Desclaimer : Cerita ini tema pernikahan, di tujukan untuk yang sudah cukup umur atau sudah menikah yah.
Di hari pernikahannya Ayla memilih pergi dan tak ingin menikahi laki-laki yang dia cintai.
Tapi dia tak menyangka,akhirnya tunangannya malah memilih menikahi kakaknya sendiri.
Sejak saat itu, Ayla pikir kisah cintanya sudah berakhir. Dan berusaha menghapus semua rasa cintanya pada lelaki itu.
Tapi, ternyata laki-laki yang sudah menjadi kakak iparnya itu tidak berhenti mengejarnya.
Bagaimana bisa dia kembali mencintai pria yang sudah memilih wanita lain, bahkan sudah menjadi kakak iparnya itu.
Bisakah Ayla benar-benar terlepas dari kakak iparnya. Ataukah dia akan memilih mengembangkan sisa-sisa cintanya pada kakak iparnya?
Baca kisah mereka, dalam novel.
"Di Kejar Kakak Ipar"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss HF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Juann& Ayla :Goyah
"Kenapa, aku harus sakit hati dia bersama wanita lain? Itu bukan urusanku." Batin Ayla.
Setelah pergi dari rumah Juan terakhir kali, Ayla yang kembali ke kantor, menatap keluar jendela kantornya.
Dari lantai atas, dia melihat ke bawah, ke jalanan yang setiap hari dia lewati.
Terjadi kecelakaan, ada kebakaran, ada mobil polisi dan ambulan yang juga lalu lalang. Semua hiruk pikuk yang sudah sering dia lihat.
Memikirkan kata-kata yang diucapkan Juan. Dimanapun, kapanpun, semua orang hidup dalam kekhawatirannya masing-masing.
"Apa aku yang terlalu berlebihan, memimpikan kehidupan normal? Normal yang seperti apa?" Batin Ayla.
Sering menghabiskan waktu dengan Juan, mungkin sudah sedikit merubah pandangannya. Tapi, ternyata Ayla juga wanita yang keras kepala dan berpendirian kuat.
Beberapa bulan, dia susah mencoba mengencani beberapa pria. Tapi tak ada satupun yang membuat hatinya bergetar
Sampai, hari itu dia melihat Juan di hotel bersama seorang wanita . Entah kenapa hatinya terasa perih.
Dia bingung memilih menyapa Juan berpura-pura tak terjadi apa-apa antara mereka. Ataukah mengabaikannya seolah tak mengenalnya?
Melihat tangannya yang melingkarkan tangan di pinggang wanita itu, Ayla memilih mengabaikannya.
Sesampainya di rumah di langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur, dia tak ingin kembali ke kantornya. Diruangan itu ada bayangan Juan yang datang setiap pagi membersihkan dan mengganti perbannya.
"Apa kamu mau bibi kenalkan pada seseorang?" Tanya Bibi Linda lagi, membuyarkan lamunannya tentang waktu yang dia lewati bersama Juan.
"Apa dia ganteng?" Tanya Ayla datar.
"Kenapa kamu gak bersemangat?" Tanya Linda.
"Entahlah... Aku hanya ingin menemui laki-laki yang membuatku terbakar, bersemangat dan menggebu-gebu." Jawab Ayla masih tak bersemangat.
Linda menghela kasar.
"Jika dia begitu membuatmu berapi-api kenapa menolaknya? Kalian sama-sama saling menyukai. Dan kamu juga terbiasa dengan kehidupannya. Bukankah bagus keluarga kita semakin meluas." Ucap Linda.
Di antara keluarga hanya Linda tau, sementara dia belum ingin memberitahu mama, papanya dan juga Ayra yang selalu sibuk. Lagipula dia tak ingin keluarganya tau.
"Entahlah Bi. Bagaimana kalau kita punya anak? Seperti aku yang harus bersembunyi, kak Ayra yang sering di culik? Dan aku yakin, Juan juga pasti pernah mengalaminya. Dan Membayangkan hal itu, sudah membuatku ngeri dan lelah." Ucap Ayla menutup wajahnya dengan bantal.
"Kalau begitu, temui laki-laki ini. Bibi sudah memeriksa latar belakangnya dan juga semua keluarganya." Ucap Linda mengeluarkan sebuah foto.
Ayla lalu bangun melihat foto yang di berikan Linda.
"Hemmm... Woow... Dia lumayan tampan." Ucap Ayla.
"Lumayan? Kamu bilang lumayan?" Linda tak bisa berkata-kata. Karena laki-laki yang ingin dikenalkan sangat tampan.
Keesokan harinya, Ayla bertemu dengan pria tampan itu. Dia gagah dan juga berkarisma. Duduk dengan kacamatanya di sebuah kafe terbuka sambil menyeruput kopinya.
"Apa aku datang terlambat?" Tanya Ayla sopan karena melihat pria itu sudah memesan kopi yang hampir habis.
"Tidak, kamu tidak terlambat. Hanya saja aku ingin minum kopi sebelum memulai perbincangan kita." Ucap laki-laki itu melepas kacamatanya.
Ayla hanya tersenyum dan duduk di hadapan laki-laki itu.
Setelah selesai makan, Ayla pamit ke kamar kecil.
