NovelToon NovelToon
Mr. Planet Only Mine!

Mr. Planet Only Mine!

Status: tamat
Genre:Cintamanis / Duda / CEO / Anak Genius / Romansa / Pengantin Pengganti / Tamat
Popularitas:11.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: kenz....567

Mars Reviano, seorang duda yang akan kembali menikah dengan wanita yang di jodohkan oleh orang tuanya. Sayangnya, di hari pernikahannya calon mempelai wanita tak datang. Situasi sungguh kacau, pernikahan tak bisa di batalkan begitu saja.

Hingga tiba-tiba, kedatangan seorang gadis memakai gaun pengantin mencuri perhatiannya. Aurora Naomi, sosok gadis cantik pemilik senyuman indah. Ia tak sengaja masuk ke dalam gedung acara pernikahan Mars karena menghindari kejaran polisi yang ingin menilangnya.

Entah kebetulan atau tidak, Aurora merupakan keponakan dari asisten pribadi kakek Mars. Mengetahui nama Aurora dan calon mempelai wanita sama, kakek Mars langsung meminta asistennya untuk menikahkan keponakannya dengan cucunya.

"Kenapa Tuan Planet mau menikah denganku?"

"Jangan panggil saya planet! Itu sangat mengesalkan!"

Si gadis pecicilan yang bertemu dengan duda dingin? Bagaimana akhirnya? Di tambah, seorang bocah menggemaskan.

"Ibu tili? Woaah! tantiknaa ibu tili Alkaaan!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Si gadis pecicilan

Herman baru saja pulang dari acara pernikahan Mars dan Aurora, raut wajahnya terlihat sangat lelah. Ia lebih dulu memarkirkan mobilnya sebelum masuk ke dalam rumah. Setelah itu, ia baru beranjak keluar mobilnya dan berniat untuk mengetuk pintu rumahnya. Sebelum tangannya sampai mengetuk, ia melihat mobil lain yang berhenti di depan rumahnya. Tak lama, seorang pria dengan tas ranselnya keluar dari dalam mobil tersebut.

"Ansel." Gumam Herman dengan tatapan terkejut.

"Kamu terkejut dengan kedatanganku kak?" Ucap Ansel yang mana membuat Herman sadar dari keterkejutannya.

"Buat apa kamu pulang sekarang? Setelah putrimu menikah, kamu baru pulang? Putrimu sampai mengemis-ngemis memintamu pulang, tapi kamu baru pulang sekarang? Untuk apa? Putrimu sudah menjadi milik orang lain, bukan lagi milik ayahnya yang egois menyalahkan atas kesalahan yang tidak ia lakukan!" Sentak Herman dengan tatapan tajam.

Cklek!

"Ada apa ribut-ri ... Ansel?" Helen terkejut dengan kehadiran adik iparnya. Ia beralih menatap suaminya yang memasang raut wajah penuh amarah.

"Kita bicara di dalam saja." Ajak Herman, dia khawatir tetangga akan mendengar perdebatan mereka.

"Mas, tapi Aurora belum pulang. Aku coba menghubungi teman-temannya, tapi mereka tidak tahu dimana Aurora." Seru Helen mengejar suaminya yang sudah masuk ke dalam rumah mereka.

"Aurora ada di tempat yang aman, besok dia akan pulang." Jawab Herman dan mendudukkan tubuhnya di sofa yang ada di ruang tengah. Tatapan matanya tak lepas dari adiknya yang mendudukkan tubuhnya tepat berhadapan dengannya.

"Apa tujuanmu pulang? Sejak Aurora bayi, sampai sekarang ... kamu hanya baru pulang dua kali. Dua kali, saat ibu kita meninggal, dan saat sepuluh tahun kepergian mendiang istrimu. Aurora selalu mengemis memintamu pulang karena dia rindu, tapi apa? Kamu tak pernah mendengarkannya. Dia merindukanmu, dia sangat rindu orang tuanya yang tersisa. Bahkan, di hari pernikahannya. Kamu tidak ada mengatakan tunggu ayah, ayah akan datang. Tidak! Kamu justru membebani tugasmu sebagai ayahnya kepadaku, yang hanya seorang pamannya!" Sentak Herman dengan emosi yang menggebu.

