NovelToon NovelToon
Happy After Divorce

Happy After Divorce

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Konflik etika / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Pelakor / Office Romance
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: agen neptunus

Apa hal tergila yang terjadi di hidup Jessica kecuali saat suaminya berselingkuh selama tiga tahun dengan istri Noel, sahabatnya sendiri. Sementara itu di saat dia menyandang status janda cantik berkarir cemerlang, ada beberapa kandidat yang bersedia menggantikan posisi mantan suaminya:
1. Liam, sahabat sekaligus pernah menjadi pacarnya saat kuliah selama dua tahun. Greenflag parah! Jessica belum ngomong aja dia udah paham saking pekanya!
2. Noel, sahabat yang jadi korban sama seperti Jessica. Istrinya diembat suami Jessica loh!! plusnya dia punya anak cantik dan menggemaskan bernama Olivia. Jessica ngefans berat sama nih bocil~♡
3. Ferro, pengusaha kaya raya, tajir melintir, suka sama Jessica dari pandangan pertama. Rela apa aja demi membuat senang Jessica, tentunya dengan uang, uang dan uaaaang ^^
4. Delon, cinta pertama Jessica di saat SMP. Dulu Jessica saat masih aura gerhana diputusin saat lagi bucin-bucinnya. Sekarang tuh cowok balik lagi setelah Jessica punya aura subuh!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon agen neptunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8: My Best Friend

Saat makan siang, Jessica dan Noel duduk di sebuah meja dekat jendela dengan pemandangan kesibukan orang-orang di jalan raya. Suasana kafe yang tenang membuat percakapan mereka lebih intim. Noel tampak sedikit gugup, memainkan sendok di tangannya sementara Jessica begitu tenang menikmati makanannya.

“Kamu kenapa?” tanya Jessica yang menyadari kegelisahan Noel.

“Jess, sebenarnya ada yang mau aku bicarakan sama kamu,” tuturnya.

Jessica diam tapi matanya belum terputus menatap Noel. Ia menunggu Noel bicara.

“Sebenarnya ….” Noel sedikit ragu untuk berkata. Terus terang dia belum bisa memastikan bagaimana reaksi Jessica ketika tahu bahwa Alesha hamil.

“Mau ngasih tau kalau kamu belum bisa menceraikan Alesha dalam waktu dekat?” tebak Jessica dingin.

Noel menarik napas panjang. Ia pikir bukan saatnya memberitahu Jessica tentang ini. Alih-alih memberitahu kebenarannya, Noel menganggukkan kepala.

“Iya, aku belum bisa menceraikan dalam waktu dekat,” katanya.

“Lalu?”

“Mungkin aku butuh waktu sekitar … delapan bulan,” pikir Noel sambil menghitung kapan kelahiran bayi dari rahim Alesha.

“Kenapa harus delapan bulan?”

“Mungkin juga tujuh bulan,” lanjut Noel.

Jessica mengernyit bingung karena tiba-tiba berubah lagi hitungan bulannya. “Kenapa nggak bulan depan?”

“Nggak bisa kalau bulan depan.”

“Terus apa yang kamu tunggu?”

“Sesuatu yang sangat penting,” jawab Noel.

Jessica meletakkan sendok dan garpunya. Ia melipat tangan di atas meja lalu setengah berbisik bertanya pada Noel, “Kamu nunggu hartanya Alesha, ya?”

“Ha–?” Noel membelalak kaget mendengarnya. “Ma-maksudnya?”

Jessica menyandarkan punggung ke kursi, dia tahu dari respon Noel kalau bukan itu yang ditunggu lelaki itu. “Kupikir kamu mengincar hartanya Alesha,” ucapnya terus terang.

“Pft!!” Noel menahan tawa sambil menempelkan kepalan tangannya di depan mulut.

“Iya-iya tau … itu hal paling nggak mungkin dan nggak masuk akal,” ketus Jessica lalu kembali makan.

Noel masih menahan tawanya. “Mungkin kalau Alesha anak pejabat atau pengusaha kaya raya, aku bisa menjadikan itu sebagai alasan,” akunya.

“Hm. Lalu apa?”

“Sesuatu yang sangat penting. Menyangkut hidup dan mati manusia,” jawab Noel misterius.

“Udah deh, nggak usah bikin aku menebak-nebak alasannya,” kesal Jessica.

Noel tersenyum lembut. “Suatu saat kamu pasti akan bisa paham alasanku, Jess. Yang jelas … alasan ini bukan hanya demi kebaikanku, tapi demi kebaikan kita semua,” ungkapnya serius.

Jessica memindai ekspresi Noel yang tidak bercanda sekarang. Ia menarik napas panjang. Sepertinya dia tidak akan bisa lama-lama bertengkar dengan sahabatnya ini.

“Ya sudah, Noel … itu keputusanmu mau bertahan atau melepaskan orang yang sudah melukai dan menghancurkan hidupmu dan Olivia,” kata Jessica akhirnya.

