Karena suatu kejadian yang tidak terduga, Carlina harus melahirkan anak kembar yang super jenius.
Carlina sendiri tidak tahu, siapa ayah dari anaknya tersebut. Namun kemunculan dua anak kembar tersebut membuat Arthur harus menyelidiki kejadian 8 tahun lalu itu.
Akankah semuanya terungkap? Apa sebenarnya hubungan mereka?
Penasaran? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19
"Bagaimana rasanya tinggal di negara ini?" tanya Arthur mengelus rambut putrinya.
"Senang karena ada papa dan mama," jawab Carla.
Carlina terdiam, semakin kesini ia semakin sadar jika kedua anaknya benar-benar butuh figur seorang ayah.
"Carlos bagaimana?" tanya Arthur lagi.
Carlos hanya mengangguk pertanda iya, sejenius apapun mereka. Mereka tetap anak-anak yang butuh bimbingan dan kasih sayang dari orang tua.
Pesanan merekapun tiba, Carlina sengaja memilih memesan makanan khas Indonesia. Karena anak-anaknya mulai menyukainya.
Saat melihat kedua anaknya makan, Arthur tersenyum. Ia merasakan kehangatan sebuah keluarga yang sesungguhnya.
Sejak kehadiran mereka, Arthur banyak berubah menjadi lebih hangat. Terutama pada Carlina dan kedua anaknya.
"Kalau aku tau menikah seindah ini, mengapa tidak dari dulu?" batin Arthur.
Biasanya ia hanya melihat keharmonisan kedua orang tuanya, sekarang ia merasakan sendiri. Dan berharap akan seperti ini selamanya.
Setelah selesai makan, Arthur membayar semuanya, merekapun keluar dari restoran tersebut.
"Carlina itu kamu?" tanya seorang pria.
Carlina tersenyum, hal itu dilihat oleh Arthur. Ia merasa kurang senang saat melihat Carlina tersenyum pada pria lain.
"Ayo pergi!" Arthur menggandeng tangan Carlina.
Beruntung belanjaan mereka sudah lebih dulu di simpan di mobil sebelum mereka makan.
Jika tidak, sudah pasti belanjaan itu akan ditinggal olehnya. Carlos memperhatikan pria itu kemudian menjulurkan lidahnya kepada pria itu.
Pria itu hanya memandangi kepergian mereka. "Kamu menghilang hampir 9 tahun, sekarang kamu sudah punya anak," gumam pria itu.
Pria itu menghela nafas. "Rekha tidak pernah cerita jika Carlina sudah menikah," batinnya.
Didalam mobil ...
"Senang ya, senyum-senyum pada pria lain?"
Carlina menoleh. "Dia teman ku, namanya Daniel."
"Siapa pun dia mau Daniel kek, mau Dona kek, mau Dono kek, aku gak suka."
Carlina tersenyum lalu menggenggam tangan suaminya. Ia tau suaminya cemburu. Tapi Carlina malah semakin memancingnya.
"Dia dulu ngejar-ngejar aku, jika tidak kejadian malam itu, mungkin aku sudah menikah dengannya."
Tanpa sadar Arthur menggenggam erat tangan Carlina, sehingga Carlina meringis.
"Coba saja jika dia ingin kembali padamu, akan aku gantung di tiang listrik."
Sementara kedua anaknya sudah menutup mulutnya agar tidak tertawa keras. Carlina menoleh ke belakang kemudian meminta Arthur untuk jalan.
"Jelek ah, gitu aja cemburu."
Arthur diam saja, ia masih jengkel saat Carlina tersenyum pada pria itu. Apalagi jika Carlina menyapanya, mungkin akan lebih parah lagi.
"Sudah, aku gak punya hubungan apa-apa dengan dia, jangan perlihatkan sifat aslimu didepan anak-anak," bisik Carlina.
Arthur seketika tersadar jika ada anak-anaknya disini. Arthur terus melajukan mobilnya hingga mereka tiba di rumah.
Arthur masuk tanpa menghiraukan yang lain. Kedua anaknya hanya mengangkat bahunya pertanda tidak ingin ikut campur.
Carlina terpaksa membawa belanjaan nya ke kamar anaknya. Baru setelah itu ia masuk kedalam kamar.
Saat masuk, terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Carlina tersenyum jahil.
Ia mengunci pintu kamar dan masuk ke ruang ganti. Entah kapan ia membeli baju kurang bahan?
Namun yang pasti ia sedang memakainya saat ini. Carlina bersembunyi saat terdengar suara pintu kamar terbuka.
Arthur yang hanya mengenakan bathrobe pun keluar dan masuk kedalam ruang ganti.
Tiba-tiba ada tangan melingkar di pinggang nya. Dan dada Carlina menempel di punggung Arthur.
Deg ...