Helen tentu kaget, dia menatap suaminya dan langsung duduk di sebelahnya. "Maksudnya apa Mas? Maksudnya apa?! Aurora menikah dengan siapa?!" Sentak Helen, raut wajahnya terlihat sangat panik.

Herman akhirnya menceritakan apa yang terjadi tadi dengan detail tanpa ia kurang-kurangi. Lalu, tatapannya beralih menatap Hansel yang seolah tak merasa bersalah dan hanya menatapnya santai.

"Pernikahannya sangat mendadak, akan butuh waktu juga untuk aku sampai di sana."

"Jangan kamu kira aku tidak tahu kamu berada di kota ini sejak seminggu yang lalu Ansel! Jangan jadikan jarak sebuah alasan! Aku tahu, kamu sudah kembali sejak satu minggu yang lalu!" Sentak Herman dengan tatapan tajam. Ansel tak terlihat terkejut, ia hanya diam menerima kemarahan yang sang kakak berikan.

"Aku mencoba menjelaskan pada putrimu tanpa menjelekkan mu. Tapi sepertinya, putrimu sudah tak mempercayainya. Sudahlah, kehadiranmu sudah tak di tunggu lagi olehnya. Dia sudah sangat-sangat kecewa padamu." Ujar Herman sebelum meninggalkan Ansel. Ia beranjak pergi, sang istri bergegas menyusulnya untuk meminta penjelasan lebih.

Sementara itu, Ansel menyandarkan tubuhnya. Ia menatap sekelilingnya, terdapat banyak sekali piala dengan nama putri tunggalnya. Dia akui, putrinya sangat berprestasi, pintar, dan tumbuh dengan baik di keluarga kakaknya. Ada rasa penyesalan yang tak bisa ia ungkapkan, namun seperti nya terlambat.

.

.

.

Aurora belum juga bisa tertidur, ia melirik ke sebelahnya dimana Mars baru saja selesai mandi dan memakai piyama dengan motif yang sama dengannya. Kecanggungan terjadi antara keduanya, bahkan keduanya merebahkan tubuh mereka di tepi ranjang dengan di batasi oleh guling.

Tak lama, Aurora merasa ada pergerakan dari Mars. Ia langsung duduk saat melihat pria itu duduk. Seolah, dirinya berjaga-jaga khawatir Mars berbuat macam-macam padanya. Namun, Mars yang melihat tingkah Aurora menatap heran.

"Kenapa? Apa kamu berpikir saya akan memp3rkosa kamu huh?" Desis Mars.

Aurora menggeleng lucu, ia melirik sekitar kamar yang memang sedari tadi tak berubah hanya untuk mengalihkan perhatiannya dari Mars. Tak lama, helaan nafas Mars terdengar. Pria itu menatap Aurora yang tengah menatap ke arah berbeda.

"Seperti yang kamu tahu, saya seorang duda. Pernikahan ini, mungkin terlalu mendadak untukmu. Saya tahu, kamu terkejut pastinya." Ucap Mars yang mana membuat Aurora beralih menatapnya.

"Aku setuju menikah denganmu karena Paman. Aku tak tega menolak permintaannya, walau sebenarnya aku bisa menolak nya. Keluarga ini sudah sangat baik pada paman dan keluarga kami, waktu nya aku yang membalas kebaikan keluarga kalian." Lirih Aurora sembari menundukkan kepalanya.

"Jadi kamu mau menikah dengan saya karena balas budi?" Tanya Mars sambil mengerutkan keningnya.