Ketika dia kembali, dia melihat laki-laki itu sedang telponan.
"Hahahahahhaa... Bagaimana aku akan menikah dengan wanita seperti dia. Kamu tau tipeku seperti apa. Gadis mungil imut yang bisa aku gendong setiap saat. Wanita bertubuh gempal sepertinya, sangat sulit untuk di ajak bermacam gaya." Mendengar itu, Ayla mengepalkan tangannya.
"gempal? Apa aku masih segemuk dulu? Lagipula, kenapa dia tak menolak sejak awal kalau memang tak suka wanita bertubuh besar? ingin sekali ku memukul kepalanya." Batin Ayla menahan amarah.
"Hai sayang, aku sudah menunggumu sejak tadi. Apa kamu sudah menolaknya baik-baik?" Juan tiba-tiba datang melingkarkan tangannya di pinggang Ayla dan mencium pipinya.
Ayla sempat terkejut, kemudian tersadar.
"Maaf sayang. Aku hanya tidak tau cara menolaknya." Ucap Ayla tersenyum.
Juan dengan tiba-tiba menggendong Ayla.
"Aaaak.. " Teriak Ayla langsung menutup mulutnya.
"Aku sibuk memikirkan cara memuaskanmu setiap saat, karena kita sudah memakai segala gaya. Tapi dia malah sibuk memikirkan cara menggendongmu. Apa dia sedang mencari bayi atau pasangan? Yang ingin dia gendong." Ucap Juan seolah berbisik tapi dengan suara yang cukup di dengar oleh laki-laki itu.
"Iihh kamu kenapa harus bicara seperti itu di depan laki-laki lain." Ucap Ayla memukul pelan dada Juan.
"Aku sudah tidak tahan, sayang. Aku akan mengajakmu ke hotel di dekat sini." Ucap Juan langsung membawa Ayla pergi dengan gaya bride style.
Setelah sudah di dekat mobil, Juan lalu menurunkan Ayla.
"Maaf, pasti kamu sangat kesulitan." Ucap Ayla merasa bersalah karena Juan harus menggendongnya.
"Apa kamu bercanda? Beratmu ku perkirakan hanya 68 kg? “ ucap Juan menebak.
" Kamu bisa langsung tau?" Tanya Ayla terkejut.
"Kamu tau, dari sejak terakhir aku melihatmu, kamu malah sudah lebih kurus. Dengan tinggi sekitar 168 cm, berat ini sangat cocok denganmu." Ucap Juan serius lalu membukakan pintu mobil untuknya.
"Kita mau ke mana?" Tanya Ayla.
"Aku rasa sangat tidak etis, setelah makan, kita tidak menyantap makanan penutup." Ucap Juan yamg tau, Ayla sangat menyukai makanan penutup.
Ayla mengangguk dan tersenyum, dan hendak masuk dalam mobil.
"Tapi aku lebih suka jika kamu lebih berisi lagi, kamu terasa lebih penuh dalam pelukanku." Bisik Juan membuat tubuh Ayla bergetar.
Dengan cepat dia langsung duduk, dan Juan pergi ke pintu lainnya dan duduk di samping Ayla.
"Jadi, bagaimana kamu bisa tau kalau aku di situ dan kamu mendengarkan pembicaraan laki-laki itu.?" Tanya Ayla penasaran.
" Apa kamu pikir, akan sulit mencarimu? Apalagi setelah kamu mengabaikanku hari itu?" Tanya Juan lalu menatap Ayla.
"Aku hanya tidak mau, kamu dan pacarmu merasa terganggu. Lagipula, bukankah terakhir kali. Kamu yang mengabaikanku menyuruh menyelesaikan semua urusan dengan Miko?" Ucap Ayla cemberut.
Juan tersenyum."Maaf, aku pasti terlihat seperti laki-laki pecundang, karena memperlakukanmu seperti itu setelah di tolak." Ucap Juan kemudian meraih tangan Ayla.
"Tapi, aku benar-benar tidak bisa melupakan kamu. Wajahmu, senyummu dan semuanya. Aku bahkan berpikiran untuk menculikmu dan membawamu dengan paksa. Aku bahkan tidak perduli lagi jika kamu harus membenciku seumur hidupmu." Ucap Juan menatap Ayla dengan dalam.
Tapi Ayla hanya menggigit bagian dalam bibirnya. Sebenarnya Ayla juga ingin mengungkapkan perasaannya pada Juan. Hanya Juan yang bisa membuat hatinya bergetar, bersemangat, dan setiap detiknya mengharapkan Juan akan datang padanya mencarinya.
Saat mobil berhenti, Ayla berfikir akan memberitahu Juan perasaannya saat mereka menikmati kue yang manis.
Sampai mereka di sebuah toko kue, dari aromanya Ayla sudah tak sabar untuk mencobanya.
Juan kemudian membukakan pintu untuk Ayla.
Saat Ayla keluar, tiba-tiba ada suara kendaraan yang mengebut ke arah mereka.
Juan dengan cepat memeluk Ayla dan melindunginya....
"Trrrttttttrt.......... " Mobil itu terus melaju, Juan dan Ayla melayang bersama. Tapi Juan terus memeluk Ayla melindunginya.
"J... J... Ju... An... "
...****************...