NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Menyerah

Biarkan Aku Menyerah

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:9.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Pasha Ayu

Dalam rumah tangga, CINTA saja tidak cukup, ... Masih diperlukan kesetiaan untuk membangun kokoh sebuah BIDUK.

Namun, tak dipungkiri TAKDIR ikut andil untuk segala alur yang tercipta di kehidupan FANA.

Seperti, Fasha misalnya; dia menjadi yang KEDUA tanpa adanya sebuah RENCANA. Dia menjadi yang KEDUA, walau suaminya amat sangat MENCINTAI dirinya. Dia menjadi yang KEDUA, meski statusnya ISTRI PERTAMA.

Satu tahun menikah, bukannya menimang bayi mungil hasil dari buah cinta. Fasha justru dihadapkan kepada pernikahan kedua suaminya.

Sebuah kondisi memaksa Samsul Bakhrie untuk menikah lagi. Azahra Khairunnisa adalah wanita titipan kakak Bakhrie yang telah wafat.

Tepatnya sebelum meninggal, almarhum Manaf memberikan wasiat agar Bakhrie menikahi kekasihnya yang telah hamil.

Wasiat terakhir almarhum Manaf, akhirnya disetujui oleh Bakhrie dan keluarganya tanpa melihat ada hati yang remuk menjadi ribuan keping.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAYM SEBELAS

Baru tiba di mansion mertuanya. Bachrie mendapati Gantara turun dari sebuah mobil lalu pergi lagi setelah menitipkan bingkisan tas kecil berwarna merah muda kepada salah seorang pelayan.

Sedari dulu, Gantara selalu membuat dirinya terbakar api cemburu, bahkan inilah alasan kenapa Bachrie tak segan melarang Fasha pulang ke kediaman keluarga Miller.

Baru beberapa bulan Bachrie lega karena Gantara tak lagi bekerja di tempat ini, sekarang, kembali dia dibuat ketar- ketir oleh keberadaan lelaki itu.

Bachrie jadi penasaran, bingkisan apa yang Gantara titipkan kepada pelayan. Makanya dengan segera dia mengejar wanita itu untuk ditanyai sesuatu.

"Mbak!"

Wanita itu menoleh lalu segera menundukkan kepalanya segan. "Tuan muda."

"Itu bingkisan..." Bachrie menatap paper bag yang akhirnya disodorkan kepadanya.

"Oya, Tuan, ini tadi ada titipan dari Bang Tara. Katanya sih jam ini kepunyaannya Nona Acha."

Bachrie menerima tas kecil tersebut dan melihat isi di dalamnya. Sebuah jam tangan milik Fasha yang beberapa bulan lalu Bachrie belikan untuk hadiah anniversary. Dada Bachrie bergemuruh.

"Bang Tara juga bilang. Katanya Maaf. Kalau jamnya baru sempat dibalikin soalnya kemarin masih sibuk sekali sama bengkelnya."

"Terima kasih!" Bachrie ngeluyur pergi, dengan rahang yang tegas.

Kamar Fasha di lantai tiga, segera Bachrie masuki ruangan istrinya. Dan, di depan cermin rias telah berdiri sang istri tercinta.

Fasha mengenakan dress pendek tipis, sebelumnya wanita itu sedang memandangi perut ratanya. Namun, segera berbalik menatap Bachrie yang tiba- tiba sampai.

"Mas..." Fasha tak menyangka, Bachrie secepat itu menyusulnya. Sebelumnya, Bachrie boro- boro punya waktu untuknya.

"Dapat titipan." Bachrie menyindir. "Gantara yang kasih tas itu, tadi!"

Fasha meraihnya, membukanya, lalu menatap jam tangan itu sebentar. Ya Tuhan, saking kacau pikirnya kemarin, Fasha sampai lupa kalau jam tangan ini tertinggal.

"Terima kasih kalau begitu." Fasha ngeluyur sebelum celetukan dan kekehan Bachrie membuatnya berhenti langkah.

"Terima kasih sudah menikung ku, begitu?"

Fasha menoleh kali ini, jujur saja, sedari tadi Fasha malas berdebat. Tapi mendengar kalimat Bachrie membuatnya tersulut.

"Maksud Mas apa?"

"Aku yang harusnya tanya! Kamu yang ngapain ke tempat Gantara? Terus kenapa hadiah anniversary kita sampai ada di tangannya?"

"Mas Bachrie, curiga?" sergah Fasha.

"Hanya ingin penjelasan!" sela Bachrie.

"Sepulang dari salon mobil Maureen nabrak tiang, kondisinya hujan deras, waktu sudah masuk Maghrib, Acha numpang shalat di bengkel Bang Tara lalu pulang, sudah hanya itu saja, nggak ada yang terjadi lagi."

"Kemarin, kamu nggak menceritakan detil kamu ke salon sampai nabrak tiang!"

