NovelToon NovelToon
PENGANTIN MERAH : KUTUKAN BUNGA MAWAR

PENGANTIN MERAH : KUTUKAN BUNGA MAWAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Doni arda

Deskripsi:
Di sebuah ruang sunyi yang dihiasi mawar merah dan lilin-lilin berpendar redup, seorang pengantin dengan gaun merah darah duduk dalam keheningan yang mencekam. Wajahnya pucat, matanya mengeluarkan air mata darah, membawa kisah pilu yang tak terucap. Mawar-mawar di sekelilingnya adalah simbol cinta dan tragedi, setiap kelopaknya menandakan nyawa yang terenggut dalam ritual terlarang. Siapa dia? Dan mengapa ia terperangkap di antara cinta dan kutukan?

Ketika seorang pria pemberani tanpa sengaja memasuki dunia yang tak kasat mata ini, ia menyadari bahwa pengantin itu bukan hanya hantu yang mencari pembalasan, tetapi juga jiwa yang merindukan akhir dari penderitaannya. Namun, untuk membebaskannya, ia harus menghadapi kutukan yang telah berakar dalam selama berabad-abad.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27: KABUT YANG MENYELIMUTI

Pagi itu, dunia terasa terbungkus dalam kabut yang sangat tebal.

Setiap langkah yang diambil oleh Raka dan teman-temannya seakan terperangkap di antara dunia yang sudah dikenal dan dunia yang penuh dengan kemungkinan tak terduga. Kota yang mereka temui pagi itu—yang telah hancur dalam sekejap—sekarang terlihat lebih sunyi dari sebelumnya. Hancur dan terlupakan oleh mereka yang masih hidup, seolah bencana itu hanyalah awal dari sesuatu yang lebih besar, lebih menakutkan.

Mereka berjalan perlahan di jalanan yang dipenuhi reruntuhan, mata mereka waspada pada setiap sudut yang bisa menyembunyikan bahaya. Di sekeliling mereka, hanya ada hening, seperti dunia sedang menunggu sesuatu. Kabut yang menyelimuti jalanan memberi kesan seakan waktu berjalan lebih lambat dari biasanya, membuat ketegangan semakin terasa. Raka merasa ada yang mengintai mereka. Sesuatu yang lebih buruk daripada apapun yang pernah mereka lawan sebelumnya.

"Ini lebih buruk daripada yang aku bayangkan," kata wanita penjaga itu, suaranya penuh dengan kesedihan. "Kegelapan ini... bukan hanya kekuatan fisik, tapi ada sesuatu yang lebih dalam dari itu."

Raka menatapnya, hatinya dipenuhi dengan rasa cemas. "Kita harus mencari tahu siapa yang ada di balik ini."

Mereka tiba di pusat kota yang telah hancur, di mana mereka menemukan lebih banyak bukti kehancuran. Rumah-rumah yang terbakar, pohon-pohon yang layu dan tak berdaun, serta jejak-jejak kaki makhluk yang tak terduga, menambah ketakutan di hati mereka. Raka mendekati salah satu reruntuhan yang tampak berbeda—sebuah altar kuno yang terbuat dari batu hitam. Batu-batu ini serupa dengan batu hitam yang mereka hancurkan di kuil sebelumnya, namun tampaknya lebih kuat, lebih tua.

"Ini... ini bukan hanya batu biasa," pria tua itu berkata, memeriksa permukaan batu dengan cermat. "Ini adalah sumber dari segala sesuatu. Batu ini bisa menjadi kunci untuk semua ini."

Tiba-tiba, dari balik kabut, mereka mendengar suara langkah kaki. Masing-masing dari mereka langsung siaga, menarik senjata mereka, siap menghadapi ancaman apapun yang datang. Namun, yang muncul dari kabut bukanlah musuh yang mereka kenal. Melainkan sosok yang tak terduga—seorang wanita muda dengan wajah yang tampak pudar, seakan-akan bagian dari kabut itu sendiri.

