Airin terus mencari keberadaan ibunya, yang sudah meninggalkan nya seorang diri di rumah selama sepuluh tahun, akan kah perjalanan Airin mencari keberadaan ibu nya berhasil atau justru gagal membuat Airin harus ikhlas hidup sebatang kara tanpa ada sosok orang tua didalam hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Dea siram Suratmi pakai air es yang sengaja Dea bawa dari dapur dan ditampung kedalam emper, buat siram Suratmi karena kesal karena gagal kerjasama dengan perusahaan Airin yang terkenal murah dan berkualitas.
"Dea keterlaluan kamu Nak, kenapa Bunda disiram sayang?" tanya Ozy kesal melihat tingkah anaknya selalu saja sakiti Suratmi.
"Perusahaan Airin membatalkan kerjasama dengan perusahaan kita Ayah, alasannya dia tidak mau ketemu siapapun yang kenal sama perempuan tua kampung itu, bagaimana Dea tidak kesal sama perempuan tua pembawa sial itu Ayah!" bentak Dea emosi.
"Apa membatalkan kerjasama sayang?" tanya Ozy tidak percaya.
"Tanya sana sama anak yang kalian telantarkan, kalo tidak percaya dan susah tahu cari perusahaan yang murah dan berkualitas seperti perusahaannya Airin untuk pembangunan rumah dan gedung, andaikan gue tahu akhirnya begini lebih baik Ayah jadi duda sampai tua dari pada punya istri yang bikin rugi seperti Suratmi!" bentak Dea emosi melihat Suratmi yang kedinginan.
Dea banting ember didepannya Suratmi sampai-sampai embernya kena kakinya Suratmi, Dea langsung pergi karena kesal melihat Suratmi yang bikin Dea jadi susah mencari perusahaan yang murah seperti perusahaannya Airin.
Ozy langsung ajak Suratmi masuk kedalam kamar buat ganti baju, Ozy merasa kasihan melihat Suratmi yang selalu disakiti sama anaknya setiap emosi.
Suratmi pasrah mendapatkan perlakuan tidak baik dari anak tirinya, Suratmi tidak ingin berpisah sama Ozy karena sudah terlanjur cinta sama Ozy dan masih mau hidup bersama sama Ozy.
**
Baskoro yang sudah tahu keinginan Kartika dan Hesti biasa saja tidak kaget, Baskoro melihat Airin yang terlihat kaget mendengar keinginan Kartika dan Hesti supaya Airin dan Baskoro nikah.
"Apa kalian tidak salah, kita sahabatan loh dari kecil masa merubah status kita." tolak Airin sejujurnya bingung anggap Baskoro sekedar sahabat atau lebih, karena Airin selalu senang didekat Baskoro.
"Tidak salah Nak, kita ingin sekali kalian bersatu Nak mau kan jadi menantu Bunda supaya bisa tinggal bareng, masak bareng, dan jalan-jalan bareng lebih puas kalo Airin jadi menantu Bunda." bujuk Hesti ingin melihat Airin jadi istri dan menantu Baskoro sesuai kriteria Hesti.
"Selain itu Nak, Airin harus ada yang mendampingi dua puluh empat jam sekedar sahabat sayang, kalian bisa semakin kompak dan romantis kalo kalian nikah, jadi kalian mau kan nikah Airin dan Baskoro." bujuk Kartika berharap anaknya mau nikah.
"Baskoro sih mau saja jadikan Airin istri dan pendamping hidup Baskoro, bagaimana Airin apa mau hidup bersama aku lebih dari seorang sahabat?" tanya Baskoro dengan berani, Baskoro berharap keputusannya tidak salah menjadikan Airin istri.
"Astaga Bas mendadak sekali, tidak romantis ah ajak nikah didepan orang tua begini, iya mau aku menikah sama kamu Bas!" protes Airin karena Baskoro tidak romantis sama sekali.
Airin akui didekat Baskoro membuat Airin selalu bahagia dan merasa tenang, apa lagi dengan kepribadian Baskoro yang asik dan membuat nyaman.
Baskoro tidak menyangka Airin mau diajak nikah mendadak, Baskoro tanpa ada persiapan melamar Airin tapi Airin mau terima lamaran dadakannya didepan Hesti dan Kartika.
Hesti dan Kartika senang karena anak-anaknya mau nikah juga, Hesti minta beberapa hari lagi bahas pernikahan kedua anaknya.
**
Lisa dan Lilis menikmati makan siang bareng di Mall, karena malas makan di rumah karena membuat suasana makan tidak tenang dan selalu emosi karena ucapan dan tingkahnya Dea yang selalu mancing emosi.
"Sampai kapan iya Dea rese sama kita Ka, jujur gue sudah capek melihat Dea yang semakin keterlaluan Ka?" tanya Lilis sambil menikmati sushi.
"Entah lah De, selama Bunda masih betah di sana iya kita selalu disakiti sama Dea, heran Bunda seperti tidak ada harga dirinya sama sekali diam saja disakiti Dea anak tiri itu." ucap Lisa, Lisa juga sudah malas sabar dan emosi hadapi Dea tidak ada perubahan sama sekali.
"Bener Ka heran sama Bunda, kalo kita pergi kasihan Bunda tidak ada yang lindungi tapi kalo bertahan keenakan Dea yang selalu berhasil membuat kita emosi padahal kita marah tapi tidak nyerah juga dia heran." lanjut Lilis ingin sekali pergi dari rumah, karena bertahan dirumah Ozy merasa direndahkan sama Dea yang selalu seenaknya menghina dan berbuat kasar sesuka hatinya.
Andaikan bisa memilih Lilis tidak ingin ada dunia, jika tahu kehidupannya pahit dan tidak pernah bahagia tinggal dirumah karena selalu disakiti sama kakak tirinya.
double y thor