NovelToon NovelToon
Bisikan Arwah Penasaran

Bisikan Arwah Penasaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Rumahhantu / Desas-desus Villa / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: Leona Night

Caroline Blythe Berasal dari keluarga Broken Home dengan ibu yang harus masuk panti rehabilitasi alkohol. Hidup sebatang kara tidak punya kerjaan dan nyaris Homeless.

Suatu ketika mendapat surat wasiat dari pengacara kakeknya bahwa beliau meninggalkan warisan rumah dan tanah yg luas di pedesaan. Caroline pindah ke rumah itu dan mendapatkan bisikan bisikan misterius yang menyeramkan.

Pada akhirnya bisikan itu mengantarkan dirinya pada Rahasia kelam sang kakek semasa hidup yang mengakibatkan serentetan peristiwa menyeramkan yang dialaminya di sana. Mampukah Caroline bertahan hidup di Rumah tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kerja Di Toko Kue

Caroline’s POV

Aku bersyukur malam itu aku bisa makan beberapa iris roti isi sosis dan minum teh panas dengan madu dan susu. Ya Tuhan aku bersyukur di tengah hujan deras yang kembali menghantam rumah tua yang dingin ini, aku masih bisa makan hingga kenyang.

Aku melihat ke arah luar jendela, jalanan di depan rumah kakek begitu sepi. Tak lupa aku pun segera minum obat anti depresan serta halusinasi yang diresepkan oleh dokter untukku. Moodku terasa stabil dan aku merasa sedikit segar. Mungkin karena gula darahku perlahan naik setelah aku minum dn makan tadi. Aku pun merasa nyaman, meski aku sangat kesepian.

Entah mengapa aku teringat kembali saat aku berada di London, di depan pagar cafe taman yang indah itu. Aku melihat Harry nampak lepas dan bahagia. Dia Seperti menikmati sorenya dengan gadis itu. Gadis dengan pakaian trendi dan kulit yang halus mulus. Rambutnya tertata dan wajahnya terlihat licin seperti porselen. Gadis itu melihat ke arah Harry dengan penuh antusias.

Tentu berbeda denganku si miskin dan tidak berpendidikan tinggi ini. Aku hanya lulusan SMA dan itupun ijazahku masih tertahan di sekolahku lima tahun lalu hingga kini, karena ibu tidak bisa melunasi hutang SPP.

Aku merasa bahwa ibu Harry ada benarnya. Sebagai Arsitek, tentu Harry lebih layak untuk mendapatkan gadis berpendidikan tinggi dari keluarga berada. Bukan sepertiku. Gadis dekil tidak berpendidikan yang kakeknya di cap pemuja iblis dan sekarang tinggal di rumah tua yang angker ini.

Seketika setelah batinku mengatakan itu, BLARRRR …..

Suara guntur yang sangat keras memecah keheningan malam. Kilat menyambar menerangi pekatnya malam yang basah karena hujan deras. Dingin tiba tiba menusuk. Datangnya begitu mendadak, membuat bulu kudukku meremang. Aroma Cedarwood kembali menyeruak. Aromanya sangat maskulin, tetapi menimbulkan sensasi hangat dan menenangkan.

Aroma Cedarwood yang menenangkan, ditambah dengan perut kenyang dan badan segar, membuatku ngantuk. Kantuk ini terasa begitu kuat sehingga aku tidak bisa lagi menahannya. Dengan berbantalkan tangan kursi Sofa aku pun tertidur entah berapa lama.

Aku bangun ketika rasa gerah menghampiriku. Ku buka mataku, dan ya memang aku masih ada di ruang tamu. Tapi…..ada sesuatu yang membuat bulu kuduk merinding. Aku tidur di Sofa beralaskan bantal dan berselimut tebal. Sejenak aku mengingat ingat lagi. Sejauh memory yang bisa aku putr kembali, aku tidak merasa mengambil bantal dan guling dari tempat tidurku untuk aku gunakan di sofa ini. Tetapi..mengapa aku tidur menggunakan dua benda yang seharusnya tertata rapi di tempat tidurku. Aneh.

Namun aku tidak punya waktu untuk memikirkannya. Hari sudah mulai pagi. Aku harus segera masak sarapan untuk diriku sendiri dan berangkat kerja ke Toko Kue nenek Luisa.

Aku berjalan ke arah dapur, bersih dan tertata rapi. Padahal seingatku, semalam aku membuat teh dan madu serta sedikit susu. Tapi mengapa semua cangkir dan gelas berada di tempatnya? Mengapa tidak ada gelas yang berserakan? Bahkan tas yang berisi kue dan kebutuhan Rumah tangga yang aku temukan kemarin pun rapi tertata. Aku memukul kepalaku dan bergumam pads diriku sendiri, “ayolah caroline sadar!” Mungkinkah ini pengaruh obat yang aku minum, sehingga ada fragmen kehidupanku kemarin malam yang terhapus dari memory. Ah entahlah, aku pun masak seadanya , lalu makan, setelah itu bergegas pergi ke Toko Roti Nenek Luisa.