"Kalian akhirnya sampai juga," kata wanita itu dengan suara pelan, namun tajam. "Aku sudah menunggu kalian."

Raka memandangnya dengan penuh kewaspadaan. "Siapa kamu?"

Wanita itu tersenyum tipis, meskipun senyumnya tampak kosong. "Aku adalah bagian dari semua ini. Aku adalah bagian dari kabut yang menutupi dunia ini. Dan aku tahu alasan kalian datang ke sini."

"Kabut?" tanya pria tua itu, membungkuk sedikit untuk lebih mendekatkan diri pada wanita itu. "Apa maksudmu dengan kabut?"

Wanita itu menatapnya dengan mata yang tampak jauh, seolah memandang masa depan yang tak terjangkau. "Kabut ini bukan hanya sebuah penyamaran, atau penghalang. Ia adalah manifestasi dari apa yang kita takuti, dari apa yang kita lupakan. Ia adalah kegelapan dalam bentuk lain—dan kini, ia sedang berkembang."

Raka merasa sebuah kilatan ketakutan di dalam dirinya. "Kegelapan yang kami hancurkan belum berakhir."

Wanita itu mengangguk pelan. "Kegelapan itu masih ada, lebih kuat daripada sebelumnya. Dan kini, ia memanifestasikan dirinya dalam bentuk yang lebih halus, lebih sulit untuk dibasmi."

Pria tua itu menggerakkan tangannya dengan gelisah. "Apa yang harus kita lakukan? Kami datang untuk menghentikan semua ini!"

"Tidak ada yang bisa menghentikan kabut," wanita itu menjawab dengan suara yang berat. "Kalian hanya bisa memilih untuk bertahan hidup atau menjadi bagian darinya."

Kata-katanya menghantam mereka seperti petir. Raka merasa dunia seakan mengguncang di bawah kakinya. Jika kabut ini adalah kegelapan yang lebih besar, lebih dalam, mereka mungkin tidak bisa menghadapinya seperti sebelumnya. Mereka harus mencari tahu bagaimana cara untuk menghapusnya, tetapi itu tidak akan mudah.

Tiba-tiba, sebuah suara bergema di sekitar mereka, suara yang berasal dari dalam kabut, yang tampaknya datang dari segala arah sekaligus.

"Kalian tidak akan menang. Kegelapan ini telah menguasai dunia. Tidak ada yang bisa melawannya."

Suara itu terasa begitu kuat, begitu memaksa, seakan menembus ke dalam jiwa mereka. Raka menggertakkan giginya, berusaha menenangkan ketakutan yang perlahan menguasainya. Di sekeliling mereka, kabut itu mulai bergerak, seakan-akan memiliki kehidupan sendiri. Rasa takut semakin menyelimuti udara, dan Raka bisa merasakan kehadiran sesuatu yang lebih besar, lebih mengerikan dari apapun yang pernah dia hadapi sebelumnya.

"Jangan biarkan kabut itu menguasai kita," kata wanita penjaga itu, suaranya tegas namun dipenuhi ketakutan yang mendalam. "Kita harus bertahan. Kita harus melawan."

Namun, meskipun wanita itu berbicara dengan keyakinan, Raka bisa merasakan bahwa bahkan dia pun mulai ragu. Kabut ini bukan sesuatu yang bisa dihadapi dengan kekuatan biasa. Mereka harus mencari cara untuk menanggulangi ancaman ini, tapi di mana mereka bisa menemukan jawaban?

"Kita harus kembali ke tempat yang pertama kali kita temui kekuatan ini," kata pria tua itu, tiba-tiba mendapatkan sebuah ide. "Tempat yang penuh dengan energi gelap. Di sana, kita mungkin bisa menemukan jawabannya."

Raka mengangguk, meskipun hatinya penuh keraguan. Jika kabut ini lebih dari sekadar kegelapan, mereka mungkin harus menghadapi kekuatan yang lebih hebat dari apapun yang bisa mereka bayangkan.

1
Airin Livia
bagus. semangat thor! 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!