Aurora mengangguk, "Iya, kalau enggak karena balas budi siapa yang mau menikah dengan duda seperti ...." Aurora menutup mulutnya, ia menatap Mars yang sudah memasang raut wajah dinginnya. Ia tak bisa memperhatikan apa yang akan dia bicarakan.

"Bu-bukan itu maksudku, ehm .... memangnya kenapa Tuan mau menikahi dengan ku?" Aurora tampak canggung, ia memundurkan tubuhnya dan melirik Mars dengan tatapan takut.

Mars menghembuskan nafasnya kasar, "Karena gak ada pilihan lain! Sudahlah, yang penting kamu tahu saja kalau saya duda dan memiliki satu anak. Seorang putra berusia empat tahun, kamu akan bertemunya dengannya besok." Ujar Mars sebelum akhirnya memilih tidur, meninggalkan Aurora yang terdiam seraya memikirkan sesuatu.

"Mimpi apa kemarin malam, tiba-tiba jadi istri, belum ada sehari udah jadi ibu. Apa semesta tengah memihakku? Ini nasib beruntung atau buntung?" Gumam Aurora.

"Kamu mau tidur atau saya tidurkan hah?!" Sentak Mars yang mana membuat Aurora langsung meraih guling dan merebahkan tubuhnya. Ia segera memejamkan matanya, khawatir Mars akan kembali memarahinya.

Pagi hari, Mars bangun lebih dulu. Sebab, ia merasa berat di bagian perutnya. Saat ia membuka matanya, ternyata perutnya tertimpa kaki Aurora. Belum lagi, tangan wanita itu berada di atas kepalanya. Sungguh tak pernah Mars duga, jika cara tidur gadis cantik itu begitu sangat aneh.

"Astaga ...." Mars segera menyingkirkan kaki Aurora, ia lalu beranjak berdiri dan menatap istri kecilnya yang justru kembali tertidur seolah tak terjadi apa-apa.

"Sebenarnya, seperti apa wanita yang ku nikahi ini? Kemarin ia seperti kucing kecil yang jinak, tapi sekarang kenapa seperti kancil yang banyak tingkah." Gumam Mars. Tak ambil pusing, ia segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Mars pikir, setelah ia mandi dan berpakaian, Aurora akan bangun. Tapi ternyata tidak, gadis itu justru tambah tenggelam dalam mimpinya. Tak ingin kesiangan, Mars mencoba untuk membangunkannya. Dari cara memanggilnya hingga menarik kakinya.

"Astagaa, dia tidur apa pingsan?! Aurora! Bangunlah!" Seru Mars.

Karena tak kunjung bangun, Mars meraih gelas air minum dan menci.pratkan sedikit air itu pada wajah Aurora. Beruntung, cara ini berhasil. Aurora segera bangun dan menatap Mars yang berdiri di sisinya.

"KAMU?!" Aurora belum sadar sepenuhnya, ia terkejut atas kehadiran Mars dan lupa jika pria itu adalah suaminya. Reflek, Aurora menendang paha Mars hingga menyebabkan pria itu terjatuh.

Bugh!

"ARGH!! Kamuu ...."

"Eh? Mister Planet?"

.

.

.

Mars melirik kesal ke arah Aurora yang duduk di sebelahnya, ia masih teringat akan kejadian di kamar hotel tadi. Aurora yang merasa di tatap pun mengalihkan perhatiannya dari jendela kaca mobil, dan menatap Mars dengan tatapan meringis.

"Maaf soal tadi, aku lupa." Cicit Aurora.

"Dasar pecicilan! Bisakah kamu memanggil saya dengan panggilan yang benar? Planet? Kamu kira muka saya seperti planet hah?!" Desis Mars yang kesal.

"Tadikan udah minta maaf! Lagian situ juga bahasanya formal! Saya-saya, ngerasa tahanan tau gak!" Balas Aurora tak takut. Namun, menyadari perubahan raut wajah Mars, membuat nyalinya menciut.

