanita lemah itu sepertinya memerlukan bantuan.
"Baiklah! Aku yang akan mengurus semuanya," ucap Farand.
Kelly menoleh ke arah Farand.
"Kamu akan melakukan apa?" tanya Kelly penasaran.
"Aku tidak bisa mengatakannya sekarang, karena aku belum memiliki ide apapun. Tetapi jangan khawatir aku akan melakukan hal yang bisa aku lakukan. Jadi kau tunggu saja," ucap Farand dengan tersenyum miring.
Kelly menganggukkan kepala yang menyerahkan semua pada Farand. Dia tahu laki-laki itu pasti bisa membantu dirinya.
"Kita pulang?" tanya Farand. Kelly menganggukkan kepala. Farand yang melangkah terlebih dahulu , kemudian Kelly menyusul, tetapi heels-nya yang tiba-tiba masuk ke dalam lubang dan hal itu membuat Kelly tidak bisa menahan keseimbangan tubuhnya dengan matanya yang melotot dan hampir saja jatuh.
Untung saja Farand menoleh ke belakang dan melihat hal tersebut yang langsung menahan tubuh Kelly sehingga jatuh pada pelukannya dengan lengan Farand yang kokoh berada di pinggang Kelly. Jika Farand melepas dapat dipastikan Kelly akan tersungkur mencium pasir pantai.
Perlahan kepala Kelly terangkat yang melihat ke arah Farand, sehingga wajah mereka berdua bertemu dengan sama-sama dekat dan saling melihat satu sama lain yang diam sampai beberapa saat. Wajah putih mulus itu mendadak memerah dengan nafas naik turun dan jangan ditanya bagaimana jantung Kelly yang berdebar begitu kencang.
Siapa yang tidak deg-degan mendapatkan tatapan seperti itu. Dia begitu bener-bener sangat gugup dengan Farand.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Farand dengan menautkan kedua alisnya. Kelly menggelengkan kepala dan perlahan melepaskan tangannya dari bahu Farand dan Farand juga melepaskan tangannya dari pinggang kecil itu.
"Ma-maaf!" ucap Kelly dengan terbata.
"Lain kali hati-hati. Hampir saja kau terluka karena kecerobohan, kau harus membiasakan diri untuk berhati-hati," ucap Farand.
Kelly menganggukkan kepalanya.
"Aku akan mengantarmu pulang," ucap Farand yang berjalan terlebih dahulu.
Kelly membuang nafas panjang ke depan dengan memegang dadanya yang masih berdebar dengan kencang. Kelly kembali mengatur nafas dan kemudian menyusul Farand yang sudah sampai mobil.
***
Mobil Farand berhenti di kediaman Kelly yang ternyata suara mobil itu mampu membuat Tasya mendengarnya yang kemudian berlari menuju jendela kamarnya. Tasya membuka gorden dan jelas-jelas melihat Farand keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Kelly.
Dia saja belum pernah mendapatkan perlakuan seperti itu dan entahlah apakah dia pernah satu mobil dengan Farand. Apa yang telah dia lihat di depan matanya, sudah menjelaskan bahwa Kelly memang tidak main-main dengan hubungannya dengan Farand.
"Kurang ajar!" umpat Tasya dengan mengepal tangannya.
"Terima kasih sudah mengantarku pulang," ucap Kelly yang berdiri di depan Farand.
Farand hanya merespon dengan menganggukkan kepala.
"Kamu masuklah dan istirahat, kamu jangan memikirkan hal lain. Biar aku yang menyelesaikan semuanya," ucap Farand.
Kelly yang kembali menganggukkan kepalanya.
"Farand!" panggil Tasya yang membuat Kelly dan Farand sama-sama menoleh ke arah pintu. Tasya yang tersenyum dan langsung menghampiri Farand.
"Kamu mengantar adikku pulang," ucap Tasya yang tumpeng-tumbennya tidak kepanasan. Kelly mengurutkan dahi yang melihat ekspresi kakaknya itu yang biasanya sangat kesetanan.
