Lizda adalah gadis muda yang polos. Bertemu dengan Daniel saat merantau dan terbuai jerat cinta nya hingga memutuskan untuk menikah. Satu per satu masalah mulai muncul. Masalah yang di anggap sepele justru menjadi bencana besar, hingga dirinya memergoki sang suami berselingkuh dengan wanita lain saat hamil.
Lalu Lizda memutuskan untuk bercerai dan menikah lagi.
Apakah semua permasalahan rumah tangga adalah murni kesalahan sang laki-laki atau justru ada kesalahan perempuan yang tidak di sadari? Konflik rumah tangga dari kebanyakan orang ternyata bukan lah bualan semata.
Terima kasih untuk semua support kalian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Lizda menahan amarah karena candaan yang di lontarkan teman-teman Daniel yang semakin di dengar nya semakin tidak pantas. Tetapi ada hal yang lebih dia takutkan yakni, jika suami nya berselingkuh lagi dengan seorang wanita.
Tidak menemukan perilaku yang mencurigakan dari Daniel saat acara kumpul bersama teman-teman nya membuat Lizda lega.
"Kamu telihat gundah, kenapa? Takut aku berselingkuh lagi?" tanya Daniel saat semua teman nya sudah pergi.
Lizda hanya diam dan membereskan sisa-sisa makanan mereka.
"Aku tidak akan menyakitimu lagi." ucap Daniel lalu pergi masuk ke dalam rumah.
*
*
Hari-hari mereka lewati dengan sangat membosankan, tanpa terasa rutinitas yang mereka jalani sudah berjalan lebih dari satu tahun. Usia Aska sudah hampir menginjak 2 tahun.
"Mas, katanya kamu mau bercerai dengan istrimu? Kapan? Aku sudah sangat sabar menunggu kamu," ucap seorang wanita yang sedang ada di pelukan Daniel.
Wanita dengan rambut berwarna coklat dan tubuh nya yang mungil ternyata sudah menjalani hubungan gelap dengan Daniel selama hampir satu tahun. Wajah wanita itu tidak lebih cantik dari Lizda, namun cara berpakaian nya sebagai seorang pekerja malam membuat Daniel tergoda. Begitu juga dengan cara dia melayani suami orang.
"Sabar lah dulu, aku belum mendapatkan apa-apa. Hanya sebuah mobil saja yang baru aku dapat dari istriku, semua tabungan nya di atas nama kan anakku,"
"Sudah hampir satu tahun kita hanya bertemu jika pagi begini sampai sore, kamu menginap ke sini juga kadang-kadang saja. Curi saja lah tabungan anakmu, kamu kurang tegas, Mas sama istrimu! Kamu ngga sayang aku." pekik wanita itu.
"Anjani sayangku, mana mungkin aku tidak sayang kamu. Aku yang awalnya sedang mencoba setia nyatanya tergoda denganmu dan waktuku lebih banyak bersamamu." ke-cupan mendarat di bibir Anjani.
Hanya dengan bualan semata, Daniel mampu menghipnotis wanita-wanita yang bersamanya. Wanita akan terbuai dengan sentuhan lembut Daniel serta wajahnya yang menawan. Perselingkuhan Daniel kali ini sangat rapi hingga Lizda tidak menyadarinya.
Ting!
Daniel menyingkirkan kepala Anjani perlahan yang masih menempel di lengan besar nya untuk membuka pesan dari ponsel nya.
Lizda : Dan, aku pulang cepat hari ini sepertinya aku tidak enak badan. Kamu di mana jam segini sudah berangkat kerja? Bisa minta tolong antarkan aku ke dokter?
Daniel : Tunggu, aku segera pulang.
Setelah menjawab pesan dari istrinya, Daniel dilanda kebingungan untuk menyampaikan nya pada Anjani dirinya yakin selingkuhannya itu akan meracau.
"Aku harus pulang....!"
"Istrimu lagi? Kenapa sih dia sangat manja!" pekik Anjani.
"Tolong lah mengerti sebentar lagi, Sayang. Aku janji setelah ini akan menginap di sini bersamamu." Daniel meraih wajah mungil Anjani dengan kedua tangan nya menempel di pipi.
Tak menunggu jawaban Anjani, Daniel memilih segera pergi meninggalkan kamar Anjani.
Mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi di jalanan yang kosong agar segera tiba di rumah, dia harus membagi waktu agar keadaan nya aman.
*
*
"Kamu kenapa?" tanya Daniel setiba nya di rumah.
