NovelToon NovelToon
SECOND WIFE

SECOND WIFE

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Berbaikan
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Moena Elsa

Terdengar suara 'sah' menyeruak ke dalam gendang telinga, seolah menyadarkan aku untuk kembali ke dunia nyata.
Hari ini, aku sah dipersunting oleh seorang Aleandro. Pria dingin dengan sejuta pesona. Pria beristri yang dengan sengaja menjadikan aku sebagai istri kedua.
Istri pertamanya, Michelle bahkan tersenyum manis dan langsung memelukku.
Aneh, kenapa tidak terbersit rasa cemburu di hatinya? Aku kan madunya?
Tanya itu hanya tersimpan dalam hatiku tanpa terucap sepatahpun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perang Dingin Berlanjut

Andine tersentak bangun saat ada yang menarik paksa selimut yang menutupi tubuhnya.

"Hei... Bangun!" teriak Michelle saat pagi buta.

"Ini masih gelap nyonya," timpal Andine dengan rasa malas menyergap. Apalagi badannya masih menuntut istirahat, setelah tengah malam tadi Aleandro kembali menghampiri dan mengajaknya senam ranjang.

"Rumah ini bukan penampungan, kalau mau sesuatu kerja dulu," Michelle menarik lengan Andine.

Andine yang hanya mengenakan tank top dan hot pant membuat netra Michelle menajam. Banyak sekali bekas tanda-tanda kemerahan di sana.

"Cih, dasar penggoda," emosi Michelle naik ke ubun-ubun.

"Bukankah anda sendiri yang memintanya? Harusnya sadar diri dong apa konsekuensinya," sindir Andine.

"Tak akan kubiarkan kamu merusak rumah tanggaku sialan," umpat Michelle.

Andine melenggang ke kamar mandi, meninggalkan Michelle yang berdiri dengan geram.

'Aku berasa jahat banget ya sama dia? Aku seperti seorang pelakor, perusak rumah tangga orang,' batin Andine merasa bersalah.

Andine keluar dan Michelle masih menunggunya.

"Sekarang pergilah ke pantry. Kalau kamu merasa jadi istri, siapkan sarapan kita," suruh Michelle.

"Loh, bukankah anda juga seorang istri?" Andine tak terperdaya.

"Ingat, kalau bukan karena persetujuanku. Kamu tak akan jadi istri Aleandro," kata Michelle ketus.

Perseteruan kedua wanita itu berlanjut sampai Aleandro turun makan.

Dengan sengaja untuk memanas-manasi Andine, Michelle mengambilkan nasi beserta lauk ke piring sang suami.

"Makasih," kata Aleandro sambil melirik Andine yang diam tak merespon.

Melihat piring Andine yang masih kosong, Aleandro mengambilkan nasi plus lauk yang sama dengan dirinya.

"Makanlah! Pasti energi kamu terkuras habis semalam," kata Aleandro membuat pipi Andine memerah seperti tomat.

Michelle mencibir melihat realita di depannya.

'Kalau gini, nasib ku sebagai istri pertama bisa terancam nih. Pelan-pelan aku harus bisa mengalihkan semua aset menjadi atas namaku. Tapi bisa nggak ya tanpa persetujuan Aleandro,' batin Michelle bergejolak.

"Dasar manja," olok Michelle dengan mata menatap tajam ke arah Andine. Aura permusuhan nampak jelas di sana.

"Kamu ini kenapa?" Aleandro menghentikan suapan dan menatap Michelle.

"Nggak kok. Makanannya enak nggak sayang?" sengaja suaranya dibuat semanja mungkin di hadapan Aleandro.

"Hhhmmm enak kok," kata Aleandro jujur.

"Mulai hari ini aku belajar masak loh. Dan ini lah hasilnya," kata Michelle membanggakan hasil jerih payah Andine.

'Cih, dasar muka tembok. Siapa yang masak siapa pula yang mengakui,' kata Andine dalam hati.

Aleandro melirik Andine.

"Oh ya?" tanggap Aleandro dingin.

Aleandro mana percaya, sejak awal menikah Michelle tak pernah turun ke dapur. Jangankan memasak, mengambil air minum saja dia pasti menyuruh bibi.

Aleandro beranjak setelah menyelesaikan sarapan.

"Aku pergi!" pamitnya.

"Iya sayang. Hati-hati di jalan. Love you," kata Michelle dengan genit sambil melirik Andine yang masih meneruskan makan.

Aleandro pergi dianter oleh Michelle sampai pintu depan.

Michelle kembali melenggang mendekati Andine.

"Kalau sudah selesai, bersihkan semuanya! Jangan minta tolong sama bibi, bibi aku suruh bersihin kamarku yang berantakan," kata Michelle.

Andine menghela nafas panjang.

"Kamu pasti tahu lah kenapa berantakan? Semalam Aleandro minta jatah sampai berulang kali. Maklumlah, hampir dua minggu Aleandro aku tinggal," kata Michelle sengaja mengkonfrontir suasana hati Andine agar Andine terbakar cemburu.

Andine diam. Mana mungkin beberapa ronde, Aleandro bahkan baru keluar dari kamar Andine sesaat sebelum Michelle datang. Tangan kokoh Aleandro memeluk perut Andine semalaman.

Andine berlalu pergi tanpa berucap apapun.

"Sialan. Apa dia tak mendengarkanku," umpat Michelle.

Michelle kesal, karena semalam dianggurin Aleandro. Aleandro baru balik ke kamar utama saat pagi menjelang. Dan itu disadari oleh Michelle.