"Memangnya kemarin Mas peduli?" Fasha tak mau berdebat, cukup, Fasha masuk ke dalam selimut karena sudah lumayan lelah.

Bachrie seolah amnesia jika kemarin, dirinya bahkan tidak sempat membalas pesan yang dikirim berulangkali. Tak ada perhatian yang seperti selayaknya suami sejak ada Azalea.

Sejauh ini, Fasha belum mengatakan berita kehamilannya. Malas juga memberitahu lelaki yang bisanya hanya menyalahkan.

Sebenarnya Bachrie juga tak ingin berdebat, kedatangannya ke sini bukan untuk marah, atau cemburu, tapi melihat Gantara membuatnya mengingat masa lalu Fasha.

"Kamu masih suka sama Gantara, hm?"

"Apa lagi sih, Mas?!" Fasha meninggikan suaranya, ia mulai tak paham dengan tudingan Bachrie yang tidak masuk akal.

"Aku tahu kamu pernah suka sama Gantara sebelum aku pinang!" tukas Bachrie. Yah, dia pernah membaca bait demi bait yang Fasha tulis teruntuk Gantara di dalam Diary.

"Lalu?" tanya Fasha.

"Asal kamu tahu, Ning, kamu cinta pertama ku, ... Demi Allah, aku tidak pernah mencintai siapa pun lagi selain kamu bahkan sebelum kita dipersatukan! Makanya tolong pahami kecemburuan ku!"

"Aku cinta pertama mu. Tapi sayangnya, sekarang sudah ada Zahra." Fasha berkata lirih seraya menusukan tatapannya. Entahlah, dia sudah tak memiliki cita- cita lagi setelah ada Azahra di dalam kehidupan suaminya.

"Dengar, Acha." Bachrie berjongkok di sisi ranjang demi menggenggam tangan mulus istrinya yang selalu menepis. "Sudah aku bilang, aku hanya mencintaimu. Tapi Azahra dan Azalea juga tanggung jawab ku."

"Bukan cuma tanggung jawab." Fasha tertawa samar ketika mengucap. "Perlakuan kamu sudah berat sebelah sejak kamu tinggal bersama mereka, Mas! Kenyataannya hanya aku yang dikucilkan di sana, karena Mas lebih percaya wanita ular titipan Mas Manaf!"

"FASHA!" Bachrie tak suka jika almarhum Manaf disebut- sebut menitipkan wanita ular.

"Apa?" Fasha menawarkan pipinya kembali untuk ditampar. "Mau tampar lagi?! Tampar, supaya aku punya alasan untuk berpisah!"

"Kamu jangan keterlaluan, Fasha!" Bachrie mencekal lengan Fasha sambil menahan amarah yang menyeruak di dadanya.

Fasha memang tidak mendapatkan tamparan seperti kemarin, tapi tatapan menghardik yang Bachrie usung, berhasil mematahkan hatinya yang bahkan sudah terlalu remuk.

Setiap kali Fasha berkata kebenaran tentang keluarga Bachrie, lelaki itu seolah tidak mau menerimanya, tapi sebaliknya, ketika keluarganya bertindak yang menyakiti hati Fasha, Bachrie tak dapat lakukan apa- apa.

"Aku memang keterlaluan. Makanya lepaskan aku, biarkan aku yang menyerah."

1
Yolia Agustina
Luar biasa
Nenie Chusniyah
luar biasa
Nurlaelawati
Luar biasa
Qhii
lahhhh.....malah silang menyilang njirrr
Qhii
yaelah.....muter² doang dunia nabil mahhh
Ricis
Iki piye toh, kok ruwet temen kisahe Nabeel
Isnani Murti
lanjut thor, aku padamu...
Lita Pujiastuti
Bachrie, itulah yg dirasakan Fasha saat melihatmu bersama Azahra di ruang kamar utama. saat masih jd istrimu....skrg kamu merasakan sakit, pdhl sdh tdk ada hub apa² lg....
Haida Royana
Terimakasih kk Auuthor tisunya...sangat menyesakkan dada
Rini Andriyani
Luar biasa
Rini Andriyani
Lumayan
Lita Pujiastuti
Digetunono wes ra guno, Bachrie....ikhlasno ae ....kadung jeru leh mu natoni Fasha....
Ricis
bela²in baca maraton cerita ini dlu biar nyambung nanti pas mau baca sequel nya 😄
Retno Budhihartati
Luar biasa
Yuyun Yuningsih
bagus top markotop acha
Joel
punya mertua kaya gitu perlu diracuni biar bisa cepat ketemu yang maha kuasa...🤣🤣🤣🤣
Isma BilqisAlzea
Luar biasa
Lita Pujiastuti
Ingat Bacrie...jika apa yg kamu sia² kan telah dipungut oleh org lain, maka penyesalanmu tiada artinya...
Novita Ae
Luar biasa
Isnani Murti
si Bachrei sudah gila kale...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!