"Habis bingung namanya, lupa terus. Namanya juga salah satu planet, sama aja kan?" Cicit Aurora.

Mars mengalihkan perhatiannya ke ponselnya, ia harus membalas pesan yang asistennya berikan tentang pekerjaan. Sampai, ia tak sadar mobil sudah berhenti tepat di depan rumah Herman. Aurora berniat membuka pintu mobil, tetapi dirinya merasa kesulitan membukanya. Jadi, Mars berinisiatif membantunya.

"Hanya begini saja kamu tidak bisa? Bisa mu apa sih?" Desis Mars.

"Bukan tidak bisa, mobilmu aja yang aneh." Balas Aurora dan segera turun dari mobil Meninggalkan Mars yang hanya bisa menghela nafas sabar.

"Sepertinya, aku menikahi wanita yang sangat menguji kesabaranku." Gumam Mars. Akhirnya, ia menyusul Aurora yang saat ini sudah berada di depan pintu.

Tok!

Tok!

Senyuman Aurora mengembang, tak sabar ia bertemu kembali dengan bibi nya. Tak lama, pintu terbuka. Terlihat, Helen menyambut kedatangan Aurora dengan sangat ramah. Ia bahkan sampai memeluk Aurora.

"Astaga, pengantin baruuu. Bibi gak nyangka banget kamu nikah, paman itu benar-benar mengesalkan! Apa kemarin dia yang memaksamu? Maafkan bibi tak sempat mencegahnya." Ujar Helen dengan penuh rasa sesal.

Aurora menggeleng, ia meraih tangan bibinya dan menggenggamnya. "Aku menerima semuanya Bi, dan ...." Aurora melirik ke arah Mars. Helen turut menatap apa yang Aurora tatap.

"Tuan Mars, selamat datang di rumah kami. Kita bicara di dalam saja yah, ayo." Ajak Helen dan langsung menggandeng tangan Aurora masuk. Tadinya Mars akan ikut menyusul, hanya saja ia tiba-tiba mendapat telepon dari seseorang. Sehingga, ia memilih menjauh untuk menjawab telepon itu.

Sementara itu, Helen membawa Aurora ke ruang tengah. Senyuman Aurora yang tadinya merekah seketika luntur saat menangkap kehadiran sosok pria paruh baya yang selama ini ia rindukan kehadiran nya. Kini, pria paruh baya itu menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Nak, ayahmu ...,"

"Ngapain anda disini?!"

