Felicia, seorang mahasiswi yang terjebak dalam hutang keluarganya, dipaksa bekerja untuk Pak Rangga, seorang pengusaha kaya dan kejam, sebagai jaminan pembayaran utang. Seiring waktu, Felicia mulai melihat sisi manusiawi Pak Rangga, dan perasaan antara kebencian dan kasih sayang mulai tumbuh di dalam dirinya.
Terjebak dalam dilema moral, Felicia akhirnya memilih untuk menikah dengan Pak Rangga demi melindungi keluarganya. Pernikahan ini bukan hanya tentang menyelesaikan masalah utang, tetapi juga pengorbanan besar untuk kebebasan. Meskipun kehidupannya berubah, Felicia bertekad untuk mengungkapkan kejahatan Pak Rangga dan mencari kebebasan sejati, sambil membangun hubungan yang lebih baik dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi'rhmta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 5: Menghadapi Konflik
Felicia tiba di kantor lebih awal seperti biasa. Ia mengatur meja kerjanya dan bersiap untuk memulai hari. Namun, saat ia sedang mempersiapkan dokumen, karyawan bernama Nanda mendekatinya dengan senyum sinis.
Nanda: "Oh, Felicia, kamu datang lebih awal ya? Apa kamu ingin menunjukkan betapa rajinnya kamu?"
Felicia: "Selamat pagi, Nanda. Saya hanya ingin memastikan semuanya siap untuk rapat hari ini."
Nanda: "Siapa tahu kamu ingin jadi favorit Pak Rangga? Tapi ingat, semua orang di sini bekerja keras."
Felicia: "Saya tidak berniat untuk bersaing. Saya hanya fokus pada pekerjaan saya."
Nanda tertawa sinis dan melangkah pergi, tetapi Felicia merasa kesal. Ia mencoba untuk tidak mempedulikannya dan kembali fokus pada pekerjaannya.
Beberapa hari kemudian, ketegangan antara Felicia dan Nanda semakin meningkat. Nanda sering mengganggu dan meremehkan Felicia di depan rekan-rekan kerja lainnya.
Nanda: "Felicia, apakah kamu yakin bisa mengerjakan proyek itu sendirian? Aku khawatir kamu akan membuat kesalahan."
Felicia: "Saya akan mengerjakannya sebaik mungkin, Nanda. Terima kasih atas perhatianmu."
Nanda mendengus dan pergi, tetapi Felicia merasa emosinya mulai memuncak. Ia berusaha untuk tetap tenang dan tidak membalas.
Di tengah rapat tim, Pak Rangga meminta setiap anggota untuk memberikan update tentang proyek mereka. Ketika giliran Felicia, Nanda dengan sengaja menginterupsi.
Nanda: "Pak, saya rasa Felicia tidak bisa menjelaskan proyeknya dengan baik. Dia terlalu fokus pada detail kecil."
Felicia: "Saya percaya detail itu penting untuk kesuksesan proyek, Nanda. Jika saya tidak mempersiapkan dengan baik, kita semua akan merugi."
Nanda tersenyum sinis, tetapi Pak Rangga memperhatikan dengan serius.
Pak Rangga: "Felicia, lanjutkan. Mari kita dengarkan penjelasanmu."
Felicia mengambil napas dalam-dalam dan mulai menjelaskan proyeknya dengan percaya diri, menunjukkan data dan rencana yang jelas. Nanda semakin terlihat tidak nyaman.
Setelah rapat, Felicia menghadapi Nanda di pantry. Ia merasa perlu untuk menyelesaikan ketegangan ini.
Felicia: "Nanda, bisa kita bicarakan sebentar? Saya merasa ada ketegangan antara kita."
Nanda: "Ketegangan? Siapa yang peduli? Ini adalah dunia kerja, Felicia. Kamu harus kuat."
Felicia: "Saya mengerti, tetapi saya ingin kita bisa bekerja sama tanpa saling menjatuhkan. Ini bukan tentang siapa yang lebih baik."
Nanda terdiam sejenak, terlihat sedikit terkejut dengan ketegasan Felicia.
Felicia: "Kita semua memiliki tujuan yang sama, yaitu menyukseskan proyek ini. Mengapa tidak kita fokus pada itu?"
Nanda mulai merenung, tampaknya mempertimbangkan kata-kata Felicia.
Felicia melihat Nanda mulai melembut, dan ia mengambil kesempatan untuk menjelaskan lebih lanjut.
Felicia: "Saya tahu kamu mungkin merasa terancam, tetapi saya tidak ingin bersaing. Saya ingin kita saling mendukung."
Nanda menatap Felicia dan menghela napas.
Nanda: "Mungkin aku terlalu keras padamu. Aku merasa tertekan dengan pekerjaan ini."
Felicia: "Kita semua merasakannya. Mari kita bekerja sama. Kita bisa saling membantu."
Nanda mengangguk, terlihat lebih terbuka untuk berkolaborasi.
Pak Rangga yang mengamati dari kejauhan merasa terkesan dengan cara Felicia menangani situasi tersebut. Ia mendekati mereka setelah percakapan berakhir.
Pak Rangga: "Felicia, saya melihat bagaimana kamu menangani konflik dengan baik. Itu menunjukkan kematangan dan kepemimpinan."
Felicia: "Terima kasih, Pak. Saya hanya ingin menciptakan suasana kerja yang baik."
Pak Rangga: "Itu penting. Dalam tim, kita harus saling mendukung. Teruslah berusaha seperti ini, dan kamu akan mencapai banyak hal."
Felicia: "Saya akan melakukannya, Pak. Terima kasih atas dukungannya."
Nanda terlihat lebih bersahabat setelah percakapan itu, dan Felicia merasa lega.
Setelah pertemuan itu, Felicia dan Nanda mulai menjalin hubungan profesional yang lebih baik. Mereka bekerja sama dalam proyek, saling berbagi ide dan dukungan.
Felicia: "Terima kasih atas bantuanmu, Nanda. Aku menghargainya."
Nanda: "Tidak masalah, Felicia. Aku juga belajar banyak dari kamu."
Felicia tersenyum, merasa senang bahwa konflik yang awalnya membuatnya stres kini berakhir dengan baik.
Felicia (dalam hati): "Aku tidak akan membiarkan konflik merusak kerjaku. Setiap tantangan adalah kesempatan untuk tumbuh."