Ka Rani hiks,tolong aku suamiku dipecat dari pekerjaannya dan dia pergi meninggalkan aku dengan wanita lain padahal aku sedang mengandung darah dagingnya.Aku tak punya siapapun lagi selain Kaka." Ucap Rena adik satu-satunya Rani
" Bagaimana bisa jadi seperti ini Rena,Lantas bagaimana kondisimu saat ini?"
" Aku luntang Lantung dijalan ka,rumahku baru saja disita pihak bank karena sertifikat rumahnya dijaminkan mas Reno untuk pinjaman di bank dan ternyata mas Reno ditak membayar cicilannya selama berbulan-bulan.
" Ya Tuhan malang sekali kamu Ren,sebentar Kaka diskusi dulu dengan mas Langit,Kaka mau minta izin untuk kamu tinggal bersama Kaka."
" baik ka terimakasih.
Beberapa saat kemudian.....
" hallo Ren!"
" Iya ka bagaimana?
" sekarang posisi kamu ada dimana,mas Langit setuju dan Kaka akan menjemputmu saat ini juga!"
" Allhmdulillah,baik ka terimakasih.Aku ditaman sakura jalan kenangan blok d.Kaka beneran mau kesini ka?"
" Iya dek,kamu jangan kemana-mana sebelum Kaka datang ya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15 Sudahi kegilaanmu!
Rani dan Rena hanya saling tatap saat mendengar suara pintu rumahnya diketuk.
" Biar aku saja ka!"
Rena berdiri saat melihat Anjani hendak bangkit dari duduknya.
" Terimakasih ren, Kaka juga mau siap-siap ini sudah siang nanti Kaka terlambat."
Rani kemudian bangkit dari duduknya dan langsung menuju kekamarnya sementara Rena pergi keluar untuk melihat siapa tamu yang datang.
Cklek
" Maaf cari siapa?" Sapa Rena saat membuka pintu dan orang yang ada didepannya tengah berdiri membelakanginya.
Seseorang perempuan yang tampak anggun dan cantik dengan pakaian formal namun sayang Rena sama sekali tak mengenalnya.
Mendengar suara Rena,wanita itu lantas menoleh.
" Oh,hai! Kamu Rena kan adiknya Rani? Em.raninya ada?"Sapa Vani dengan sopan.
Tatapan matanya terus memindai penampilan Rena.
" Dengan siapa ya,maaf ka Rani sedang siap-siap.Mau saya panggilkan atau mau menunggu saja,mungkin beberapa menit lagi ka Rani keluar!" Cicit aura.
" Aku tunggu saja!"
" Oke,silahkan duduk,kalau begitu saya permisi mau kebelakang." Rena lantas berbalik badan namun belum juga ia masuk rumah Vani sudah memanggil namanya.
" Rena!"
" I-iya,dari mana anda tau nama saya?" Tanya Rena dengan kening berkerut.
Vani hanya tersenyum saja menanggapi pertanyaan Rena.
" Ren kamu betah tinggal disini? Apa kamu gak takut kalau nanti dengan adanya kamu disini jadi penyebab pertengkaran antara Kaka kamu dan suaminya.Lagi pula kamu...."
Dada Rena terasa bergemuruh saat mendengar pertanyaan yang diajukan Vani.Rena kemudian maju selangkah lebih dekat dengan Vani.Menatapnya begitu dalam.
" Aku? Aku kenapa ka? Memangnya Kaka pikir aku seperti apa! Aku cukup tau diri loh ka,aku yang selama ini aku..."
" Hai van,Lo kesini tumben? " Terdengar suara Rani dari dalam membuat Rena tak melanjutkan pembelaannya.
Bibir Vani tersungging keatas melihat kebungkaman Rena.
" Hai Ren,iya sengaja gue jemput Lo! Gue dapet kabar kalau hari ini katanya bos dari pusat bakalan dateng." Ujar Vani.
" Gila,berati CEO perusahaan kita mau dateng langsung kekantor kita? Wah keren sih,denger-denger masih muda dan ganteng." Ujar Rani sembari menarik turunkan alisnya.
" Yez! Ada kesempatan nih jadi calon istri CEO." Ujar Vani membuat mata Rani menggerling.
Dari dalam kamar Rena tampak menguping pembicaraan mereka berdua.
Sementara ditempat lain Andre baru saja tiba dikantornya dan sudan langsung bertemu dengan Aris.
" Pagi Lang, Tumben pagi bener Lo sampai,emangnya gak anter bini Lo dulu?" Sapa Aris saat melihat Langit yang sudah duduk dimeja kerjanya.
Memang Langit tidak pernah terlambat saat masuk kantor namun biasanya Aris yang selalu datang lebih dulu dibanding Langit.
" Ya biar gak suntuk aja dirumah!" langit menjawab pertanyaan Aris namun matanya tak lepas dari ponselnya.
" Why? Lo sama Rani baik-baik aja kan?"
Aris lantas menarik kursinya dan duduk disebelah langit.
Melihat sikap Aris, langit meletakan ponselnya diatas meja.Langit menatap lekat wajah sahabat sekaligus rekan kerjanya.
Langit tampak membuang nafasnya keudara berkali-kali,setelahnya Langit membenarkan letak duduknya kemudian menoleh kearah sahabatnya menatapnya sejenak adengan tatapan yang sulit diartikan.
" Langit" Ujar Aris yang merasa tidak nyaman dengan tatapan langit.
" Sorry sorry! Em,ris gue..!
" Tunggu-tunggu! Dari gelagat Lo gue bisa tebak,Lo ada bikin salah sama bini Lo,ngaku!" Sentak Aris.
" Sssstttttt! Pelanin dikit suara Lo,Lo mau bikin heboh seantero kantor dan mereka semua denger masalah gue!" Ucap Langit dengan wajah murung.