"Benar sekali," jawab Farand dengan nada datar.
"Terima kasih, kamu sudah mengantar adikku pulang. Jika tidak, adikku, mungkin tidak akan sampai ke rumah ini. Sangat dimaklumi sekali, adikku ini tidak pernah bergaul dan juga tidak memiliki teman. Jadi Kelly, bukankah kamu juga harus berterima kasih kepadaku, karena aku sudah memperkenalkan kamu dengan Farand dengan begitu kamu dibantu olehnya beberapa kali," ucap Tasya yang tersenyum kepada Kelly.
"Apa maksud dia mengatakan hal seperti itu dan ekspresinya?" batin Kelly.
"Kelly! masuklah terlebih dahulu. Di dalam ada tante Maya calon ibu mertua kamu," ucap Tasya.
"Apa?" tanya Kelly memastikan.
"Benar sekali! bukankah kamu telah mengundang dia untuk makan malam. Tatapi calon menantunya malah pergi. Jadi masuklah dan temui calon suamimu dan calon ibu mertuamu," ucap Tasya.
Kelly mengerutkan dahi yang benar-benar merasa tidak pernah mengundang siapapun datang ke rumahnya. Farand juga pasti ingin mempertanyakan hal yang dikatakan Tasya.
"Farand, kamu mau mampir ingin makan malam bersama calon keluarga baru kami?" tanya Tasya.
"Tidak perlu! Aku buru-buru," jawab Farand menolak.
"Sayang sekali kamu tidak bisa ikut. Soalnya ini makan malam pembicaraan hari pernikahan adikku dan juga calon suaminya. Bukankah kamu juga sudah mendapatkan undangan pernikahan itu?" tanya Tasya yang sepertinya sengaja berbicara seperti itu.
Kelly menghela nafas yang tidak ingin lama-lama berada di antara Farand dan Tasya yang membuat Kelly langsung memasuki rumah. Tasya tersenyum miring yang sepertinya sangat puas melihat kemarahan di wajah Kelly. Farand melihat kepergian Kelly yang bahkan tidak berpamitan lagi kepadanya, walau Kelly sudah mengucapkan terima kasih.
Farand yang juga tidak mengatakan apa-apa lagi kepada Tasya dan dia juga langsung berlalu dari hadapan Tasya yang memasuki mobilnya.
"Sombong sekali," gumam Tasya dengan tersenyum miring.
**
Kelly yang memasuki rumah dan benar apa yang dikatakan Tasya, bahwa ada Rangga dan juga Maya yang makan malam bersama kedua orang tuanya. Kelly menghela nafas dan ingin melangkah pergi.
"Kelly kamu baru pulang!" langkah itu harus tertahan.
"Iya, Pah," jawab Kelly.
"Ayo duduk! Kamu tidak melihat ada tamu," ucap Danu.
"Benar kata Tasya, kamu semakin lama semakin tidak memiliki sopan santun. Sudah jelas-jelas calon ibu mertua kamu dan calon suami kamu ada di sini dan apa yang kamu lakukan hah! Kamu bukannya menghampiri mereka dan menyapa, kamu malah terlihat buru-buru ingin pergi," ucap Monica.
Tasya yang sudah menyusul Kelly dan berdiri di samping Kelly tersenyum miring mendengar perkataan Monica. Ekor mata Kelly jelas bisa melihat ekspresi Tasya yang sangat menikmati dirinya dipermalukan.
"Sudahlah! jangan diperbesarkan. Ayo duduk!" sahut Danu yang memang paling malas mendengar ribut-ribut.
Kelly tidak bisa menolak sama sekali dan mau tidak mau dia langsung duduk dan tepat di samping Rangga.
"Kamu dari mana Kelly! tumben sekali kamu keluar tanpa bersama dengan Tasya atau Rangga dan bukankah biasanya kalian kalau pergi selalu bersama? kalian biasanya membuat janji dulu jika ingin pergi?" tanya Maya yang memang sangat mengetahui kebiasaan anaknya bersama dua wanita itu.
Bersambung...