NovelToon NovelToon
Benih Pak Dokter

Benih Pak Dokter

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:94.6k
Nilai: 5
Nama Author: santi.santi

Naya yang tak pernah mendapatkan kasih sayang dari keluarganya harus mengalami malam kelam bersama dokter Mahesa, dokter bedah syaraf sekaligus direktur rumah sakit tempatnya bekerja sebagai seorang perawat.

Naya yang sadar akan dirinya yang hanya orang dari kelas bawah selalu berusaha menolak ajakan dokter Hesa untuk menikah.

Namun apa jadinya jika benih dari dokter tampan itu tumbuh di rahimnya, apakah Naya akan tetap menolak?

Tapi kalau mereka menikah, Naya takut jika pernikahan hanya akan membawa derita karena pernikahan mereka tanpa di landasi dengan cinta.

Namun bagaimana jadinya jika dokter yang terlihat dingin di luar sana justru selalu memperlakukan Naya dengan manis setelah pernikahan mereka?

Apakah Naya akhirnya akan jatuh cinta pada suaminya itu?

Follow ig otor @ekaadhamasanti_santi.santi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Asam manis

Naya masih menunggu Hesa yang yang berada di dalam kamar mandi dengan gugup. Dia hanya duduk di tepi ranjang sambil meremas piyamanya yang berbahan satin itu.

Dia memang mendapatkan banyak baju beserta piyama baru dari mertuanya yang sudah memenuhi lemarinya sebelum ia datang ke sana.

Cklek....

Naya langsung menoleh ke arah pintu kamar mandi di mana suaminya muncul dari sana. Sepertinya pria itu baru saja membersihkan wajahnya karena wajahnya yang tegas namun bersih dari jambang itu terlihat lebih segar.

Hesa yang melihat kegugupan Naya justru tersenyum tipis dan berjalan mendekat pada istrinya itu.

"Jadi beneran mulai malam ini Mas boleh tidur di sini?" Hesa berkacak pinggang sambil sedikit menunduk untuk menyamakan wajahnya dengan Naya.

"I-iya boleh. T-tapi..."

Naya terlihat kebingungan. Dia tidak tau bagaimana menyampaikannya pada Hesa.

"Pelan-pelan aja, Mas nggak maksa kok. Tidur berdua seperti ini sudah termasuk kemajuan yang bagus biar kita semakin dekat" Hesa kembali menjauhkan dirinya dari Naya.

"Sudah minum vitaminnya?"

Naya pun hanya mengangguk memberikan jawaban untuk Hesa.

"Ya sudah ayo tidur!" Hesa kemudian berputar menuju sisi ranjang di belakang Naya.

Ranjangnya yang berukuran king size itu sangatlah cukup untuk menampung dua orang itu. Tapi dikarenakan Naya masih merasa canggung, akhirnya dia hanya bisa berbaring di ujung ranjang.

"Geser ke sini sedikit, kalau jatuh gimana?" Hesa nampaknya melihat Naya yang berusaha menjaga jarak darinya.

"Kamu masih takut ya tidur sama Mas? Apa Mas pindah aja?"

"Enggak usah Mas!!" Sambar Naya.

"Naya cuma takut Mas terganggu aja sama Naya" Cicit Naya sambil bergeser ke tengah mengikis jarak antara dirinya dengan Hesa.

"Kamu nggak usah berpikir kaya gitu. Mas nyaman-nyaman aja kok. Lagian kamu juga nggak ngorok kalau tidur, jadi Mas nggak keganggu"

"Apaan sih Mas, mana ada Naya ngorok!" Naya memalingkan wajahnya karena malu.

"Emangnya kamu tau? Kan kamu tidur, cuma Mas yang bisa dengar!"

Hesa senang karena Naya sudah mau menanggapi candaannya yang receh itu. Hesa harap, secara perlahan Naya bisa semakin terbuka kepadanya tanpa adanya rasa takut ataupun canggung.

Sekarang, Hesa paham kalau Naya pasti masih menyimpan trauma kepadanya. Makanya Hesa berusaha mencairkan suasana. Hesa juga pelan-pelan mendekati Naya agar trauma itu hilang secara perlahan.