___

Nah loooh sekaliaaan up 5 spesial rilis, biar puaas🤣

Bocil cadel, setelah bab ini🤓

1
🤎 Tétëh Sund@
𝚠𝚘𝚠𝚠 𝚔𝚎𝚓𝚞𝚝𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚢𝚊 𝚉𝚎𝚎, 𝚢𝚐 𝚍𝚒𝚑𝚊𝚛𝚊𝚙𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚛𝚝𝚊𝚑𝚞𝚗2 𝚓𝚍 𝚓𝚘𝚍𝚘𝚑𝚖𝚞 𝚓𝚐.🤭
🤎 Tétëh Sund@
𝚠𝚊𝚑𝚑 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊𝚝 𝙰𝚞𝚛𝚘𝚛𝚊 𝚖𝚊𝚞 𝚙𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚎𝚋𝚊𝚢 𝚕𝚐.
𝚉𝚎𝚎 𝚙𝚊𝚜𝚝𝚒 𝚖𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚔𝚎𝚙𝚒𝚔𝚒𝚛𝚊𝚗 𝚗 𝚗𝚢𝚎𝚜𝚎𝚕 𝚔𝚛𝚗 𝚂𝚎𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚐𝚊𝚖𝚘𝚗 𝚊𝚝𝚊𝚞 𝚕𝚞𝚙𝚊.🤭
🤎 Tétëh Sund@
𝚢𝚊 𝚊𝚖𝚙𝚞𝚞𝚞𝚗𝚗 𝙱𝚛𝚊𝚢 𝚓𝚍 𝚙𝚎𝚗𝚎𝚛𝚞𝚜𝚗𝚢𝚊 𝙰𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚗𝚐𝚐𝚊𝚗𝚊𝚗 𝚓𝚊𝚓𝚊𝚗 𝚗 𝚐𝚘𝚛𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚋𝚞 𝚜𝚛𝚒.😄😄
𝚖𝚊𝚖𝚖𝚢 𝚗𝚢𝚊 𝚕𝚐 𝚙𝚒𝚗𝚐𝚜𝚊𝚗 𝚖𝚜𝚑 𝚜𝚎𝚖𝚙𝚎𝚝2𝚗𝚢𝚊 𝚒𝚗𝚐𝚎𝚝 𝚐𝚘𝚛𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝙱𝚛𝚊𝚢, 𝚜𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝙰𝚞𝚛𝚘𝚛𝚊 𝚐𝚊 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚗𝚊𝚙𝚊.
🤎 Tétëh Sund@
𝙰𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚕𝚒𝚍𝚊𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚔𝚎𝚜𝚎𝚕𝚎𝚘 𝚊𝚓𝚊 𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚜 𝚗𝚢𝚎𝚋𝚞𝚝 𝚑𝚞𝚛𝚞𝚏 𝚂 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚁, 𝚌𝚋 𝚝𝚊𝚛𝚒𝚔 𝚕𝚒𝚍𝚊𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚋𝚒𝚊𝚛 𝚙𝚊𝚗𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚔𝚒𝚝 𝚜𝚊𝚙𝚊 𝚝𝚊𝚞 𝚕𝚊𝚗𝚌𝚊𝚛 𝚗𝚐𝚘𝚖𝚘𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊.🤭🤭
🤎 Tétëh Sund@
𝙰𝚒𝚛𝚊 𝚔𝚊𝚢𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚊𝚛 𝚐𝚎𝚍𝚎𝚗𝚢𝚊 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚐𝚊𝚕𝚊𝚔 𝚍𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚛2 𝚍𝚎𝚑 𝚔𝚎𝚝𝚒𝚖𝚋𝚊𝚗𝚐 𝙱𝚛𝚊𝚢𝚍𝚎𝚗 𝚢𝚐 𝚙𝚎𝚗𝚍𝚒𝚎𝚖.🤭
🤎 Tétëh Sund@
𝚗𝚊𝚑 𝚕𝚊𝚗 𝚗𝚢𝚎𝚜𝚎𝚕 𝚔𝚊𝚗 𝚉𝚎𝚎, 𝚂𝚎𝚊𝚗 𝚖𝚞𝚗𝚐𝚔𝚒𝚗 𝚐𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚓𝚞𝚊𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚔𝚛𝚗 𝚞𝚌𝚊𝚙𝚊𝚗 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚊 𝚓𝚐 𝚖𝚞𝚗𝚐𝚔𝚒𝚗 𝚐𝚊 𝚖𝚊𝚞 𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞 𝚖𝚊𝚔𝚜𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚝𝚊𝚔𝚞𝚝𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛 𝚐𝚊 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚔𝚛𝚗 𝚙𝚒𝚔𝚒𝚛 𝚂𝚎𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚊 𝚗𝚒𝚔𝚊𝚑 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚜𝚊𝚓𝚊 𝚍𝚒𝚜𝚎𝚕𝚒𝚗𝚐𝚔𝚞𝚑𝚒 𝚊𝚙𝚊 𝚕𝚐 𝚉𝚎𝚎𝚢𝚊 𝚢𝚐 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚓𝚕𝚜2 𝚖𝚎𝚗𝚘𝚕𝚊𝚔 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚛𝚗 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚗 𝚜𝚝𝚊𝚝𝚞𝚜 𝚍𝚞𝚍𝚊, 𝚓𝚍 𝚖𝚐𝚔𝚗 𝚍𝚛𝚙𝚍 𝚐𝚊𝚐𝚊𝚕 𝚕𝚐 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚒𝚔𝚊𝚑𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚍𝚒𝚗𝚐 𝚗𝚐𝚎𝚛𝚎𝚕𝚊𝚒𝚗 𝚕𝚎𝚙𝚊𝚜𝚒𝚗 𝚉𝚎𝚎𝚢𝚊.
🤎 Tétëh Sund@
𝚘𝚘𝚠𝚑𝚑 𝚕𝚎𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚍𝚊 𝚍𝚒 𝚉𝚎𝚎𝚢𝚊 𝚓𝚍 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞 𝚋𝚒𝚌𝚊𝚛𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚍𝚒𝚜𝚊𝚛𝚒𝚗𝚐 𝚉𝚎𝚎 𝚖𝚊𝚞 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚜𝚞𝚔𝚊 𝚊𝚙𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎 𝚗𝚐𝚐𝚊 𝚗𝚢𝚊 𝚓𝚐𝚗 𝚞𝚌𝚊𝚙𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚝𝚊𝚝𝚞𝚜 𝚂𝚎𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚘𝚕𝚊𝚑 𝚍𝚞𝚍𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚊𝚒𝚋 𝚙𝚊𝚍𝚊𝚑𝚊𝚕 𝚔𝚖 𝚗𝚜 𝚗𝚐𝚖𝚘𝚗𝚐 𝚋𝚊𝚒𝚔2 𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞𝚙𝚞𝚗 𝚖𝚊𝚞 𝚗𝚘𝚕𝚊𝚔𝚗𝚍𝚒𝚊... 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚗𝚢𝚎𝚜𝚎𝚕.
🤎 Tétëh Sund@
𝐥𝚊𝚐𝚒 𝚙𝚊𝚔𝚎 𝚒𝚕𝚖𝚞 𝚝𝚊𝚛𝚒𝚔 𝚞𝚕𝚞𝚛 𝚔𝚊𝚢𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚂𝚎𝚊𝚗 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚊𝚜𝚝𝚒𝚒𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚜𝚒𝚗𝚐2 𝚊𝚝𝚊𝚞 𝚖𝚞𝚗𝚐𝚔𝚒𝚗 𝚕𝚐𝚎𝚗𝚐𝚞𝚓𝚒 𝚉𝚎𝚎𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚓𝚊 𝚔𝚛𝚗 𝚂𝚎𝚊𝚗 𝚓𝚞𝚜𝚝𝚛𝚞 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚓𝚊𝚝𝚞𝚑 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚍𝚞𝚕𝚞𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚌𝚞𝚎𝚔 𝚐𝚒𝚝𝚞.. 🤭🤭
🤎 Tétëh Sund@
𝚜𝚎𝚑𝚊𝚝 𝚕𝚐 𝚔𝚎𝚔 𝚋𝚒𝚊𝚛 𝚋𝚜 𝚝𝚛𝚜 𝚗𝚐𝚞𝚖𝚙𝚞𝚕 𝚜𝚖 𝚌𝚒𝚌𝚒𝚝𝚗𝚢𝚊.
🤎 Tétëh Sund@
