Judul : Jantung kita yang ajaib
Kisah perjalanan hidup sepasang insan yang kehilangan keluarganya. Sang pria memiliki jantung lemah, sementara sang wanita mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawa nya di tambah dia tidak memiliki kaki sejak lahir.
Keduanya menjalani operasi transplantasi jantung. Pendonor jantung mereka adalah sepasang suami istri yang misterius dan meninggalkan memori penyesalan suami istri itu di dalam nya, jantung mereka mendorong mereka untuk mencari satu sama lain kemudian menyatukan mereka.
Inilah kisah perjuangan dua insan yang menjadi yatim piatu karena keadaan, mereka hanya saling memiliki satu sama lain dan keajaiban jantung mereka yang terus menolong hidup mereka melewati suka dan duka bersama sama. Baik di dunia nyata maupun di dunia lain
Remake total dari karya teman saya code name the heart
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34
Arc 3 Our Problems and Our planning for the future.
Keesokan harinya di sekolah, ketika Adrian dan Elsa datang, tiba tiba seorang siswa berkacamata menghadang keduanya di gerbang masuk gedung sekolah.
“Lo kan yang bernama Adrian ?” tanya siswa itu.
“Iya, kenapa ya ?” tanya Adrian.
“Lo mau main curang ya, lo bisa dapet rangking satu karena curang kan,” tuduh sang siswa sambil menunjuk Adrian.
Seluruh siswa yang melewati mereka menoleh dan berhenti melihat mereka, Adrian mengamati wajah siswa itu,
“Kamu kenal dia ga Sa ?” tanya Adrian kepada Elsa.
“Enggak tuh, siapa sih ?” tanya Elsa.
“Lo ga kenal gue Elsa ? yang bener aja lo, kita smp bareng, lo tau kan yang rangkin satu waktu itu siapa, lo kan selalu rangking 2,” jawab sang siswa.
“Oh...enggak tuh, siapa ?” tanya Elsa.
“Ini gue, Niko, masa lo ga kenal, lo kan kalah mulu ama gue,” jawab Niko.
“Hah...gue ga ngerasa berkompetisi ama lo kok, aneh ah, jalan yuk Dri,” ujar Elsa.
“Iyalah, yuk,” balas Adrian.
Namun ketika Adrian ingin mendorong kursi roda Elsa, tiba tiba kaki Niko menginjak pijakan kaki Elsa sampai Elsa hampir jatuh ke depan dan kursi rodanya berhenti, Adrian langsung menangkap pundak Elsa dari belakang,
“Lo mau kemana hah, urusan kita belom bere...”
Belum selesai Niko berbicara, Adrian sudah menarik kerahnya dan mengangkatnya dengan tinju siap menghantam wajahnya, melihat tubuh Adrian yang sekarang berotot, Niko langsung ketakutan,
“Kalo sampe Elsa jatuh gara gara lo, gue jamin lo bakal abis ama gue di sini,” ujar Adrian.
“Sori...sori...gue ga maksud gitu, sori, turunin gue,” ujar Niko ketakutan.
“Diem lo, mau lo apa sih main hadang gue dan Elsa, ngomong cepet apa urusan lo ama gue dan Elsa, gue ladenin,” ujar Adrian.
“Udah Dri, udah, aku ga kenapa napa kok,” ujar Elsa sambil memegang baju Adrian dari belakang.
“Gue cuman mau bilang, untuk ujian selanjutnya gue ga akan kalah dari lo berdua, cuman itu....cuman itu, sori,” ujar Niko.
Adrian menurunkan Niko kemudian Niko langsung lari tunggang langgang meninggalkan keduanya, siswa siswi yang menonton pun langsung pergi dan terlihat biasa saja tanpa memikirkan sesuatu yang menjelekkan mereka. Adrian kembali tenang dan berjalan ke belakang kursi roda Elsa,
“Dah ku bilangkan, jangan kayak gitu,” ujar Elsa.
“Tapi kalau kamu jatuh gimana coba,” balas Adrian.
“Ya tinggal bangun lagi kan, janji ya, kamu jangan gitu lagi, apalagi sekarang kamu udah beda,” ujar Elsa.
“Sori Sa,” balas Adrian.
“Jangan bilang sori, kamu ga salah, aku seneng kamu marah demi aku, tapi aku tidak mau kamu malah jadi masalah, kamu ngerti kan,” ujar Elsa.
“Iya, aku ngerti, dah yu kita masuk kelas,” balas Adrian.
Mereka kembali berjalan menuju ke kelas mereka, namun mereka tidak menyadari kalau ada seorang siswi yang menatap mereka dengan intens dari belakang mereka,
“Gue bakal rebut cowo si buntung itu, liat aja ntar, gue udah nyiapin kejutan buat lo buntung,” ujar siswi itu sambil menatap kursi roda Elsa dari belakang.
*******
Istirahat makan siang, Adrian, Elsa, Erik dan Yuni berkumpul di kelas, karena membawa bekal, mereka berniat makan bersama sama, Adrian dan Erik merapatkan meja agar mereka bisa makan semeja, setelah itu keduanya duduk di sebelah Elsa dan Yuni, Elsa menceritakan kejadian tadi pagi di gerbang gedung sekolah,
“Ah elah emang pea tuh anak, dari dulu doyannya cari gara gara mulu, ngadu yang enggak enggak lah ama guru atau sok sok deketin Yuni tapi maksa, ampir aja gue gatak dia, dia itu emang aneh, ga usah di ladenin,” ujar Erik.
“Oh gitu, gue baru tahu,” ujar Adrian.
