Karena pengkhianatan suami dan adik tirinya, Lyara harus mati dengan menyedihkan di medan pertempuran melawan pasukan musuh. Akan tetapi, takdir tidak menerima kematiannya.
Di dunia modern, seorang gadis bernama Lyra tengah mengalami perundungan di sebuah ruang olahraga hingga harus menghembuskan napas terakhirnya.
Jeritan hatinya yang dipenuhi bara dendam, mengundang jiwa Lyara untuk menggantikannya. Lyra yang sudah disemayamkan dan hendak dikebumikan, terbangun dan mengejutkan semua orang.
Penglihatannya berputar, semua ingatan Lyra merangsek masuk memenuhi kepala Lyara. Ia kembali pingsan, dan bangkit sebagai manusia baru dengan jiwa baru yang lebih tangguh.
Namun, sayang, kondisi tubuh Lyra tak dapat mengembangkan bakat Lyara yang seorang jenderal perang. Pelan ia ketahui bahwa tubuh itu telah diracuni.
Bagaimana cara Lyara memperkuat tubuh Lyra yang lemah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Seorang wanita gagah perkasa berdiri tegak di hadapan mayat-mayat yang bergelimpangan di medan perang. Di tangannya menggenggam sebilah samurai tajam dan panjang, berlumuran cairan merah kental dan berbau amis. Dia tersenyum puas, peperangan kali ini pun dia menangkan.
Pantaslah gadis bernama Lyara itu menyandang gelar sebagai jenderal perang yang tak terkalahkan. Sejarah tidak pernah mencatat kegagalannya dalam berperang. Pergi dengan tekad dan semangat, kembali membawa kemenangan.
Jleb!
"Argh!"
Jenderal perang itu jatuh berlutut bertumpu pada pedang di kala sebuah benda tajam menghunus dadanya. Dia memuntahkan seteguk darah dari mulutnya. Tertunduk lemas, dan perlahan denyut jantung semakin lemah. Ketukan langkah menyapa telinga, ia terpejam untuk menahan segala rasa sakit yang menyerang.
Sepasang sepatu kain muncul di penglihatannya ketika mata terbuka. Dia tahu milik siapa itu? Adik tiri yang mengincar nyawa serta suaminya.
Gadis itu berjongkok, menyentuh dagu Lyara dengan jari telunjuk. Mengangkat wajah itu bertatapan dengannya.
"Bagaimana rasanya? Apakah sakit ... Kakak?" bisiknya sambil tersenyum sinis.
Lyara tak mampu menjawab, kembali memuntahkan seteguk darah dari mulut membuat tubuhnya benar-benar ambruk di tanah. Gadis itu berdiri, muncul lagi seseorang yang tak kalah mencengangkan. Dia suami Lyara, bersekongkol untuk membunuhnya.
Pandangannya semakin memburam, melihat mereka yang semakin menjauh sambil berpelukan. Bahkan, tak segan mengumbar kemesraan di hadapan Lyara yang sekarat.
"Jika ada kehidupan lainnya, aku akan membalas kalian."
Uhuk!
Lyara jatuh terkulai, kedua matanya menutup sempurna. Napas terputus, dan segala kehidupannya pun telah berakhir. Kejayaan yang diraihnya tak dapat ia nikmati. Lyara mati membawa dendam di hati.
****
Hah~
Lyara membuka mata secara tiba-tiba, baru saja dokter mengatakan bahwa dia sudah meninggal. Sontak tubuh itu duduk, menatap sekitar. Semuanya nampak aneh, dinding yang terbuat bukan dari kayu. Semuanya berwarna putih bersih, kasur kecil dengan seprei yang lusuh dan kusut.
"Di mana ini? Bukankah aku mati di medan perang? Kenapa bisa ada di tempat aneh ini?" Dia bergumam sambil melihat-lihat sekeliling kamar kecil itu.
Tangannya yang kurus menyibak tirai, menatap benda-benda aneh berlalu-lalang di luar sana. Ia menatap tangan dan jemarinya dengan dahi berkerut.
"Kenapa tubuhku kurus dan lemah seperti ini? Apa yang sebenarnya terjadi?" Dia kembali bermonolog, tak percaya.
Brak!
Pintu terbuka, spontan kewaspadaannya meningkat. Matanya menajam menatap sekelompok orang yang berdiri di ambang pintu.
"Ha-hantu!"
"Nona! Nona!"
Seorang gadis kecil berpakaian pelayan berlari menyerobot kerumunan orang itu. Dia memeluk Lyara sambil menangis terharu. Namun, gadis itu belum mengerti apa-apa, tatapan matanya masih sama. Tajam dan menusuk.
"Syukurlah, Anda baik-baik saja, Nona. Aku kira Anda akan meninggalkan aku selamanya," ucap pelayan kecil itu menangis tersedu-sedu.
"Bukankah dia sudah mati? Dokter mengatakan dia sudah mati, kenapa ...?" Kelompok orang itu menatap aneh dan takut padanya.
Lyara masih saja bingung, tak mengerti dengan orang-orang yang berpakaian aneh menurut pandangannya. Ia melepas pelukan si pelayan kecil dengan cepat, dan memeriksa keadaan tubuhnya. Lyara berlari ke hadapan cermin, memeriksa wajah sendiri.
"Kenapa tubuhku kurus sekali? Apa aku tidak pernah makan?" gumamnya setelah memeriksa keadaan.
"Apakah dia masih manusia? Semua orang tahu dia mati tenggelam karena tidak bisa berenang. Kenapa sekarang masih berdiri di sini?" bisik salah satu dari mereka yang bisa didengar oleh Lyara.
Apa? Mati tenggelam? Aku tidak bisa berenang?
Argh!
maaf Thor tambah kan tokoh cowoknya yg lebih baik dari segala-galanya dari Xavier...
kan tambah seru jadi y...
tambahkan lg up nya Thor