Yang bocil minggir dulu ya🙃
Sinopsis 👇
Mina tidak tahu ada apa dengan hubungan kakak dan kakak iparnya. Di luar mereka tampak baik tapi sebenarnya mereka menyembunyikan sesuatu.
Berawal dari penasaran, Mina memutuskan menyelidiki keduanya. Ternyata benar. Di apartemen tempat tinggal mereka, mereka bahkan tidur terpisah. Mina yang dasarnya mulut ember itu ingin melapor ke mamanya. Sayangnya sebelum berhasil, ia ketahuan oleh Foster, kakak iparnya.
Dan yang tidak pernah Mina duga, Foster malah memaksanya bermain api dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 26
"Mina, kamu sudah bangun? Tolong panggilin kak ipar kamu di atas ya. Bilangin kalo sarapannya udah siap." pinta Iren ketika Mina muncul di dapur dengan muka bantalnya. Ia pasti baru bangun dan turun ke dapur untuk minum.
"Mina, kamu denger kakak kan?" Sekali lagi Iren memastikan karena adiknya tidak menyahut sama sekali. Bukan sengaja wanita itu menyuruh Mina, alasan utama adalah dirinya yang terlalu malas. Apalagi kan sekarang Mina pasti jauh lebih dekat dengan suami kontraknya itu. Walau mereka masih berhubungan diam-diam, karena Foster masih menikmati bermain-main dengan adiknya.
Mina menatap Iren. Wajahnya keberatan tapi tentu gadis itu tidak bisa menolak. Ia tidak enak menolak permintaan kakaknya.
"Baik kak," akhirnya ia hanya bisa menurut. Hitung-hitung ia bisa melihat wajah kakak iparnya sebangun tidur. Pasti tidak setampan ketika pria itu habis mandi dan berpakaian rapi. Mina tentu ingin cari kekurangan di wajah dan tubuh sempurna sang kakak ipar. Pasti ada kan biar hanya sedikit?
Sementara kak Iren menyiapkan sarapan, ia naik ke lantai atas.
Tok tok tok
Ia mengetuk pintu kamar Foster, tapi tak ada jawaban.
Tok tok tok
Mina mengetuk sekali lagi.
"Buka saja pintunya kalau kakak ipar kamu nggak denger. Kalau masih tidur, sekalian bangunin!" seru Iren dari bawah.
Sebelum membuka pintu kamar Foster, banyak pertanyaan berkelabat dalam benak Mina. Banyak yang aneh menurutnya. Tapi nanti saja kalau ia dan kak Iren lagi berdua baru dia tanya. Ia pun memasuki kamar Foster.
Pria itu masih tidur. Pantas tidak dengar waktu dia mengetuk tadi. Kata kak Iren kalau kakak iparnya masih tidur, sekalian aja bangunin. Mina berjalan mendekati ranjang pria itu. Gadis itu tiba-tiba tercengang, dibuat terpesona dengan wajah Foster.
Ya ampun, tampan sekali. Padahal ia berniat mencari kekurangan fisik laki-laki itu. Namun sepertinya kak Foster tidak memiliki kekurangan sedikitpun di fisiknya. Fisiknya sempurna, hanya otaknya yang sedikit bermasalah.
Mina lebih mendekat bersiap-siap membangunkan pria itu, tapi ...
Sesuatu yang lebih menarik mengalihkan fokusnya.
Ternyata kak Foster tidak mengenakan apapun selain boxer pendeknya yang sangat ketat sehingga mencetak benda panjang itu. Pria itu tertidur pulas, tapi anehnya benda panjang itu sudah berdiri menjulang ke atas. Apakah milik semua pria selalu berdiri di pagi hari begini? Mina berpikir keras. Ia tidak tahu karena bukan orang yang mempelajari ilmu biologi dan gitu-gituan. Itu sebabnya ia jadi penasaran sendiri.
"Apa yang kau lakukan dikamarku?" suara bas Foster mengagetkan dia. Mata Mina berkedip-kedip. Kapan pria itu bangun? Semoga saja ia tidak sadar kalau Mina sedang mengamati milik lelaki itu sejak tadi. Bahkan merasa penasaran.