"Kelelahan sepertinya, antar aku ke klinik dekat rumah dulu saja, Mas. Jika memang tidak ada perubahan atau semakin memburuk baru lah kita ke rumah sakit," ucap Lizda.
Klinik Pratama yang fasilitas nya cukup memadai seperti rumah sakit kecil itu sudah menjadi andalan Lizda jika sakit.
Setelah tubuhnya di periksa cukup lama, dokter yang terlihat kompeten itu justru tersenyum.
"Bapak, Ibu selamat ya karena ternyata ini faktor hamil muda jadi mudah lelah. Selamat, di jaga kesehatan nya dan jangan lupa di minum vitamin yang nanti saya akan resepkan," ucap dokter.
Daniel kaget dengan apa yang di katakan dokter tersebut, kehamilan Lizda untuk kedua kalinya adalah sebuah hal yang tidak di inginkannya.
Dia tersenyum kecut. "Terima kasih, Dok."
Usai menebus obat mereka pulang ke rumah, Daniel belum mengucapkan sepatah kata pun. Lizda juga hanya diam merasakan badan nya yang tak berdaya.
Sesampainya di rumah....
"Aaaarghhh!!"
Daniel melempar kunci mobil ke meja kaca rumah nya. Teriakan nya membuat Aska yang sedang bermain di dekat nya menangis ketakutan. Papa dan mama nya pun keluar dari kamar menghampiri Daniel yang mengamuk.
"Daniel, kamu ini apa-apaan sih!" pekik Lizda.
"Siapa yang menyuruhmu hamil? Kenapa kamu tidak pakai kontrasepsi!" teriak Daniel sembari menjambak rambutnya sendiri.
Vira dan Hendra segera membawa Aska keluar dari rumah melihat anak nya berteriak seperti orang gila. Mereka memilih mengamankan cucu nya dari pada menjadi sasaran kemarahan Daniel.
Prangg!!
Cermin yang menempel pada tembok di ambil oleh Daniel dan di lempar nya ke lantai, pecahan dari cermin itu sampai mengenai kaki Lizda.
Lizda ketakutan dan kesakitan melihat kaca yang menancap di kaki nya.
"Daniel, stop. Kamu ini kenapa?" suara Lizda bergetar memberanikan diri bertanya.
Plaaak!!
Plaaak!!
Daniel menjambak rambut istrinya dan menam-par nya dua kali. "Aku tidak menyuruhmu hamil, aku sudah muak bersabar denganmu selama ini."
Di seretnya sang istri ke kamar dan Daniel mengunci nya dari luar. Lizda dengan tangisan nya hanya mampu berteriak meminta tolong.
"Aku akan membukakan pintu, tapi berikan semua tabungan Aska padaku," suara Daniel dari luar pintu.
"Itu tabungan sekolah untuk anak kita, kamu jangan egois seperti ini,"
"Ya sudah jika kamu tidak mau memberikan nya, jangan harap kamu bisa keluar dari kamar ini. Aku akan membiarkanmu membusuk di dalam sana,"
*
*
Daniel berjalan ke arah mobil, lalu dirinya berbalik menatap kedua orang tuanya yang terlihat sangat ketakutan.
"Jangan berani membuka kamar itu atau kalian akan aku pukuli juga!"
"Itu istrimu, papa tidak pernah mendidikmu menjadi bajing*n seperti ini. Buka lah!" Hendra mencoba menasihati agar Daniel mengalah dan membukakan pintu.
Bukkk!!
"Papa!!" teriak Vira. Wajah Hendra pun menjadi sasaran Daniel, kacamata nya hancur di pukul oleh anak nya.
Hendra terlihat kesakitan, tetapi tanpa merasa berdosa Daniel justru tetap pergi meninggalkan rumah nya membawa mobil.
Memegang erat setir nya serta dar4h segar yang keluar dari tangan Daniel tidak lah di rasakan. Tujuan nya adalah segera tiba di tempat Anjani untuk melepaskan emosinya.
Sifat yang bahkan belum pernah di lihat oleh keluarganya sendiri, Daniel lebih mengerikan dari pada sekedar monster.
"Ma, tolong aku. Kakiku sakit, Ma." rintih Lizda di dalam kamar.
"Sebentar mama carikan kunci cadangan." teriak Vira yang segera mencari kunci di gudang. Sedangkan Hendra sedang mengkompres matanya yang terlihat bengkak.
"Aku telah salah memilih suami, aku meninggalkan keluargaku hanya demi laki-laki tidak bertanggung jawab. Pa.. Ma... Dek maafkan aku." gumam Lizda yang terus-terusan menangis di dalam kamar.
Ceklekk!!