Tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Maxime Keano, bahwa dia akan menikahi seorang gadis yang masih SMA.
"Barang siapa yang bisa menemukan kalungku. Jika orang itu adalah laki-laki, maka aku akan memberikan apapun yang dia inginkan. Tapi jika orang itu adalah perempuan, maka aku akan menikahkan dia dengan cucuku." Ucap sang nenek.
Tak lama kemudian, datang seorang gadis remaja berusia 18 yang yang bernama Rachel. Dia adalah seorang siswi SMA yang magang sebagai OB di perusahaan Keano Group, Rachel berhasil menemukan kalung sang nenek tanpa mengetahui sayembara tersebut.
"Ingat, pernikahan kita hanya sementara. Setelah nenekku benar-benar sehat, kita akan berpisah. Seumur hidup aku tidak pernah bermimpi menikah dengan seorang bocah sepertimu." Maxime Keano.
"Kamu pikir aku ingin menikah dengan pria arogan dan menyebalkan sepertimu? Menikah denganmu seperti musibah untukku." Rachel Calista.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Dari sore sampai malam hari, Rachel mencoba untuk mencari pekerjaan. Dia sudah mencoba untuk melamar pekerjaan di toko pakaian, toko perhiasan, toko tas, dan hotel. Tapi sayangnya tidak ada yang mau memperkerjakannya dengan alasan Rachel masih sekolah.
Seperti sekarang ini, dia sedang mencoba melamar pekerjaan ke sebuah restoran. Tapi ternyata hasilnya tetap nihil.
"Maaf di restoran ini tidak menerima karyawan yang statusnya masih sekolah." Ucap seorang personalia ketika Rachel bermaksud untuk melamar pekerjaan.
Rachel mencoba untuk meyakinkan personalia tersebut. "Tapi saya bersedia kok bekerja shift malam saja, Pak. Saya walaupun masih muda, tapi saya..."
Sang personalia memotong perkataan Rachel. Dia berkata dengan nada tegas, "Maaf tidak bisa, ini sudah menjadi peraturan di restoran kami."
Rachel pun mengangguk pasrah, dia memilih pergi dari restoran tersebut dengan berjalan gontai.
Gadis cantik itu merasa frustasi, ternyata mencari pekerjaan tidak segampang yang dia pikirkan. Pantas saja banyak orang pengangguran. Lapangan pekerjaan di negara ini sangat terbatas, tapi orang yang membutuhkan pekerjaan membludak.
Rachel pun segera duduk di kursi besi yang ada di taman. Dia meneguk sebotol air mineral sampai tandas setengahnya. Mungkin karena dia sangat merasa lelah. Kemudian dia meletakkan botol air mineral tersebut disampingnya.
"Aku harus melamar pekerjaan kemana lagi?" Keluhnya. Saat ini dia sedang mencoba untuk menghemat uangnya sehemat mungkin, sampai dia bisa diterima bekerja.
Rachel memandangi suasana di taman. Dia menjadi teringat dengan kejadian tadi sore di taman tersebut. Sungguh dia sangat merasa malu sekali pada sore hari itu, ternyata Maxime adalah cucu dari seorang nenek yang sudah dia tolong. Padahal dia sudah membicarakan bagaimana menyebalkannya seorang Maxime Keano dengan panjang lebar. Saat itu rasanya dia benar-benar ingin bersembunyi di lubang semut. Beruntung sekali dia tidak pingsan.
"Ya Tuhan, padahal kota Jakarta sangat luas. Tapi kenapa penghuninya seakan hanya beberapa biji saja, sampai aku selalu bertemu dengan si kuyang terus?" Keluh Rachel. Dia mengusap wajah cantiknya dengan kedua telapak tangannya.
Kemudian gadis cantik itu memijat-mijat pelipisnya, baru kali ini dia dibuat pusing dengan ulahnya sendiri. "Bahkan nenek yang aku tolong ternyata adalah neneknya si kuyang. Itu artinya nenek itu adalah pemilik SMA Pelita. Mampus aku!"
Rachel menjadi membayangkan, bagaimana kalau dia tiba-tiba dikeluarkan dari sekolah hanya gara-gara sudah mengira bahwa neneknya Maxime adalah seorang tunawisma? Apalagi Rachel sudah memberikan sepotong roti kepada nenek itu. Padahal Rachel sama sekali tidak bermaksud menghinanya. Sore itu dia hanya memiliki satu bungkus roti di dalam tasnya. Dia memang sangat merasakan lapar, sehingga dia membagi dua roti tersebut.
Setelah rasa lelahnya hilang, Rachel memutuskan untuk pergi dari taman tersebut. Namun, dia tiba-tiba menghentikan langkahnya ketika dia sedang berjalan kaki melewati halte bus, mungkin karena dia tidak sengaja melihat ada papan pengumuman disana.
Rachel membulatkan matanya ketika melihat ada sebuah tulisan yang menyatakan telah kehilangan kalung emas yang liontinnya berbentuk huruf MK.
Rachel segera berjalan mendekati papan pengumuman tersebut, dia membacanya secara berulang-ulang. Untuk memastikannya.
"Apakah mungkin kalung yang dimaksud adalah kalung yang aku temukan kemarin?" Gumam Rachel dengan nada pelan.
Kemudian Rachel pun tersenyum lebar. Akhirnya dia bisa mengembalikan kalung itu kepada pemiliknya.
lari sejauh mungkin biar Max frustasi coz kehilangan kamu.
sy yakin sudah ada benih Max yg tertinggal di rahim kamu.
nenek mu maha benar ya maxime