Darah Arthur seakan berdesir, jantungnya berdegup cepat dari biasanya.
Carlina memutar tubuh Arthur hingga mereka saling berhadapan. Dan dengan nakalnya Carlina melingkarkan tangannya dileher Arthur.
"Masalah kecil jangan di besar-besarkan. Nanti aku kabur bawa anak-anak dan tidak bisa kalian lacak," ucap Carlina lembut, tapi tersirat ancaman didalamnya.
Arthur masih betah dengan diamnya. Arthur kembali dibuat deg-degan saat melihat Carlina hanya memakai pakaian tipis dan kurang bahan.
"Apa dia sengaja menggodaku? Gak tau apa jika aku lagi tegang?" batin Arthur yang masih mempertahankan ego nya.
Carlina malah dengan berani mengecup bibir Arthur. Kemudian ia berlari ke kamar mandi, meninggalkan Arthur yang masih melongo ditempatnya.
Arthur tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya. "Nakal, awas saja kamu!"
Arthur mengetuk pintu kamar mandi, namun tidak dibuka oleh Carlina. Arthur menunggu Carlina keluar dari kamar mandi.
Beberapa saat kemudian, handle pintu kamar mandi bergerak. Arthur berdiri menyamping di tembok.
Saat Carlina keluar, Arthur segera memeluknya dan mengangkat tubuh Carlina. Carlina memekik.
Arthur membawa Carlina ketempat tidur, namun baru saja ia mendekat kan wajahnya ke wajah Carlina.
Pintu kamar mereka diketuk, Arthur mendengus kesal lalu berjalan kearah pintu. Carlina segera bangun dan berlari kecil ke ruang ganti.
"Mama kenapa Pa?" tanya Carlos.
Tadi mereka mendengar pekikan sang mama, karena Arthur lupa mengaktifkan kedap suara didalam kamarnya.
Arthur menepuk keningnya pelan. "Mengapa aku bisa lupa mengaktifkan kedap suara sih?" batin Arthur.
"Mama takut kecoa, tadi kecoa nya terbang ke tubuh mamamu," jawab Arthur.
Carlina keluar dari ruang ganti dan sudah berpakaian lengkap. Carla dan Carlos langsung menghampirinya.
"Mana kecoa nya Ma? Biar kami basmi," tanya Carlos.
"Kecoa?" tanya Carlina.
"Kata papa, mama diganggu kecoa," jawab Carla.
"Ah iya, kecoa nya gede banget, memang perlu dibasmi," kata Carlina sambil melirik ke Arthur.
Arthur pura-pura sibuk memangku laptopnya di sofa. Carlina mendekat dan mengambil laptop tersebut.
"Suamiku, dengar tidak? Anakmu ingin membasmi kecoa. Kecoa nya gede banget."
"Hmmm. Kecoa nya sudah lari sayang, karena sudah papa usir," kata Arthur pada anaknya.
Carla dan Carlos akhirnya keluar dari kamar orang tuanya. Saat baru masuk, ponselnya berkedip-kedip pertanda ada yang meretas sistemnya.
"Siapa yang ingin main-main?" batin Carlos.
Keduanya membuka laptop masing-masing. Mereka menekan keyboard laptop tersebut. Menekan angka dan huruf yang unik.
"Alamatnya dari perusahaan kakek," kata Carla.
Carlos mengangguk dan tersenyum. "Ternyata kakek ingin menyelidiki kita, mungkin karena tadi kita menolong nenek."
"Bisa jadi, lalu apa yang akan kita lakukan?" tanya Carla.
"Tidak perlu berbuat apa-apa, kirim pesan jebakan agar komputer mereka eror," jawab Carlos enteng.
Carla mengirim pesan jebakan yang apabila di klik akan membuat komputer eror dan mati. Dan tidak bisa dihidupkan kembali.
"Selesai, selamat untuk kemusnahan komputer kalian," ucap Carla dengan senyum khasnya.
Terlihat lucu dan imut, namun siapa sangka mereka sangat licik.
Sementara disisi lain ...
"Tuan, anak yang Tuan minta selidiki tidak bisa dilacak identitasnya. Bahkan komputer kami mati total," kata bawahan Julian yang bekerja di bagian IT.
"Ya, sudah. Sekarang aku mengerti jika mereka dilindungi oleh hacker hebat," ujar Julian.
"Bagaimana Pa?" tanya Alana.
"Anak itu di lindungi Ma, berarti anak itu bukan orang sembarangan. Saat bawahan ku menyelidiki nya, identitas mereka tidak bisa dilacak," jawab Julian.
Alana jadi yakin jika itu adalah salah satu cicit dari Darmendra, namun Alana masih belum tahu pasti, itu anak siapa?
Yg aq nyaho mh kreker rasa keju 😁😁😁