Jika benar yang dikatakan jodoh adalah cermin diri, bolehkah aku meminta mendapatkan jodoh yang lebih dari diriku?, karena aku adalah insan yang fakir ilmu,aku ingin mendapatkan seorang imam yang bisa menuntunku sampai ke surga Nya nanti.
pernikahan selalu di ibaratkan sebuah kapal, keselamatan penumpangnya di gantungkan pada Nahkoda nya, mampukah Nahkoda nya membawa kapalnya selamat hingga ke dermaga yang di tuju?.
Lalu bagaimana jadinya jika sebuah pernikahan yang terjadi karena sebuah keterpaksaan karena sebuah permintaan? apakah pernikahan itu akan bertahan? sedangkan yang berada di dalam nya tak saling kenal?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sah
Kiara menggeleng lemah, berusaha menolak permintaan sang Abang,melihat tatapan mata tajam Aldizar saja sudah membuat nya merinding ketakutan, dan ia yakin pria itu bukan orang sembarangan, mungkin jauh berbeda dengan dirinya.
" Abang pasti sembuh, Abang udah janji sama ayah dan ibu untuk jagain Ara,dan ga akan pernah meninggalkan Ara sendirian, Abang akan dampingi Ara,kita akan terus bersama" ucap Kiara sendu.
Angga berusaha tersenyum pada sang adik tersayang nya" Tuhan punya rencana lain sayang,dan itu di luar kendali kita, semua ini rahasia Tuhan sayang dan Abang merasa Abang ga akan bisa menjaga mu lagi, maafkan Abang " ucap Angga lembut, seraya mengusap puncak kepala Kiara.
Pembicaraan mereka terhenti saat kembali terdengar pintu terbuka, seorang pria muda bersama dua orang pria paruh baya memasuki ruangan tersebut,para perawat di minta untuk menunggu di luar,tinggallah seorang dokter bersama dua asistennya.
Aldizar terlihat berbicara serius dengan mereka semua, sedangkan Kiara terus berada di sisi Angga.
" Bagaimana apakah kita mulai sekarang? Bagaimana dengan mahar nya? Apakah sudah di siapkan? karena mahar adalah salah satu syarat sah nikah" tanya seorang pria paruh baya yang berpakaian serba putih dan sorban.
" Ya ustadz, silahkan, semuanya sudah siap dan ini mahar nya" jawab pria muda yang ternyata orang kepercayaan Aldizar,ia juga mengeluarkan sebuah kotak perhiasan yang berisikan satu set perhiasan, sesuai dengan perintah sang majikan.
" Bagaimana dengan mempelai wanita? Apakah sudah siap? " tanya lagi pria bersorban tersebut,beliau harus memastikan terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan.
Kiara mengangguk lemah,ia tak mungkin sanggup menolak permintaan sang Abang, sedangkan Angga tersenyum tipis saat melihat anggukan kecil dari adik tersayang nya, dalam hati ia sangat berharap kedepannya akan baik-baik saja.
Setelah ber wudhu Aldizar duduk di kursi tepat di samping Angga,Kiara sudah bergeser di samping kiri sang Abang,di samping kiri dan kanan Al duduk dua orang yang di bawa oleh asisten pribadi nya, sedangkan dokter dan dua asistennya berdiri tak jauh dari mereka,begitu pula asisten pribadi Al.
Aldizar menjabat tangan Angga,menyambut Qobul yang Angga ucapkan sebagai wali Kiara,Aldizar mampu menjawabnya hanya dengan satu tarikan nafas, bahkan ia tak sedikitpun terlihat gugup, suaranya terdengar begitu tegas dan lantang, hingga kata SAH akhirnya di dengarkan di ruangan serba putih tersebut.
pria berjubah dan bersorban putih langsung menengadahkan kedua tangannya ke atas, membacakan doa terbaik untuk sepasang suami istri yang baru saja mengesahkan hubungan sakral mereka, di ikuti oleh yang lainnya dan secara mengucapkan kata Amin.
Setelah nya seperti biasa,sang ustadz sedikit memberikan nasehat tentang pernikahan pada mempelai,terlepas apapun sebab mereka menikah, harapan mereka tentu yang terbaik.
" menikah itu ibadah terpanjang seumur hidup,rumah tangga itu ibarat kapal, keselamatan penumpang nya bergantung pada sang nahkoda,namun juga harus bekerja sama dengan yang berada di kapal tersebut,suami ialah nahkoda yang akan menentukan kemana kapal mereka akan berlabuh,ke dermaga kah? atau akan tenggelam saat kapal mereka belum menepi?,istri adalah pakaian bagi suami,maka jagalah Marwah suamimu dengan baik, dengan cara tidak melanggar kodrat seorang wanita bersuami" nasehat sang ustadz.
" Begitupun dengan suami,istri di ibaratkan tulang rusuk mu,itu artinya ia harus selalu engkau lindungi,istrimu bukan hanya sebagai tempat untuk melampiaskan nafsu syahwat mu saja,tapi istrimu adalah sahabat terbaik mu,rumah mu,tempat mu mencurahkan segala rasa mu,jangan mendatangi wanita lain saat sedang suka atau duka, karena sejatinya istrimu adalah tempat terbaik mu" tambah sang ustadz.