“Sama, gue juga haha,” tambah Elsa.
“Lah lo kan tau Sa, inget kan yang dulu gue pernah cerita ama lo ada cowo maen sosor aja dan ngomong ga jelas ama gue, ya itu die,” ujar Yuni.
“Oh gue lupa tuh, sori Yun, soalnya gue pikir lo fine fine aja waktu itu,” ujar Elsa.
“Emang gue sih ga masalah, tapi lama lama gerah juga akhirnya gue cerita ke Erik dan dia di ancem Erik, baru deh dia berenti,” ujar Yuni.
“Sekarang emang dia rangking berapa ?” tanya Adrian.
“Dia rangkin 3 hahaha,” jawab Yuni.
“Iye kalah ama lo berdua,” balas Erik.
“Oh pantes,” balas Adrian.
“Tapi emang nilai begitu jadi kompetisi ? enggak kan ?” tanya Elsa.
“Dia doang yang stress, makanya ga usah ladenin,” jawab Erik.
Tiba tiba pundak Adrian di pegang seseorang, dia menoleh dan melihat seorang siswi yang sangat cantik berdiri di sampingnya,
“Hai, boleh kenalan ga ?” tanyanya sambil melirik Elsa dengan sinis.
“Namanya Adrian, lo mau ngapain Vero ?” tanya Elsa.
“Mau kenalan aja, kok lo yang jawab sih, emang dia siapa ?” tanya Vero kepada Adrian.
“Calon istri gue, kenapa ?” jawab Adrian ketus karena dia sudah melihat isi kotak kecil di kepala Vero.
“Oh seriusan ? kok lo mau sih ama cewe buntung kayak dia ?” tanya Vero.
“Pyassh,” Yuni berdiri dan menyiram Vero menggunakan botol air mineral yang dia bawa, Vero mengusap wajahnya dan menatap tajam ke arah Yuni,
“Berani lo ya Yun, lo tau kan gue anak siapa ?” tanya Vero.
“Tau, gue kaga peduli, lo ngomong sekali lagi kayak gitu, urusan lo ama gue,” ujar Yuni.
“Udah duduk Yun, ga usah ladenin cewe manja kayak dia,” ujar Erik di sebelah Yuni sambil memegang tangan Yuni.
“Iya duduk Yun,” ujar Adrian yang berdiri kemudian menatap Vero dengan tatapan yang tajam sampai membuat Vero mundur.
“Sa, kita ke tempat mama nya yuk sekarang,” ujar Adrian.
“Hah emang lo tau siapa nyokap gue ?” tanya Vero.
“Bu Grace kan ? bapak lo juga gue tau, pak Davin kan ?” tanya Adrian.
“Yuk,” ujar Elsa.
“Mau ngapain lo ke tempat nyokap gue ?” tanya Vero.
“Mau bilang ama ketua yayasan kalau mulut dan pikiran anaknya sampah,” jawab Adrian.
“Lo bilang apa ?”
Vero mengangkat tangannya dan berniat menampar Adrian, namun Elsa menarik Adrian ke belakang sampai Adrian mundur satu langkah, “wussh,” tamparan Vero meleset dan membuat dirinya berputar kemudian “jeledug,” Vero terjatuh karena terpeleset air yang membasahi tubuhnya.
“Hahahaha makanya jangan sok cakep,” ledek Erik langsung.
“Rasain lo,” tambah Yuni sambil tersenyum.
Vero bangun perlahan, wajahnya nampak geram melihat Adrian dan Elsa, dia berdiri dan membersihkan rok nya,
“Awas ya, jangan lo pikir ini udah selesai,” ujar Vero.
Dia langsung berjalan tertatih keluar kelas dengan seragam yang basah kuyup, Erik dan Yuni tertawa kencang. Ketika Adrian duduk kembali, Elsa mendekatkan wajahnya ke telinga Adrian,
“Emang dia mikir apa ?” tanya Elsa berbisik.
“Dia mau ngerebut aku dari kamu karena dia benci kamu,” jawab Adrian berbisik.
“Hmm gitu ya...benci gara gara apa ya.....oh kayaknya aku tahu deh,” ujar Elsa.
“Gara gara apa ?” tanya Adrian.
“Kayaknya gara gara waktu itu mamanya nganterin aku ke notaris deh buat ngambil akte yang baru jadi, dia ikut waktu itu dan nanya apartemen itu punya siapa, ya aku bilang punya ku, trus kayaknya dia rada iri gitu deh ama aku dan waktu aku masuk ke sekolah, dia mau coba coba buli aku tapi karena ada Yuni ama Sinta waktu itu jadi ga jadi, tapi abis itu dia nyebarin gosip, si buntung punya semua itu dan kaya gara gara ngerayu om om, walau ga ada yang ladenin dia sih,” jawab Elsa.
“Hmm gitu ya,” balas Adrian.
“Oi dunia bukan milik lo berdua doang kali, ada yang laen,” sindir Erik.
“Hehe bisik bisik apaan sih lo pada ?” tanya Yuni.
.”Enggak, penasaran aja ama yang barusan,” jawab Adrian.
“Iya, dia nanya kenal si Vero ga,” balas Elsa.
“Ah gue kirain apa, dah makan dulu, udah mau bel,” ajak Erik.
Mereka meneruskan kembali makan mereka. Sedikit terlintas di benak Adrian, kalau ada kemungkinan Vero yang menyebarkan gosip kalau dirinya dan Elsa tinggal bersama karena niatnya untuk menjatuhkan Elsa, terbaca di pikiran Vero yang dia lihat barusan.