Dewasa 🌶
Hasha, putri bungsu keluarga Drake dijebak oleh temannya sendiri. Ia hampir diperkosa oleh laki-laki hidung belang. Namun malam itu, seorang pria dari masa lalunya tiba-tiba muncul menyelamatkannya dari laki-laki hidung belang tersebut.
Namun seperti kata pepatah, lolos dari lubang buaya, masuk ke lubang singa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 30
Zayn memaki dalam hatinya. Dia sama sekali tidak mengira akan ada serangan mendadak seperti ini. Pria itu langsung menarik Hasha, menyembunyikan kepala wanita itu di dadanya, dan berlari sambil menunduk bersembunyi di sebelah mobil. Hasha yang kaget tidak mengatakan apa-apa. Zayn pun belum mengeluarkan sepatah katapun. Suasana saat ini terlalu tegang. Yang ada dalam pikiran Zayn sekarang hanyalah melindungi kekasihnya.
Dor ... dor ...
Suara tembakan kembali menggema di daerah itu. Ini daerah hutan, tak ada yang akan mendengar suara tembakan tersebut kecuali orang-orang yang berada di area itu. Zayn dapat merasakan tubuh Hasha bergetar dalam dekapannya. Sialan, Hasha-nya ketakutan.
"Bang Zayn ..." suaranya juga bergetar. Dibandingkan setan, manusia memang lebih menakutkan.
"Jangan takut, selama ada aku nggak ada satu pun yang bisa sakitin kamu." ucap Zayn mengelus kepala Hasha.
Kini aksi saling tembak menembak terjadi. Zayn terus melindungi Hasha, anak buahnya bertugas membalas tembakan-tembakan yang tertuju ke arah mereka.
Semua anak buahnya membawa pistol. Zayn memang bukan mafia, namun dia harus berjaga-jaga karena di dunia ini pasti ada yang tidak menyukainya. Dia harus ada pertahanan, terutama untuk melindungi Hasha.
Kira-kira sepuluh menit lebih mereka saling tembak sampai saling serang itu berakhir. Anak buah Zayn lebih banyak, orang yang menyerang dari dalam hutan tadi kalah jumlah. Ada yang jatuh terkapar, tapi tidak meninggal. Zayn tidak kejam sampai membunuh orang. Dia selalu mengingatkan anak buahnya, boleh melukai tapi jangan sampai mati. Semua anak buahnya sudah terlatih menembak musuh di area yang tidak mematikan, namun langsung melumpuhkan lawan.
"Cepat periksa!" Teriak salah satu anak buah Zayn bernama Teo.
Orang-orang itu memeriksa sampai ke dalam hutan. Semua orang yang berhasil dilumpuhkan di seret dan di ikat di bawah pohon besar. Ada yang pingsan dan ada yang masih sadar. Mereka yang masih sadar meringis kesakitan karena luka tembak. Ada sekitar sembilan orang yang berhasil dilumpuhkan."
"Aman bos!" Teriak Teo pada Zayn.
Zayn pun berdiri dari tempat persembunyiannya bersama Hasha. Kalau saja Hasha tidak ada di sini sekarang, dia pastikan orang-orang itu berteriak-teriak minta tolong kepadanya.
"Hasha nggak mau ikut ke sana bang Zayn ..." rengek Hasha ketika Zayn berdiri dan hendak berjalan ke musuh-musuh yang sudah ditangkap. Wanita itu bergelayut di lengan Zayn.
"Nggak mau ikut ke sana, terus msu tinggal di sini? Memangnya kamu mau ditemenin sama setan di sini?" Zayn mengatakan seperti itu untuk mencairkan suasana. Hasha sangat ketakutan dan terlalu tegang tadi.
"Bang Zayn! Kan tadi bang Zayn bilang setan gak ada."
"Tapi kamu bilangnya ada."
"Bang Zayynn ..." Hasha merengek manja. Zayn mengulum senyum.
"Jangan manja, ayo ikut aja. Orang-orang jahat itu nggak bisa jahatin kamu lagi. Lihat, mereka udah nggak bisa ngapa-ngapain. Tapi nggak apa-apa kalau kamu mau tinggal di sini ditemenin setan."
Wajah Hasha ditekuk. Tangannya tak lepas dari lengan Zayn meski kakinya berat untuk melangkah. Zayn sampai harus melangkah lama gara-gara Hasha yang memeluk kuat lengannya tapi tidak mau berjalan. Zayn menggeleng-geleng melihat kelakuan Hasha, tapi dia tetap suka pastinya.
Mereka akhirnya sampai di bawah pohon besar tempat orang-orang yang menyerang mereka di ikat. Hasha meringis melihat luka-luka mereka.
"Bang, yang itu kasian. Lukanya banyak. Diobatin dulu bisa nggak? Kasian wajah aslinya pasti lebih ganteng kalo nggak banyak luka-luka begitu." Hasha menunjuk seorang laki-laki yang lengan dan kakinya terluka. Ada luka gores juga di wajahnya. Mungkin karena jatuh.