Kedua pasangan muda itu menunduk dalam, mendengar berbagai nasehat yang begitu penting tersebut,tapi apakah mereka akan menjalankan semua nya sesuai nasehat itu? Sedangkan mereka menikah hanya sebatas untuk memenuhi permintaan terakhir dari orang yang mereka sayangi.
Setelah selesai,Kiara dan Al mendekati Angga, karena pria muda itu memanggil adik tersayang nya dan juga sang sahabat yang kini telah berubah menjadi adik iparnya.
" Terimakasih... tolong jaga adik gue, permata gue,dia segalanya buat gue,tolong jangan sakiti dia" pinta Angga sungguh-sungguh pada Aldizar.
Aldizar mengangguk,ia tak mengucapkan sepatah katapun, matanya melirik Kiara yang terlihat terus terisak di samping Angga.
" Ara...terlepas apapun status pernikahan kalian,Al tetaplah suami mu saat ini hingga saat ia melepaskan mu dengan kata talak yang ia ucapkan untuk mu, Abang mohon,hormati dia,patuhi dia,anggap dia sebagai pengganti Abang" nasehat Angga pada Kiara.
Kiara tak menjawab, ia justru menggeleng seraya terus terisak, sedangkan yang lain sudah keluar meninggalkan ruangan tersebut,bahkan sang dokter dan asistennya memilih menunggu di luar ruangan.
" Bang...A-ara... Ara.." ucapan Kiara yang terputus-putus terhenti saat mendengar suara panjang dari pendeteksi detak jantung .
Tiiiiiiiit...
" Abang..." panggil Kiara lirih,ia tak berteriak histeris saat melihat tangan sang Abang yang sudah terjatuh dari puncak kepala nya,ia tau sang Abang telah meninggalkan dirinya.
Aldizar berlari keluar untuk memanggil dokter, membuat yang lain terlihat begitu penasaran, tentang apa yang terjadi di dalam ruangan Angga, Aldo,Andre,Moli dan putri tak mengetahui tentang pernikahan Aldizar dan Kiara,Al sudah mengatakan pada semuanya untuk tutup mulut,kecuali pada Kiara,ia belum bicara dan ia akan bicara saat ada waktu.
" Izinkan kami memeriksa pasien nona " pinta dokter pada Kiara,agar wanita cantik itu menyingkir dari sisi Angga.
Kiara mengangguk patuh,ia memundurkan langkahnya,berdiri di sudut ruangan tersebut,seraya terus memperhatikan semua yang sedang dokter lakukan pada tubuh sang Abang, tatapan nya kosong,seakan ia telah kehilangan arah nya.
Sedangkan Aldizar berdiri tak jauh dari bankar pasien, memperhatikan wajah yang terlihat begitu menyedihkan,wajah cantik alami milik Kiara memang tak mampu di pungkiri oleh nya,Al bahkan merasa seakan tak nyata melihat wanita secantik Kiara saat pertama kali melihat adik sahabatnya itu saat di luar ruangan tadi.
Tubuhnya ideal, dengan tinggi yang cukup untuk ukuran wanita asia, kulitnya tampak begitu putih,terlihat dari jari-jari lentiknya, pipinya chubby dan juga putih mulus walaupun tanpa ada jejak make up di sana, bibir nya pink alami,hidungnya mancung, matanya bulat di hiasi dengan bulu mata yang sangat lentik,bak bulu mata palsu, alisnya tersusun rapi,terlihat seperti para wanita yang melakukan sulam alis.
Tapi Al tidak menyukai gadis itu, karena tak menolak saat Angga memintanya untuk menikah dengan dirinya,Al merasa gadis itu termasuk salah satu gadis yang bersikap sok polos,Al yakin Kiara sama seperti wanita-wanita di luaran sana yang selalu terobsesi dengan ketampanan nya, terlebih saat tau siapa dirinya.
" Maaf pasien sudah tiada" ucap sang dokter sesaat setelah melakukan kejut jantung hingga beberapa kali,wajah dokter tersebut terlihat sendu.
Kiara mengangguk,ia mendekat setelah para perawat melepaskan semua alat medis yang menempel di tubuh Angga,Kiara mengusap lembut seluruh wajah Angga, mengusap kepalanya yang terbungkus kasa,dan mengusap dada bidang dan lengannya,bibir Kiara tak mengucapkan sepatah katapun, hanya air mata yang terus menerus mengalir di pipi putih nya.
" Abang... terimakasih telah menjadi Abang terbaik untuk Ara, terimakasih telah menjadi ayah dan ibu terbaik untuk Ara, terimakasih telah menjadi sahabat terbaik untuk Ara, terimakasih atas segalanya yang Abang berikan untuk Ara selama kita bersama,Ara sayang Abang,Ara janji akan jadi adik terbaik Abang,akan jadi adik kebanggaan Abang,Ara janji akan belajar lebih baik lagi,dan ga akan merepotkan orang lain,Ara janji... Abang tenang di sana ya,Ara baik-baik aja di sini" ucap Kiara lirih di sisi jenazah sang Abang.