"Tapi emang Naya ngorok beneran Mas?"

Hesa terkekeh dengan wajah Naya yang terlihat serius menanggapi candaannya.

"Mas cuma bercanda. Ayo tidur, besok kita harus kerja"

"Iya Mas" Naya menutupi tubuhnya dengan selimut sebatas dagu.

"Selamat malam istriku" Ucap Hesa dengan lembut dengan tatapan yang begitu dalam pada Naya karena saat ini pria itu justru berbaring menghadap pada Naya.

"S-selamat malam Mas"

Sekarang Naya justru merasa terjebak. Dia sendiri yang meminta Hesa untuk kembali tidur di ranjang namun kini dia yang tak bisa berkutik karena Hesa yang menatapnya seperti itu.

Kalau sedang dalam keadaan biasa seperti di mobil misalnya, rasanya tidak akan semengerikan ini. Pasalnya saat ini mereka berdua berbaring satu ranjang, dalam keadaan berbaring dan dengan jarak yang amat dekat.

"Kuatkan hatimu Nay!" Ucap Naya dalam hati sambil mulai menutup matanya.

Naya merasa waktu berjalan begitu lama, matanya memang tertutup tadi dia sebelumnya belum tidur. Perutnya terasa lapar, dia ingin sekali makan sesuatu.

Perlahan matanya terbuka, dia juga melirik ke samping, memperhatikan Hesa yang tampak tertidur dengan tenang.

Naya mulai menyibak selimutnya pelan-pelan agar tak mengganggu Hesa. Dia ingin keluar untuk mencari sesuatu yang bisa di makan.

Naya keluar kamar dengan langkahnya yang pelan. Dia cukup merasa lega karena berhasil keluar dari kamar tanpa mengusik Hesa sama sekali.

Lampu-lampu di rumah besar itu sebagian besar sudah padam. Hanya tersisa lampu temaram yang sedikit menerangi ruang tengah dan juga dapur. Naya sedikit takut karena dia hanya ada dirinya seorang yang ada di sana. Naya yakin kalau semua penghuni rumah itu sudah tidur semua mengingat saat ini sudah jam satu dini hari.

Naya membuka lemari pendingin yang berisi berbagai macam perdagingan dan juga seafood. Naya terharu menatap begitu banyak bahan makanan di hadapannya. Dulu untuk makan daging pun Naya tak pasti satu bulan sekali. Semua karena uangnya selalu di habiskan oleh Ibunya.

Tapi, tiba-tiba saja Naya teringat akan kedua orang tuanya. Sudah beberapa hari ini Naya tidak mendapatkan kabar apapun tentang orang tuanya. Ada rasa khawatir pada orang tua dan adiknya itu meski perilaku mereka tidak baik. Tapi Naya juga bersyukur kalau orang tuanya tidak lagi mengganggunya. Mungkin saja mereka benar-benar menuruti permintaan Hesa agar tidak menggangu lagi. Naya berharap jika uang yang di berikan Hesa juga dimanfaatkan mereka dengan baik.

Naya kembali teringat tujuannya berada di dapur saat ini. Kini pilihannya tertuju pada ikan gurame yang ukurannya cukup besar.

"Kayaknya di asam manis enak deh" Gumam Naya setelah menjatuhkan pilihannya pada ikan itu.

Naya pun segera mengambil bahan-bahan yang lain. Semua sudah tersedia lengkap di sana.

Naya mulai memasak dengan tenang. Dia tidak mau kalau sampai penghuni rumah itu terbangun karena ulahnya.

Wanita berambut hitam sepanjang pinggang itu tampak lihai memotong ikan dan juga bahan yang lain. Perutnya yang terasa semakin lapar membuat tangannya begitu cekatan dan terus bergerak. Tak ada waktu melamun lagi karena perutnya sudah begitu perih. Mungkin anaknya sedang mengamuk di dalam sana karena meminta asupan.

