Kematian kakak Debora, Riska, sungguh membuat semua keluarga sangat berduka.
Riska, meninggal saat melahirkan anak pertamanya. Tubuhnya yang lemah, membuat dia tidak bisa bertahan.
Karena keadaan, semua keluarga menginginkan Debora, menggantikan
posisi kakaknya yang sudah meninggal, menjadi istri kakak iparnya.
Debora terpaksa menerima pernikahan itu, karena keponakannya yang masih bayi, perlu seorang Ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17.
Victor tidak menduga wanita masa lalunya, yang pernah meningalkannya sebelum bertunangan dengan Riska, tiba-tiba muncul di ruang kantornya.
Dengan cepat dia keluar dari ruang kantornya, dia tidak ingin berduaan dengan wanita itu di dalam satu ruangan.
Dan, sekarang di sinilah mereka, di taman pusat kota.
Victor sengaja mengambil tempat umum untuk bicara dengan wanita itu, agar dia bisa mengontrol emosinya, yang sudah tidak pernah lagi mengingat wanita itu.
Tapi, begitu mendengar wanita itu bercerita kenapa dia pergi waktu itu, Victor diam mendengarkan, menyimak apa yang membuat dia pergi ke luar negeri.
"Riska mengatakan kalau kalian punya hubungan, dan kamu lebih memilih dia, karena kalian sudah di jodohkan sedari kecil, jadi aku memilih pergi tanpa memberitahukan padamu!" kata wanita itu menjelaskan apa yang terjadi beberapa tahun belakangan, saat dia pergi meninggalkan Victor.
"Kamu jangan bicara sembarangan, Riska wanita yang lembut, tidak mungkin dia mengatakan hal seperti itu!" ujar Victor tajam.
"Victor, kamu tidak tahu Riska yang sebenarnya, dia itu jahat, dia bisa melakukan apa saja demi mempertahankan apa yang ingin di milikinya!"
"Tutup mulutmu, cukup sudah, kamu jangan memfitnah Riska!" sahut Victor marah.
"Baiklah, aku tidak membahas tentang Riska lagi, aku turut berduka atas kematian Riska!" kata wanita mendekatkan dirinya pada Victor, seraya menatap pria itu dengan penuh rasa rindu yang begitu dalam.
Sudah saatnya dia sekarang kembali mengejar cinta Victor, karena setahu dia, Victor sekarang sudah kembali sendiri lagi.
"Bagaimana dengan anak itu?" tanya wanita itu lagi.
"Apa katamu? anak apa? bicaramu keterlaluan! dia putraku, kamu seakan membicarakan putraku, seperti bukan putraku sendiri!" bentak Victor reflek bangkit dari duduknya, dia merasa wanita itu semakin merapat padanya.
"Dia anak yang di paksakan tertanam di rahim Riska, kamu sudah di bodohi wanita itu Victor, dia memberikan obat perangsang pada minumanmu malam itu, Riska menjebakmu, supaya kamu menikahinya!"
"Tutup mulutmu!!" bentak Victor dengan mata melotot marah kepada wanita itu.
"Victor! aku mengatakan kebenarannya padamu, Riska bukan wanita lembut seperti yang kamu lihat selama ini!"
"Cukup! pergi! mulai hari ini sampai selamanya jangan pernah muncul lagi di hadapanku, aku lelaki yang sudah menikah, tidak pantas lagi kamu datangi, atau bicara soal perasaan lagi padaku!" bentak Victor marah.
"A..apa katamu? menikah? bukankah Riska sudah meninggal, wanita mana yang sudah menjadi istrimu lagi?" tanya wanita itu panik.
"Aku tidak perlu menjawabmu, pergilah!" ujar Victor.
Victor pun berbalik berjalan meninggalkan wanita itu, yang masih kaget dengan kata 'sudah menikah'.
"Tunggu Victor!" wanita itu mengejar Victor.
Pria itu tidak mendengarkan panggilan wanita masa lalunya itu, dia terus saja berjalan dengan pikiran yang berkecamuk di kepalanya.
Kata-kata wanita tadi, menari-nari di kepalanya Victor, rasanya dia seperti seorang lelaki bodoh selama ini.
Apa yang sebenarnya telah terlewat, yang dia tidak ketahui, apakah ini hanya rasa cemburu wanita itu, sehingga dia mengatakan yang tidak masuk akal seperti itu?
Pikiran Victor begitu kacau, membuat dia ingin marah.
Tiba-tiba tanpa sengaja matanya, melihat seseorang yang di kenalnya sedang bersantai di bawah pohon besar di taman tersebut.
Mata Victor terbelalak melihat apa yang di lihatnya, seorang gadis muda yang sekarang, sudah berstatus menjadi istrinya, tengah bersantai bersama seorang lelaki.
Pemandangan itu sungguh tidak di percaya Victor, pemandangan yang membuat hatinya tiba-tiba begitu panas.
Victor melihat Debora berbicara, dengan santainya dengan seorang lelaki tampan.
Mereka terlihat begitu akrab, dan Debora terlihat tersenyum pada lelaki itu.
Sungguh pemandangan yang membuat dia tertegun tidak percaya.
Bersambung.....