" Sorry! Jujur sama gue Lang,ngaku Lo sama gue.Lo ada main kan sama Rena?" Todong Aris.
Wajah langit berubah pias mendengar pertanyaan Aris yang sepertinya sudah bisa menebak apa yang menjadi masalahnya.
langit menyandarkan tubuhnya dikursi dengan satu tangan memijit keningnya.
" Dari raut wajah Lo semuanya sudah menjelaskan lang" Sindir Aris.
Langit kemudian menceritakan semuanya kepada sahabatnya tentang apa saja yang sudah ia lakukan dibelakang Rani bersama adik iparnya.
Jangan tanya seprti apa reaksi Aris,meskipun dia sudah tau namun dia sama sekali tak menyangka jika sahabatnya akan sejauh itu melakukan semuanya dibelakang Rani.
" Gue bingung Ris,gue tau gue gila tapi gue sudah terlanjur menikmati semua ini.Gue nyaman sama Reba,gue ngrasa apa yang gak gue dapet dari Rani gue dapetin dari dia." Pungkas Langit setelah bercerita panjang lebar mengenai masalahnya.
Terdengar helaan nafas dari Aris,Aris menatap lekat wajah sahabatnya.Ia sama sekali tak menduga bahwa semuanya akan separah itu.
" Lang sudahi semuanya sebelum terlambat! Kasian bini Lo! Mungkin jika Lo melakukan itu dengan orang lain Rani ada kemungkinan masih bisa memaafkan Lo,tapi faktanya Lo melakukan itu dengan adik kandung dia lang! Lo gila Lo benar benar gila! Ternyata apa yang gue hawatirkan terjadi juga. Lo tau ini akan sangat menyakiti hati Rani,dia adik kandungnya Lang,adik kandung!" berang Aris.
Aris kemudian teringat kejadian beberapa hari lalu saat ia melihat dan mendengar apa yang dilakukan oleh Rena dan Langit dirumahnya tempo hari.
" Susah ris"
"Susah? Lo yang membuat susah diri Lo sendiri! Andai waktu itu gue langsung nasehatin Lo mungkin semuanya gakan terjadi."
" Maksud Lo?"
" Jadi gini waktu itu....."
Aris menecritakan semuanya dari yang ia lihat saat Ingin mengembalikan ponsel kerumah langit dan dia juga bercerita tentang nasehat dari istrinya.Kali ini aris merasa kecewa karena sebagai sahabat dia sudah sangat terlambat menyadarkan sahabatnya yang tengah salah jalan.
" Kenapa Lo bersikap seolah-olah Lo tidak tau ris! kenapa!" Sentak Langit.
" Karna gue fikir Lo gak senekat itu lang! Sekarang sebelum semuanya kacau Lo sudahi lang,Carikan dia kontrakan atau apapun itu asalkan kalian tidak tinggal satu rumah.Jika Lo nekat tetap tinggal satu atap,gue pastiin rumah tangga Lo bakal hancur ditangan Lo sendiri.
" Gue gak bisa ris gue udah terlanjur sayang sama Rena." Langit mengacam rambunya frustasi.
" Secepat itu? Hanya karna Lo udah ngrasain selangkangan dia Lo lupa batasan Lo,Lo lupa bini Lo,Lo gak mikir bagaimana hubungan Rena dan Rani nanti.Lo gila! Lo benar benar gila!"
" Gue emang gila!"
" Terserah Lo! Kalau memang Lo gak bisa dengerin nasehat gue jangan pernah cari gue saat Lo kesulitan dikemudian hari.Sebagai sahabat Lo,gue udah nasehatin Lo." Pungkas Aris dan detik berikutnya Aris bangkit dari duduknya dan pergi ke mejanya tanpa memperdulikan Langit yang memanggil namanya.
" Ris,,ayo lah tolongin gue!"
" Tolong! Pertolongan apa yang harus gue berikan sama Lo, pertolongan untuk menyembunyikan semua ini dari Rani atau pertolongan untuk membuat Lo menikah sama dia secara diam-diam,atau pertolongan untuk memuluskan kegilaan Lo!" berang Aris.
"Ris!"
" Tinggalkan Rena dan setialah sama Rani,anggap yang sudah terjadi itu adalah kecelakaan buat dia menjauh dari Lo! Jangan sakiti Rani lagi!"
" Tapi ris gue udah sayang sama Rena gue gak bisa!"
" Oke,ceraikan Rani dan menikahlah dengan jalangmu itu!"
Mendengar wanitanya disebut jalang,langit merasa tidak terima.
Braaak
Langit menggebrak mejanya dengan sangat keras, emosinya tersulut.
" Jangan pernah sebut dia jalang Aris! Jaga batasanmu Jagan ucapanmu!" Sentak Langit dengan wajah merah penuh kemarahan.
" Wanita yang tengah merusak rumah tangga wanita lain padahal dia sedang mengandung anaknya dari pria lain,adik yang tega merebut suami dari Kaka kandungnya ,bermain gila dengan suami Kaka kandungnya disebut apa wanita seperti itu kalau bukan jalang!" Sindir Aris.
Setelah mengatakan itu Aris lantas pergi dari meja langit dan keluar dari kantor untuk meredam emosinya.
Sementara Langit memantung ditempatnya,dia brushaa mencerna apa yang Aris ucapkan namun tetap saja hatinya tak bisa lepas dari pesona dan bayang-bayang Rena.
Menurut Langit apa yang Aris ucapkan sangat keterlaluan karena disini yang salah adalah dirinya bukan Rena.
" Rena gak salah Ris." Lirih langit.
Bersambung....
kalau ada waktu luang mampir ya di novel aku juga.
"aku dan teman kamarku."