Kiara memundurkan langkahnya saat para perawat datang untuk membawa Angga menuju ruang khusus memandikan jenazah, semuanya di urus oleh asisten Al, hingga pemakaman pria itu.
" Apakah kamu ingin memakamkan Angga di suatu tempat?" tanya Al pada Kiara sebelum asistennya menentukan tempat pemakaman Angga.
" Tidak,jika bisa saya minta tolong uruskan di kota ini saja, karena saya juga berada di kota ini, semua biayanya tolong di catat, setelah selesai pemakaman akan saya ganti" jawab Kiara pelan,ia memang tak ada tempat khusus,toh kedua orang tuanya bahkan tak ada makam nya, karena jenazah mereka hilang di lautan, kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan sebuah pesawat saat akan melakukan perjalanan bisnis,dan jenazahnya dinyatakan hilang.
Al tidak menjawab, ia langsung meninggalkan Kiara, yang tengah menunggu di luar ruang jenazah,di temani Aldo, Andre,putri dan Moli,Al menghubungi asisten pribadi nya memberikan perintah dan langsung di angguki oleh asisten nya yang bernama Doni.
" Yang sabar ya, Tuhan lebih sayang sama Angga" ucap putri yang di balas anggukan oleh Kiara.
" Terimakasih mbak,Saya mewakili kak Angga memohon maaf atas segala kesalahannya pada semua nya,baik yang di sengaja maupun tidak" ucap Kiara tulus.
putri menggeleng" Angga gak pernah buat kami tersinggung,dia pria baik dan sangat setia" balas putri, sedangkan Moli hanya diam menunduk, ia begitu terpukul dengan kepergian Angga,gadis manis itu menyukai Angga sejak pertama kali mereka kenal.
" Abang memang sangat baik,apakah Abang saya memiliki seseorang yang tengah dekat dengan nya? Seperti kekasih mungkin?" tanya Kiara tiba-tiba, ia baru ingat, karena jika ada ia ingin bertemu,siapa tau Abang nya memiliki suatu janji pada sang kekasih.
Putri dan Moli saling tatap,saat mendengar pertanyaan Kiara, begitupun dengan Andre dan Aldo, mereka mengira Kiara adalah kekasih Angga.
" Jadi Lo bukan pacarnya Angga?" tanya Andre tanpa basa-basi.
Kiara mengerutkan keningnya, merasa heran dengan pertanyaan Andre,jadi dari tadi mereka mengira bahwa dirinya adalah kekasih dari Abang nya sendiri" saya adiknya bang Angga kak,adik kandung nya,kami hanya tinggal berdua, kedua orang tua kami sudah meninggal beberapa tahun lalu " jawab Kiara sedikit menjelaskan.
Moli menatap seakan tak percaya dengan jawaban Kiara, pasalnya Angga terlihat begitu berbunga saat setiap akan menemui Kiara di kampung kelahirannya, mereka mengira Kiara adalah kekasih Angga yang ia tinggalkan di kampung dan akan segera menikah dengan nya, karena Angga pernah mengatakan bahwa Kiara juga akan tinggal di Jakarta.
" Jadi kamu masih sekolah?" tanya putri penasaran, sekaligus sedikit mengajak gadis belia itu mengobrol,untuk mengurangi rasa kehilangan nya.
" Saya baru saja akan kuliah di Alexander university,saya mendapatkan beasiswa di sana" jawab Kiara apa adanya.
Aldo,Andre, putri dan Moli saling tatap, bukankah itu adalah kampus mereka,dan Al juga pastinya, hanya saja mereka sudah di semester tujuh dan Al adalah ketua BEM di kampus tersebut,kampus milik keluarga Alexander.
" Setelah ini kamu berencana akan tinggal di mana?" tanya putri,ia tinggal di sebuah apartemen, sedangkan Moli tinggal bersama keluarga nya, sedangkan para lelaki mereka tinggal tak tentu, terkadang bersama keluarga dan terkadang mereka memilih berada di apartemen, mereka dari keluarga terpandang,namun Angga tak pernah tau asal usul mereka, Angga mengira mereka sama seperti nya,dari keluarga sederhana.
Angga dan mereka saling mengenal saat Angga masih menjadi mahasiswa semester akhir di Alexander university,ia juga mahasiswa beasiswa,ia merintis cafe bersama beberapa teman mahasiswa nya, hingga akhirnya Al dan para sahabatnya ikut bergabung, hingga kini mereka memiliki beberapa cabang cafe.
Angga selama ini tinggal di salah satu cafe yang ia bangun bersama Al,di lantai teratas memang di desain khusus untuk mereka,Al juga memiliki ruangan pribadi di cafe tersebut,cafe yang di beri nama center itu,maju cukup pesat, terlebih letaknya tak terlalu jauh dari kampus dan juga rumah sakit ternama di ibukota.
Kiara memasuki ambulance saat semua proses pensucian jenazah Angga sudah selesai dan juga sudah di shalat kan,kini tinggal lah proses terakhir nya,yaitu mengantarkan nya ke tempat peristirahatan terakhirnya.