"Aku ... Em, kak Iren nyuruh aku manggil kak Foster buat sarapan. Tadi aku ketuk pintu tapi nggak dibuka-buka sama kakak, jadi aku langsung masuk aja. Karena kak Foster udah bangun, cepat turun sarapan sebelum dingin. Aku pergi!" seru Mina lalu secepat kilat berlari keluar kamar itu saking gugupnya. Kalau laki-laki itu tiba-tiba menariknya ketempat tidur kan nggak lucu.
Foster kebingungan masih setengah mengantuk. Ia mengucek-ucek mata kirinya sambil menguap lebar, lalu bangun dari posisi tidur dengan pandangan terus mengarah keluar pintu. Mina sudah hilang dari pandangan matanya. Saat pikiran melayang Foster akibat baru bangun tidur telah kembali, matanya turun ke bawah. Ternyata ia hanya mengenakan boxer.
Pria itu tertawa pelan. Pasti Mina malu melihat tubuh sexy-nya di pagi hari. Gadis itu pasti salting kan dengan tubuh indahnya? Kalau begitu, dia harus terus berolahraga untuk membentuk tubuh yang lebih indah dan kekar, demi kepuasan Mina nantinya saat mereka berhubungan badan. Biar bagaimanapun, keperkasaan pria di atas ranjang adalah salah satu point penting.
***
"Kau sibuk hari ini?" Iren menatap Foster yang fokus mengunyah makanan. Hanya mereka berdua di meja makan. Mina sudah pergi sejak tadi. Katanya ada yang mau ia urus dikampus pagi ini, dia minta Iren bilang ke Foster untuk memberitahu Laya kalau dia ijin, hari ini dia akan kekantor siang nanti.
"Kenapa?"
"Ayahku ingin bertemu. Ia ingin membahas mengenai kerjasama perusahaan." kata Iren. Wajah keduanya berubah serius. Mereka sangat serius kalau sudah membahas pekerjaan.
"Aku akan ke kantor kalian nanti siang." balas Foster. Iren mengangguk.
"Oh ya, aku dengar ada masalah dengan perusahaanmu semalam, apa itu benar?"
"Masalahnya sudah selesai. Tidak usah dibahas lagi. Itu hanya masalah kecil." sahut Foster malas. Apalagi semua masalah perusahaan mereka sudah kembali seperti sedia kala, apa lagi yang perlu dibahas coba.
"Tapi aku dengar Mina juga terlibat di dalamnya." kata Iren. Foster mengangkat wajah menatapnya.
"Laya cerita padamu?" tanya pria itu. Iren mengangguk. Dasar Laya mulut ember.
"Bukan salahnya. Aku tidak menyalahkan adikmu."
"Justru karena kau marah besar pada semua karyawanmu dan bersikap biasa-biasa saja pada Mina yang akan menjadi masalah nantinya." decak Iren. Ia tahu sekali jenis-jenis orang macam apa yang bekerja dikantor. Dulu waktu magang dikantor orang lain pun begitu, banyak yang toxic. Merasa tersaingi dan terus mencari cela merusak nama baiknya. Itu alasannya Iren lebih senang bekerja di perusahaan keluarga mereka sekarang. Biar orang-orang tidak sembarangan.
"Apa maksudmu Iren?" Foster menatapnya tajam.
"Orang-orang itu pasti akan mengira kau pilih kasih dan menggosipkan adikku."
"Jangan terlalu berpikiran negatif. Tapi kau tenang saja, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Mina." Tentu apa yang Iren pikirkan sudah lebih dulu dipikirkan oleh Foster. Ia tahu perlakuan tidak baik Dian pada Mina, dan pria itu tidak mungkin diam saja. Dian harus diberi peringatan. Mengenai karyawan lain, kalau memang dari mereka pun ada yang kedapatan berbuat tidak baik ke Mina, Foster tidak akan diam saja.
"Aku harap kau bisa pegang janjimu." setelah mengatakan itu, Iren meninggalkan meja makan. Meninggalkan Foster yang sibuk dengan pikirannya sendiri. Sepertinya ia harus menambah banyak cctv tersembunyi di sudut-sudut kantor, biar kalau ada yang macam-macam sama Mina bisa ketahuan. Betul, pasang cctv memang tindakan yang benar.
lanjut
lanjut
lanjut
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