Teo dan anak buah Zayn yang lain menahan tawa mendengar perkataan polos Hasha. Masih sempatnya calon istri bos mereka ini kasian sama penjahat.
"Bang, om yang ini kasian juga! Kakinya berdarah!" Suara Hasha lebih heboh lagi.
Zayn menghela nafas panjang lalu menghembuskannya.
"Ngomong kasian sama mereka sekali lagi, aku suruh setan temenin kamu."
Mulut Hasha ditutup rapat-rapat, hanya bisa menatap Zayn dengan wajah sebal.
"Setan, setan, emangnya bang Zayn temannya setan? Gimana caranya nyuruh setan temenin aku. Hmph!"
kata Hasha menggerutu sendiri di belakang Zayn tapi suaranya bisa di dengar sama semua orang yang ada di situ. Anak buah Zayn tak habis-habisnya dibuat tercengang dengan karakter Hasha. Pantesan bos mereka tergila-gila, orang calon istrinya kocak begitu.
Bos mereka juga terlihat lebih manusiawi kalau sedang bersama wanita itu. Hasha kicep lagi ketika Zayn menatapnya dengan tatapan tajam. Saat pria itu kembali menghadap depan, Hasha memeletkan lidahnya. Mengundang tawa para anak buah Zayn.
Kali ini Zayn sedang serius. Hasha juga sudah diam, dia bisa merasakan keseriusan Zayn. Laki-laki itu menatap semua penjahat yang terikat yang dia yakini adalah komplotan Sindy.
"Siapa yang menyuruh kalian?" tanya Zayn rendah. Namun nada rendah itu yang justru paling menakutkan. Tak ada yang menjawab.
"Aku tanya siapa yang menyuruh kalian!"
Teo melihat salah satu di antara orang-orang itu menatap ke semak-semak. Teo merasa ada sesuatu yang mencurigakan di sana. Seperti ada orang yang bersembunyi. Teo terus menatap ke arah semak-semak. Tangannya siap-siap mengeluarkan pistol yang dia sisipkan di celana belakangnya.
Benar saja kecurigaan Teo. Ia melihat seorang perempuan di sana. Perempuan yang waktu itu dibuat kapok oleh Zayn. Ternyata belum kapok-kapok juga. Saat ini perempuan itu sedang menodongkan pistol ke arah Hasha. Pandangannya hanya fokus ke Hasha dengan tatapan kebencian hingga tidak sadar ada yang melihat gerak-geriknya. Dengan kecepatan penuh Teo pun mengangkat pistolnya dan menembak ke arah perempuan yang ada di semak-semak tersebut.
Dor!
Hasha hampir pingsan saking syoknya mendengar bunyi tembakan. Ia memeluk Zayn kencang-kencang. Zayn ikut kaget. Ia menoleh ke orang yang berteriak di balik semak-semak. Teo dan dua orang anak buahnya yang lain berlari ke sana.
Begitu melihat mereka membawa orang yang tertembak, Zayn tersenyum miring.
Sindy.
Dia benar. Perempuan itu pasti dalang di balik semua orang ini. Siapa lagi yang memancing Hasha ke sini?
Tangan dan kaki Sindy terluka akibat tembakan Teo tadi. Sepertinya Zayn harus menaikkan gaji Teo yang bergerak cepat. Kalau tidak Hasha bisa saja berada dalam bahaya tadi.
"Sindy?" Hasha yang tadi menyembunyikan wajahnya di dada Zayn, kaget begitu melihat Sindy.
Tatapan Sindy padanya tidak seperti biasanya. Tatapan yang sekarang penuh dengan kebencian yang mendalam, Hasha bisa merasakannya.
"Jebloskan mereka semua ke penjara. Terutama wanita ini, aku ingin dia membusuk di penjara." ucap Zayn menunjuk Sindy tanpa rasa kasihan sedikitpun. Sebenarnya dia masih ingin membuat Sindy kapok dengan caranya, namun mengingat dia sudah membuat wanita itu tidak dapat melahirkan anak seumur hidupnya, akan langsung dia masukan saja ke penjara.
Sindy yang mendengar tidak terima. Ia berusaha melawan namun tangan dan kakinya terluka. Dia tidak dapat berbuat apa-apa sekarang.
"Hasha! Aku benci kamu, aku benci kamu! Aku ingin kamu mat, arghhhh!" sebelum Sindy menyelesaikan kalimatnya, Zayn menginjak luka tembak di kakinya hingga ia merasakan kesakitan yang tak tertahankan. Seperti ingin mati saja.
Hasha hanya diam, dia merasa sedih, kecewa, dan sakit hati.
"Kau tidak tidak punya hak membenci istriku. Bawa dia!" Perintah Zayn tegas.
punya sahabatpun mau diembat.
cari yg lain...