NovelToon NovelToon
Sedingin Hati Suami Tentaraku

Sedingin Hati Suami Tentaraku

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Kehidupan Tentara
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Hasna_Ramarta

Halwa mencintai Cakar Buana, seorang duda sekaligus prajurit TNI_AD yang ditinggal mati oleh istrinya. Cakar sangat terpukul dan sedih saat kehilangan sang istri.

Halwa berusaha mengejar Cakar Buana, dengan menitip salam lewat ibu maupun adiknya. Cakar muak dengan sikap cari perhatian Halwa, yang dianggapnya mengejar-ngejar dirinya.

Cakar yang masih mencintai almarhumah sang istri yang sama-sama anggota TNI, tidak pernah menganggap Halwa, Halwa tetap dianggapnya perempuan caper dan terlalu percaya diri.

Dua tahun berlalu, rasanya Halwa menyerah. Dia lelah mengejar cinta dan hati sang suami yang dingin. Ketika Halwa tidak lagi memberi perhatian untuknya, Cakar merasa ada yang berbeda.

Apakah yang beda itu?
Yuk kepoin cerita ini hanya di Noveltoon/ Mangatoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 Halwa Linglung

Cakar tiba di halaman rumahnya. Ia merapikan kembali motornya di bawah canopy. Dia segera masuk rumah. Tidak lupa kantong pemberian ibunya untuk Halwa, dibawa juga.

   "Halwa," panggilnya seraya menaiki tangga. Tidak ada sahutan. Cakar terus melaju ke dalam kamar. Di dalam kamar, Cakar melihat Halwa sedang terbaring dan tidur. Terdengar deru nafasnya yang teratur.

   Cakar geleng kepala seraya menghampiri Halwa yang memang tidur. Tadinya dia bermaksud menggoyang bahu Halwa. Namun urung. Entah kenapa Cakar kali ini ingin melihat wajah Halwa yang tertidur, apakah benar dia tidur atau pura-pura.

   Cakar berjalan mengitari ranjang, karena Halwa tidurnya selalu menyamping dan menghadap tembok di sebelah kirinya.

   Tatapan begitu lekat, seluruh wajah Halwa dia absen tanpa satupun terlewat. Mata dengan bulunya yang lentik, hidung yang bangir, serta bibir tipis angka tiga. Jangan lupakan, rambutnya yang panjang dibawah bahu, terurai menutupi bahunya dan sebagian wajahnya yang lembut dan sendu.

"Halwa, sampai kapan aku bisa mencintaimu? Maaf, aku belum bisa memberi hatiku utuh untukmu," bisiknya sembari menatap iba wajah Halwa yang sendu. Saat tidur seperti ini, wajah sedih dan sendu Halwa justru sangat terlihat. Dalam hati Cakar seperti ada yang teriris.

"Apakah aku masih terobsesi dengan cewek berseragam, sehingga aku tidak peduli dengan perhatian perempuan sebaik Halwa?" Cakar memukul tinjunya di udara.

Enam bulan terakhir ini dia sudah berusaha mencintai Halwa, tapi Cakar selalu mundur lagi dan belum bisa berpaling dari obsesi gilanya.

Cakar menghela nafasnya dalam. Dia kembali berjalan menuju sofa di dalam kamar itu. Cakar memilih tidak mengganggu tidurnya Halwa, karena dia tahu, tidak baik mengganggu orang tengah tidur kalau tidak sedang keadaan darurat.

"Sepertinya dia memang sangat ngantuk dan lelah banget." Cakar bergumam.

***

Azan Maghrib berkumandang, Halwa bergeliat dan terbangun. Tidurnya sore tadi benar-benar lelap. Saat nyawanya sudah sepenuhnya terkumpul, Halwa buru-buru bangkit dan terkejut mendengar suara azan terdengar di mana-mana.

"Ya ampun, ini azan apa? Maghrib atau Subuh?" Halwa menuruni ranjang dengan tergesa, tanpa dia sadari kaki kirinya nyangkut di selimut sehingga tubuh Halwa terjerembab dan tersungkur di lantai.

"Gubrak."

"Aduhhh," ringisnya.

Pintu kamar terbuka dan Cakar masuk, dia tersentak kala tadi mendengar suara gubrak dari dalam kamarnya.

"Halwa, kenapa?" sentaknya kaget. Tubuh Halwa terbalut selimut dan tersungkur di lantai.

"Ya ampun, apa-apaan sih, bangun tidur pakai jatuh segala? Ini gara-gara nyawamu belum terkumpul jadinya begini, kamu itu linglung," omel Cakar. Namun tak ayal dia membantu Halwa untuk berdiri.