*****

Nenek Luisa mengambil kue yang sudah matang dari dalam Oven. Dia lalu meletakkannya pada nampan untuk kemudian ditata dan masuk dalam showcase. Caroline nampak baru saja memasuki pintu depan toko kue itu. Bergegas dia mengambil sapu untuk menyapu toko kecil yang sudah tutup seminggu lamanya. Tak lupa dia juga mengepel dan membersihkan semua etalase dan kursi pengunjung.

Willy, cucu nenek Lusia bertanya sambil berbisik pada neneknya.

“Nek, mengapa nenek menerima Caroline bekerja di sni? Mengapa tidak cari yang NORMAL saja,” tanyanya

“Apa maksudmu dengan NORMAL?”

“Nenek dengar sendiri cerita tetangga kita kemarin, mereka menolak gadis itu bekerja di tempat mereka karena dia cucu Reginald yang terkenal dengan penyembah setan di desa ini. Rumahnya saja berhantu begitu. Sementara gadis itu dengan tenangnya tinggal di sana.”

‘Willy, Caroline tidak punya pilihan lain. Jangan samakan dia dengan kakeknya Reginald. Kasihan anak itu, lihat bajunya sangat lusuh, wajahnya kuyu seperti bunga yang layu. Dia masih seusia denganmu lho. Kasihan, ibunya masuk panti rehab alkohol, mereka terusir dari apartemen mereka karena tidak kuat bayar. Untung seorang pengacara menemukan data ahli waris Reginald, dan segera mengurus penyelesaian akta hibah pada Caroline. Jika tidak, mungkin anak itu akan tidur di jalanan dan jadi gelandangan,”

Willy memperhatikan Caroline dari jauh. Semakin dia perhatikan, semakin iba dan timbul rasa belas kasihan pada Caroline.

“Hai, Caroline, salam kenal, namaku willy, aku cucu nenek Luisa. Aku bekerja di sini sebagai kasir’ ujar willy seraya mengulurkan tangannya ke arah Caroline.

“Salam kenal Willy, aku merasa senang bisa bekerja bersama kalian. Tanpa bantuan nenek Luisa aku tidak tahu lagi aku harus kerja dimana. Kemarin saja saat aku mau beli berbagai kebutuhan Rumah tangga, pemilik toko di sekitar sini semua menolakku hanya karena aku tinggal di rumah kakek Reginald”

“Apakah kau pernah bertemu kakek mu? “ tanya Willy

“Tidak pernah, bahkan wajahnya baru aku ketahui melalui lukisan yang terpampang di ruang tengah rumah kakek.”

“Kau tidak perlu resah Caroline, kamu bisa belanja untuk kebutuhan rumahmu lewat usaha kami. Biasanya aku yang belanja ke kota untuk keperluan toko. Nanti kita bisa pergi sama sama ke london untuk membelinya,”

“Terimakasih Willy kau sangat baik,’

Berdua mereka megurus toko kue hari itu. Amelie melayani pembelian dan Willy yang memegang pembayaran kasir. Tak terasa waktu berlalu, dan tibalah waktu tutup toko kue. Caroline kembali menyapu dan mengepel seluruh ruangan toko lalu membuang sampahnya setelah itu dia merapikan celemeknya dan pamit undur diri.

“Bawalah ini bersamamu Caroline,” Ujar nenek Luisa sambil memasukkan kue kue hangat dan minuman jahe ke dalam tas khusus untuk dibawa Caroline.

“Terimakasih nek,” ujar Caroline

Setelah itu Caroline segera bergegas pulang dengan hati gembira Walaupun badanya terasa luluh lantak karena kelelahan.

*****

Sampai di rumah, Caroline membuat air panas untuk mandi. Diisinya bath up dan kemudian dicampur dengan air panas yang tadi dia masak. Berendam dalam Bath up setelah kerja seharian sungguh merupakan surga bagi Caroline. Tetapi dia tahu, kebiasaan mandi air hangat macam ini termasuk kegiatan mahal yang harus dikendalikannya dengan baik, agar uangnya tidak habis hanya untuk bahan bakar.

Setelah mandi Caroline segera masuk ke dalam kamarnya. Dia ingin segera tidur. Baru saja dia meletakkan kepalanya ke atas bantal, dia mendengar seperti langkah kaki mendekati kamarnya. Tap …tap…tap

Caroline terkesiap. Dia merasa heran. Bukankah seharusnya dia seorang diri di rumah itu, lalu langkah kaki siapa yang mendekati pintu kamarnya? Caroline masuk ke dalam kolong kasurnya dan melihat ada bayangan seperti sosok seseorang yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya. Badan Caroline seperti membeku. Siapa itu? Apakah maling?

Namun tak lama bayangan hitam yang telihat dari celah pintu bawah itu menghilang entah kemana, seperti menguap di udara. Caroline bernafas lega. Segera dimatikannya lampu kamarnya dan caroline pun meringkuk diatas tempat tidurnya dengan selimut menutup sekujur tubuhnya.

*******

1
Cellicia gisella
ceritanya bagus dan seru
een sena
Caroline lebih baik berteman dng hantu klw bisa membuatmu nyaman ya👍🏻
een sena
saya suka cerita nya Thor bikin penasaran tolong jangan lama2 lanjutannya👍🏻👍🏻♥️♥️♥️
Leona Night: Jangan lupa bintangnya kakak/Heart//Pray/
Leona Night: Terimakasih...saya usahakan update tiap hari. support terus yaaa/Heart/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!