Michelle menganggap Aleandro ketiduran di ruang kerja. Tapi saat melihat penampilan Andine saat bangun tidur tadi membuat Michelle ingin menepis pikiran jelek dari otaknya.

"Oh nggak mungkin," Michelle geleng kepala.

Andine membereskan meja makan, bukan karena menuruti perintah Michelle. Tapi karena tak nyaman saja, jika meja makan berantakan. Tak sedap dipandang, menurut Andine.

Setelah makan, Andine berniat jalan pagi memutari komplek.

Bosan juga di rumah terus tanpa gerak. Otot berasa kaku semua.

"Mau kemana nona? Apa anda sudah ijin tuan muda," sapa sang penjaga gerbang.

"Harus ijin ya paman?" tukas Andine. Pikirnya, jalan-jalan dekat rumah kenapa musti ijin.

"Sebaiknya begitu nona," tukas penjaga.

Andine balik kanan, karena tadi tak membawa ponsel.

Saat balik, terdengar sayup-sayup suara Michelle sedang menelpon seseorang.

"Iya sayang, ntar aku transfer. Sabar dikit napa?" kata Michelle.

Michelle bicara sama siapa? Andine tak ingin memperdulikan itu. Toh itu bukan urusannya. Andine balik karena cuman ambil ponsel.

Tut... Tut....

Sampai tiga kali panggilan tak terangkat.

Andine mengirimkan pesan buat Aleandro, ijin jika dirinya ingin jalan-jalan sekitaran komplek.

Panggilan dari Aleandro memenuhi layar ponsel Andine.

"Halo," sapa Andine.

"Kalau jalan-jalan ajak salah satu anak buahku untuk temenin. Jangan pernah pergi sendirian. Ingat itu!" tegas Aleandro.

"Hah?" Andine bengong.

Ngapain pakai pengawal, yang ada malah bikin tak nyaman. Hello, Andine sudah terbiasa mandiri bos. Tolak Andine dalam hati.

"Tak ada pengawal artinya tak ada jalan-jalan," ancam Aleandro seakan mengerti jalan pikiran Andine.

"Hhhmmm, oke lah," jawab Andine dengan hati berat.

'Seperti orang penting saja, pergi pakai pengawalan segala,' kata hati Andine bermonolog.

Andine pergi dengan diikuti dua pengawal pria di belakangnya.

Andine berjalan memutari komplek.

"Kawasan mewah memang beda? Setiap rumah pasti ada securitynya," gumam Andine.

"Tapi ada nggak ya yang jualan cilok? Sepi banget nih jalan?"

Capek berkeliling, Andine duduk di sebuah poskamling yang lebih mirip gazebo. Pohon rindang, angin sepoi-sepoi menambah hawa segar.

"Nona, sebaiknya istirahat di rumah saja," kata salah satu orang yang mengikuti Andine.

"Hhmmm bener juga. Capek juga nih kaki," tukas Andine terkekeh.

Di ujung jalan menuju rumah, Andine melihat sebuah mobil terparkir tepat di depan kediaman Aleandro.

Berikutnya Andine melihat Michelle yang berjalan terburu dan memasuki mobil.

"Bukannya itu nyonya Michelle?" tanya Andine.

"Mau pergi kemana? Sama siapa?" sejuta tanya dalam benak Andine.

"Kenapa Nona?" tanya pengawal saat Andine menghentikan langkah memperhatikan mobil yang ditumpangi Michelle lewat.

"Oh, nyonya Michelle? Nyonya biasa pergi saat tuan sedang kerja. Biasa Nona, ngabisin uangnya tuan," kata pengawal itu terkekeh.

Andine bisa melihat orang yang bersama Michelle karena kaca mobil sedikit terbuka, sesosok pria muda.

Sosok yang tak asing. Tapi siapa? Andine berusaha mengingat-ingat.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Makasih author ucapin, buat yang masih setia stay tune on my novel.

Dukungan para readers berbanding lurus dengan suksesnya karya ini. Thanks

1
Sri Astuti
wah.. mencurigakan.. jgn smp itu suruhan kecele
Sri Astuti
alhamdulillah. ikut senang sist sdh lolos uji..
Aleandro mmg hrs main rapi dan lembut klo mo jatuhin Kecele..
Tania Luvia
smoga aman guyssss, tak terjadi apa-apa pada bumil
Tania Luvia
Tetap semangat menggapai asa thor 🤘🏻
Sri Astuti
waduh licik kali itu si Kecele
Sri Astuti
baguslah..seludiki tuntas.. Nicky rupanya cari jln pintas dekatin Kecele..
siapa kira² tg tabrak Andine
Sri Astuti
bintangnya ga muncul sist..
ya ampuun ternyata Nicky jg gigolo🤭
Tania Luvia
aku dukung thor
Tania Luvia
karya pertama yang aku baca
Bos Genk
siapa Nicky?
Jengendah Aja Dech
❤️
Inay
💪
Bos Genk
semoga baik-baik saja
Sri Astuti
kok dibuat spt itu si Andine.. knapa ga kecele aja yg ditabrak
Sri Astuti
waduh.. bisa² keguguran deh
Bos Genk
Andine kenapa?
Sri Astuti
kan sdh kubilang.. buang ke laut tuh cewek matre yg cm moroti duitmu..🤣🤣
Sri Astuti
kok familier sama Andien.. siapa cowok yg pergi sama Kecele.. jgn² Nicky.. masa sih?
Sri Astuti
Kecele itu dibuang ke laut saja..
lama² Aleandro lrngket dan bucin sama Andine
eva mutia
♥️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!