Cakar terkejut saat melihat jidat Halwa yang jenong sebesar telur puyuh, sepertinya saat tersungkur tadi jidatnya jatuh langsung menimpa lantai.

"Astaghfirullah, ya ampun. Lihat jidatmu sampai jenong?" omel Cakar lagi, tidak melihat bahwa saat ini Halwa tengah meringis menahan rasa sakit.

"Aduh, aduh." Halwa masih meringis dan mengaduh lalu duduk di atas ranjang sembari meraba jidatnya.

"Ini nih gara-gara tidur sehabis waktu Ashar. Jadi linglung." Tidak hentinya Cakar mengomel, tidak ada sedikitpun sikap romantis dan hangat. Sejak masuk kamar mulutnya masih saja ngomel.

Setelah Cakar ngomel, dia pergi entah ke mana, tapi lima menit kemudian dia muncul bersama air sebaskom kecil dan handuk kecil.

"Kompres luka di jidatmu supaya kempes. Aku tidak mau besok di acara Persit kamu tidak hadir." Cakar menaruh baskom kecil itu di bawah kaki Halwa. Halwa tidak segera meraihnya, ia kepikiran dengan ucapan Cakar barusan.

"Aduh Mas, aku belum apa-apa. Aku sebaiknya mandi dulu," ujarnya seraya buru-buru melepas selimut yang membalutnya dan bergegas menuju kamar mandi.

"Halwa," panggilnya, tapi Halwa tidak mendengar, dia sudah masuk kamar mandi.

Cakar tersenyum lucu, kala melihat tingkah Halwa yang sepertinya memang sedang linglung seperti dugaannya tadi.

"Jangan-jangan si Halwa benar-benar linglung," pikirnya seraya berdiri dan bergegas menuju mushola untuk melaksanakan sholat Maghrib.

Saat Cakar keluar kamar, Halwa keluar dari kamar mandi, tubuhnya berbalut handuk. Ia bergegas menuju lemari dan mencari baju, lalu secepatnya keluar kamar karena iapun akan ke mushola dan melaksanakan sholat Subuh. Itulah yang dia yakini.

"Mas," sapanya saat Cakar baru saja keluar dari mushola. Halwa masuk dan segera mendirikan sholat Subuh.

Lima menit kemudian, Halwa menyudahi sholatnya dan masuk kamar lagi. Di sana sudah ada Cakar duduk di sofa sembari menatap Hp nya.

"Mas, seragam Persitnya mana, bukankah hari ini acara Persit?" tanya Halwa menanyakan seragam Persit yang belum dilihatnya.

Kening Cakar mengkerut, tapi tak ayal dia meraih sebuah kantong lalu diserahkan pada Halwa.

"Ini, kamu coba dulu. Kalau longgar, kamu kecilkan saja dulu," ucap Cakar santai. Halwa meraih dengan kening yang ikut mengkerut, diiringi bibir yang meringis karena jidatnya masih terasa sakit. Namun bulatan telur puyuhnya sedikit demi sedikit kempes dan menyisakan warna lebam di sana.

Dibukanya kantong itu dan diraihnya seragam Persit itu dari dalamnya. Halwa membeberkan seragam itu. Sejenak ia tercenung, seragam itu tidak terlihat baru, tapi seperti seragam yang sudah lama tersimpan di lemari. Fisiknya memang masih bagus dan tidak bladus, masih layak dipakai. Halwa tidak mencoba protes, karena baginya di sini ia tidak ada ruang untuknya buat protes.

Halwa bergegas menuju samping lemari dan mencoba seragam itu. Sayangnya seragam itu, pinggang dan atasannya longgar di tubuhnya.

"Mas, tapi ini seragamnya longgar. Bagaimana ini?" resahnya terdengar protes.

"Ya sudah, kalau longgar tinggal kamu kecilkan saja yang longgar," tukas Cakar enteng.

"Kecilkan bagaimana, Mas? Ini waktunya saja mepet, sebentar lagi juga jam enam pagi," ceplosnya membuat Cakar tertawa.

"Jam enam pagi? Apakah kamu kira ini subuh-subuh? Ini baru beranjak malam, Halwa. Tadi yang kamu sholat itu, sholat apa?" ujar Cakar membuat Halwa bingung.

"Beranjak malam, bukankah tadi azan Subuh. Soalnya tadi aku menjalankan sholat subuh dua rakaat," jawabnya sembari melihat ke arah balkon dan membuka jendela mencoba meyakinkan.

"Masih malam, kenapa tidak siang-siang?" gumamnya masih bingung.