𝚐𝚔𝚐𝚔𝚐𝚔𝚐𝚔𝚔... 𝙰𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚍𝚊 𝚊𝚓𝚊 𝚝𝚒𝚗𝚐𝚔𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚋𝚊𝚕𝚗𝚢𝚊, 𝚋𝚒𝚔𝚒𝚗 𝚍𝚊𝚛𝚝𝚒𝚗𝚐 𝚝𝚛𝚜.😆😆😆😆
🤎 Tétëh Sund@
𝚢𝚊 𝚊𝚖𝚙𝚞𝚞𝚞𝚗𝚗𝚗 𝙰𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚊𝚓𝚊 𝚑𝚘𝚋𝚋𝚢 𝚓𝚊𝚓𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚊 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚝𝚊𝚛 𝚝𝚞𝚑 𝚋𝚊𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚔𝚒𝚗 𝚝𝚊𝚖𝚋𝚊𝚑 𝚋𝚞𝚕𝚊𝚝 𝚔𝚊𝚢𝚊𝚔 𝚋𝚘𝚕𝚊 𝚋𝚜 𝚍𝚒𝚐𝚎𝚕𝚒𝚗𝚍𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗.😆😆😆
🤎 Tétëh Sund@
𝚠𝚔𝚠𝚔𝚠𝚔𝚔 𝚙𝚊𝚍𝚊𝚑𝚊𝚕 𝚋𝚊𝚛𝚞 𝚋𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚙𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚒𝚝 𝚋𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚐𝚊 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕𝚊𝚗 𝚓𝚊𝚓𝚊𝚗 𝚋𝚒𝚊𝚛 𝚋𝚊𝚍𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚊 𝚖𝚎𝚕𝚊𝚛 𝚎𝚑 𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚊𝚓𝚊 𝚝𝚞𝚑 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚎𝚛 𝚝𝚞𝚔𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚊𝚐𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚎𝚠𝚊𝚝, 𝙰𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚝𝚘𝚋𝚊𝚝 𝚜𝚊𝚖𝚋𝚊𝚕.😆😆😆
🤎 Tétëh Sund@
𝙰𝚛𝚔𝚑𝚊𝚗 𝚑𝚘𝚋𝚋𝚢 𝚗𝚐𝚝 𝚋𝚎𝚛𝚐𝚊𝚍𝚞𝚑 𝚐𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚗𝚊𝚗𝚝𝚒 𝚐𝚎𝚍𝚎𝚗𝚢𝚊 𝚢𝚊, 𝚙𝚊𝚜𝚝𝚒 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚒𝚜𝚎𝚗𝚐 𝚝𝚞𝚑 𝚋𝚘𝚗 𝚝𝚎𝚗𝚐𝚒𝚕.😄😄😄
🤎 Tétëh Sund@
𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞 𝙰𝚛𝚕𝚑𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚓𝚞𝚊𝚕 𝚐𝚊 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕 𝚊𝚍𝚊 𝚢𝚐 𝚋𝚎𝚕𝚒 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚛𝚗 𝙰𝚛𝚔𝚑𝚊𝚗 𝚍𝚘𝚢𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚖 𝚓𝚊𝚓𝚊𝚗.😆😆
🤎 Tétëh Sund@
𝚘𝚘𝚠𝚑𝚑 𝚝𝚊𝚗𝚊𝚑 𝚔𝚘𝚜𝚘𝚗𝚐 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚝𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚊𝚍𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚕𝚊𝚙𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚋𝚘𝚕𝚊 𝚝𝚊𝚑 𝚍𝚒 𝚗𝚎𝚕𝚒 𝙼𝚊𝚛𝚜 𝚢𝚐 𝚍𝚒𝚓𝚊𝚍𝚒𝚔𝚊𝚗 𝚛𝚞𝚖𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐... 𝚑𝚖𝚖𝚖, 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒 𝚒𝚍𝚊𝚖𝚊𝚗 𝚓𝚍 𝙰𝚞𝚛𝚘𝚛𝚊 𝚐𝚊 𝚙𝚎𝚛𝚕𝚞 𝚌𝚊𝚜 𝚕𝚐 𝚓𝚊𝚞𝚑 𝚍𝚛 𝚊𝚢𝚊𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚢𝚐 𝚝𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚝𝚛𝚜 𝚋𝚘𝚌𝚒𝚕 𝙰𝚛𝚔𝚑𝚊𝚗 𝚓𝚐 𝚐𝚊 𝚙𝚎𝚛𝚕𝚞 𝚋𝚘𝚕𝚊𝚔 𝚋𝚊𝚕𝚒𝚔 𝚖𝚗𝚝𝚊 𝚔𝚎 𝚛𝚖𝚑 𝚔𝚊𝚔𝚎𝚔𝚗𝚢𝚊.👍🤭