Naya mencicipi hasil masakannya. Gurame asam manis dengan potongan nanas dan juga paprika membuat tampilan saus asam manis itu tampak begitu cantik dan menggugah selera.

Naya menyajikannya di sebuah piring kemudian membawanya ke meja makan.

"Astagfirullah!!" Untung saja piring yang ada di tangan Naya tak terlempar karena keterkejutan Naya.

"Mas? Kenapa Mas di sini?" Naya tak tau sejak kapan Hesa ada di sana. Duduk di meja makan dengan diam tak bersuara.

"Mas cari kamu. Mas kira kamu ke mana?"

"Maaf Mas, Naya laper banget terus cari makan"

"Kenapa masak sendiri? Harusnya minta tolong Mbak aja biar masakin kamu" Tadi Hesa terkejut karena tak menemukan Naya di sampingnya. Hesa kira Naya pergi karena dia juga tidak menemukan Naya di kamar mandi.

Hesa pun buru-buru turun ke bawah dan menemukan sosok yang ia cari sedang memasak sendirian.

"Naya pingin masak sendiri Mas, biar pas sama lidah Naya"

"Ya sudah ayo lekas di makan Mas temani"

Naya pun mengangguk, dia meletakkan gurame asam manis miliknya di depan Hesa dan meninggalkannya di sana untuk mengambil Nasi.

"Mas mau makan juga? Naya ambilkan nasi ya?"

"Nggak usah!" Tolak Hesa.

"Ya udah kalau gitu Naya ma..."

"Nggak usah ambil nasih sendiri, Mas maunya sama kamu aja!" Sambar Hesa.

"M-maksdunya Mas?" Naya agak sedikit kurang paham dengan permintaan Hesa.

"Tadi kan Mas yang suapi kamu, sekarang gantian. Mas nggak mau tangan Mas bau ikan!"

"Hah?"

1
🇮🇪
hana
Sry C'cipit Tea
jgn biarkan naya d jebak karena salah Hana...
Deasy Dahlan
Hana... Sebelas dua belas. Sama rika
Ummi Yatusholiha
apakah dalangnya dokter hana.. 🤔🤔
Tuty Yatun
senang bgt lihat keromantisan dokter hesa sm naya,,smoga ga ada gangguan ya,,awas aja sampe ada yg ganggu mereka berdua
Ummi Yatusholiha
rendra yang keluarga aja reaksinya kayak gitu sama naya, gimana klo sampe kelompok julid yg tau yaa 🤔
tapi pasti mamas dokter bisa bungkam mulut mereka.
Rubyred
oh....manisnya mama dan papa.....🤭🤭😍😍
wahyu widayati
ati2 kamu dlm bertindak han....kl kamu ketahuan ada niat buruk dg naya bisa dihancurin karirmu sama hesa han....
wahyu widayati
wahhhh abang dokter mulai manja ni ya....ati2 tar kl udah bucin bisa tambah manja bgt thu....😁
M Nabil Anisa
lanjut
mom's Abyan
kayaknya ceritanya seru
Rina Zulkifli
marathon ❤️
𝐈𝐬𝐭𝐲
makin bertambah lah orang² jahat...
CintaAfya
aduuhhh Hesa mau manja2 sama istrinya.... suapin aja Hesa kan sweet2 bgt gituuu.... Naya harus membiasakan diri dgn kemanjaan Hesa 🤭🤭
sunshine wings
Jangan berani macem² ya Hana.. Kamu akan berhadapan dengan Dr Hesa.. Awasss!!! 🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️
sunshine wings
🔨🔨🔨🔨🔨
sunshine wings
👍👍👍👍👍
👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
sunshine wings
Modus yà mas 🤭🤭🤭🤭🤭
Tapi itulaa n̈amanya pengikat kasih sayang ♥️♥️♥️♥️♥️
Dewi S Ayunda
please yak gak usah goreng gosipnya tmbh makin panas. nanti yg ada kmu ikut gosong, gergara ringkah km.katanya dokter tp kok julid. dokter apa hatters loe dok
Deasy Dahlan
Mesra nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!