"Iyalah malam, orang ini baru selesai azan Maghrib. Kamu itu linglung, karena kamu habis tidur setelah Ashar. Makanya jangan tidur setelah ashar, bisa-bisa tiap hari kamu linglung kayak gini," sindirnya menyadarkan Halwa.

Halwa beristighfar dan mengusap wajahnya. Dia baru sadar dan yakin bahwa ini baru beranjak malam. Halwa membalikkan badan dan menatap tubuhnya yang sudah terbalut seragam Persit yang longgar.

"Terus ini bagaimana, Mas?" tanyanya heran menunjuk seragam Persit di tubuhnya.

"Kan sudah aku bilang, kecilkan dulu seragam itu mungpung acaranya masih besok," ucapnya santai sambil berlalu.

Halwa tercenung dan menatap kepergian Cakar keluar kamar dengan sedih. Ingin rasanya ia menangis dan menjerit dengan sikap santai Cakar seperti ini.

1
Julia Juliawati
sayang sayang pala lu orang🤣🤣🤣
Julia Juliawati
maaf" sambel si ceker ayam mah🤣🤣
Julia Juliawati
klo aq jd si halwa ngelawan gedek banget sm suami kalakuan juga jurig🤣🤣
Nasir: Wkwkwkwkkw...
total 1 replies
Julia Juliawati
ini teh rujak bebek hewan ato rujak beubeuk buah"an?
Nasir: Rujak bebek, Teh. Kalo ditulisnya emang bebek, tapi dibacanya eu..... hehehe....
total 1 replies
Julia Juliawati
dasar adik geblek make nanya anak spa? klo kedengaran sm halwa apa g sakit hati dia
Nasir: Wkwkwkkw
total 1 replies
Julia Juliawati
km gedek krn g ngerasa di. posisi halwa sm klo km ada di posisi dia di sakiti sm suami km pastilah sm sakit hati
Julia Juliawati
Luar biasa
Nasir: Mksh byk Kak...
total 1 replies
Julia Juliawati
dasar muna roh kau cakar ayam🤣🤣
Nasir: Wkwkwkwkk kirain munafik tahunya munaroh.....
total 1 replies
Wisnu Artini
Luar biasa
Nasir: Mksh byk Kak..
total 1 replies
Eri Erisyah
kurangin Thor marah" ny sicakar ayam
Nasir: Hehehe iya Kak....
total 1 replies
Eri Erisyah
ganti Thor jangan cakar, Cakra lebih baik thor
Nasir: Ok nanti dipertimbangkan.
total 1 replies
Eri Erisyah
kenapa ga Cakra ajj sih Thor...bc ny JD agak gimn gitu
Nasir: Iya ya.... waduh, tapi itu memang udah dr episode awal smp akhir namanya Cakar. Gmn dong Kak? Mohon maaf ketidak nyamanannya ya.
total 1 replies
pupu
baru kali ini aku baca novel gak bosenin yg cerita nya gitu2 aja. dan lumayan nambah sedikit wawasan tentang tni. terimakasih author aku puas dan senang ehehe
Nasir: Trmksh byk Kak...
total 1 replies
Novi idrus
seperti'y penulis novel ini, ISTRI tentara
Nasir: Bukan Kakak cantik. Hanya pernah dekat saja. Hehhehe
total 1 replies
Novi idrus
Masi kecil, Jagan main nikah2 dari kecil smpeh besakr pisah karna sibuk TPI blm cerai
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
cak spill makan gudeg nya dimana mau juga aku cobain hehe
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢: oiya kah kak aku malah baru tau wkwk orang jogja rumahan gini ni kak malah gatau 🤣🤦
Nasir: Cakar mah ngarang Kak... ada juga gudeg Mbak Mul... tapi di Pasar Klewer...
total 2 replies
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
dasar ikan nilam gua sumpahin lu mencret 30 hari 🥊😤
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢: jahatan mana kak sama ikan nilam yg sengaja banget bikin hati isteri sah sakit karena liat suami nya nganter ikan pasar 🤣 nilam berani nya sama istri sah spek ibu peri gitu coba ketemu yg spek rambo habis tu nilam 😂🤣
Nasir: Wkkkkkkkkkkkk.... jahat bgt Kak...
total 2 replies
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
idih ga semua orang patokannya dr situnya, orang nikah itu yg di liat karakter dan watak sehari2nya, cara dia menyelesaikan masalah dll yg lebih ke esensi, kalo cuma pendidikan doang tp wataknya ga baik trus suaminya kenyang noh di suruh liatin nilai2 akademiknya doang 😒
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
Wardi lu tau info gini drmana sih wkwk kayak emak2 kompleks aja 🤣
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
heleh emang lu yakin si selai hamil anak lu siapa tau hamil anak orang lain 🤪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!