🤎 Tétëh Sund@
dikirain Rayden eh Brayden kayak panggilan teman akrab laki laki kalo lg pas ngumpul kan biasanya kalau bukan "bro pasti bray".🤭🤭
🤎 Tétëh Sund@
𝚠𝚊𝚊𝚑𝚑𝚑.. 𝚜𝚎𝚙𝚊𝚜𝚊𝚗𝚑, 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊𝚝 𝚔𝚍 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚞𝚊 𝙼𝚊𝚛𝚜 𝙰𝚞𝚛𝚘𝚛𝚊.👍
🤎 Tétëh Sund@
𝚜𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚊𝚓𝚊 𝚘𝚝𝚑𝚘𝚛 𝚗𝚐𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚜𝚎𝚙𝚊𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚠𝚒𝚗 𝚗𝚢𝚊.🤭
🤎 Tétëh Sund@
𝚐𝚔𝚐𝚔𝚐𝚔𝚐𝚔𝚔... 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚌𝚘𝚋𝚊 𝚌𝚘𝚋𝚊 𝚑𝚊𝚝𝚒 𝚑𝚊𝚝𝚒 𝚢𝚊 𝙼𝚊𝚛𝚜 𝚋𝚒𝚊𝚛 𝚐𝚊 𝚊𝚜𝚊𝚕 𝚗𝚢𝚎𝚙𝚕𝚘𝚜 𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞 𝚗𝚐𝚘𝚖𝚘𝚗𝚐 𝚝𝚊𝚔𝚞𝚝 𝚍𝚒 𝚊𝚖𝚞𝚔 𝚔𝚛𝚗 𝚋𝚞𝚖𝚒𝚕 𝚜𝚎𝚗𝚜𝚒 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚖𝚖𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚢𝚐 𝚕𝚘𝚜𝚍𝚘𝚕 𝚐𝚊 𝚍𝚒𝚜𝚊𝚛𝚒𝚗𝚐 𝚓𝚍 𝚔𝚎𝚗𝚊 𝚓𝚐.😆😆😆
🤎 Tétëh Sund@
𝚋𝚎𝚗𝚎𝚛 𝚕𝚊𝚝𝚊 𝙻𝚊𝚞𝚛𝚊 𝚕𝚋𝚑 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚍𝚒𝚋𝚒𝚌𝚊𝚛𝚊𝚒𝚗 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚍𝚐𝚗 𝙳𝚊𝚗𝚣𝚎𝚕 𝚝𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗 𝙰𝚛𝚔𝚑𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚍𝚎𝚙𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚊𝚍𝚊 𝚗𝚊𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚍𝚒𝚗𝚐 𝚋𝚒𝚓𝚊𝚔 𝚍𝚒 𝚞𝚛𝚞𝚜 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚓𝚐𝚗 𝚙𝚍 𝚎𝚐𝚘𝚒𝚜 𝚔𝚛𝚗 𝙰𝚛𝚔𝚑𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚞𝚙𝚞𝚗 𝙳𝚊𝚗𝚣𝚎𝚕 𝚙𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚑𝚊𝚔 𝚖𝚊𝚜𝚒𝚗𝚐2 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒 𝚊𝚢𝚊𝚑 𝚗 𝚊𝚗𝚊𝚔 𝚔𝚊𝚖𝚍𝚞𝚗𝚐... 𝚍𝚊𝚖𝚊𝚒 𝚕𝚋𝚑 𝚒𝚗𝚍𝚊𝚑 𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊.👍
🤎 Tétëh Sund@: 𝙰𝚞𝚛𝚘𝚛𝚊 𝚖𝚊𝚔𝚜𝚞𝚍𝚖𝚢𝚊 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝙻𝚊𝚞𝚛𝚊.🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!