Ketika nama Olivia disebut, seketika raut wajah Noel berubah menjadi muram dan sedih. Anak sekecil itu harus mengalami hal terberat seperti ini.

“Noel,” panggil Jessica lagi saat Noel menundukkan kepala.

“Hm?” Noel menatap Jessica yang sudah tersenyum tulus padanya. Tidak ada aura dingin yang dipancarkan Jessica.

“Apapun alasan yang kamu sembunyikan sekarang, aku percaya kalau itu nggak akan menyakitiku.”

Noel diam dan mengangguk. Dalam hati dia meminta maaf sebesarnya pada Jessica karena tidak bisa menyampaikan kebenaran tentang Alesha yang sedang hamil anak siapa. Ia tidak siap kalau ternyata Jessica merasa terpukul dengan hal ini.

***

Noel pulang ke kantor bersama Jessica. Mereka berpapasan dengan Liam yang baru keluar dari lift. Lelaki itu tersenyum ramah.

“Gimana makan siangnya?” tanya Liam dengan senyumnya.

“Begitulah. Kita udah baikan,” kata Noel dengan bangga sambil menoleh ke Jessica yang hanya tersenyum.

“Nah, gitu. Kalau ada masalah ya langsung diselesaikan dengan cepat. Jangan lama-lama berantemnya,” kata Liam dengan senang.

“Iya-iya bawel,” ketus Jessica lalu tersenyum. “Kamu darimana, Liam?”

“Beli sushi nih,” jawabnya sambil menunjukkan bungkusan yang dia bawa di tangan. “Mau makan bareng nggak?” tawarnya senang.

“Yeay! Mau.” Jessica menjawab dengan semangat.

“Makan di ruanganku?” tawar Noel.

“Oke. Tapi, tunggu aku taruh tas dulu di ruanganku, ya.” Jessica langsung pergi ke ruangannya.

Liam tersenyum melihat Jessica yang kembali semangat lagi. “Nggak nyangka, ternyata Jessica bisa menerima semuanya, ya.”

“Menerima apa?” heran Noel.

“Dia bisa terima kalau Alesha hamil dan belum tahu itu anak kamu atau anak mantan suaminya.”

Noel meringis dengan senyum kecut. Liam langsung paham, dia menaikkan satu alis dengan ekspresi galak.

“Jangan bilang kamu belum memberitahunya!” tebak Liam dengan gemas.

“Hehehe. Belum berani,” jawab Noel sambil menggaruk kepalanya.

“Astaga, Noel!” Liam menepuk dahinya. “Terserah saja lah kalau begitu! Kalau nanti Jessica tahu yang sebenarnya, jangan bawa-bawa namaku!”

“Hhhh … iya, Liam.” Noel menjawab dengan lesu.

“Ya sudah, ke ruangan kamu sekarang,” kata Liam yang berjalan lebih dulu menuju ruangan Noel.

***

Jessica, Noel, dan Liam memutuskan untuk menikmati makan siang bersama di ruang kerja Noel. Mereka memilih sushi sebagai hidangan, menikmati variasi rasa dan tekstur yang ditawarkan.

Jessica mengambil sepotong sushi dengan sumpitnya, tersenyum pada teman-temannya. "Ini benar-benar ide yang bagus, Liam. Aku suka sushi."

“Aku tahu, makanya aku belikan khusus untuk kamu,” jawab Liam tersenyum senang.

“Ehem! Jadi, bukan beli untuk kita? Khusus buat Jessica aja gitu?” celetuk Noel pura-pura kesal.

“Duuh, ada yang cemburu. Buka mulutnya,” kata Liam sambil menyodorkan sepotong sushi ke mulut Noel.

Noel membuka mulutnya lalu makan sushi yang disuapi Liam padanya. Jessica tertawa kecil melihat tingkah dua sahabatnya yang tidak berubah sama sekali.

Mereka terus mengobrol tentang berbagai topik, mulai dari proyek kerja hingga rencana akhir pekan. Percakapan mengalir dengan mudah, menciptakan suasana yang santai dan menyenangkan.

Di waktu bersamaan tiba-tiba HP Jessica bergetar di atas meja. Seketika Noel dan Liam ikut menoleh. Satu nama tertera di layar.

“Delon?” ucap Liam dan Noel bersamaan lalu melemparkan pandangan ke Jessica yang tersenyum menggemaskan sambil meraih HP.

“Sebentar, ya. Aku terima telepon dulu,” katanya lalu berdiri tanpa keluar ruangan dan memilih ke samping jendela.

“Delon siapa?” tanya Liam pada Noel.

Noel mengedikkan bahu. “Mantan suaminya bukan?”

“Itu Deon, nggak pake L.”

“Kalau gitu calon suaminya yang baru,” celetuk Noel dengan asal.

“Ish! Kutusuk mata kau pakai sumpit!” kesal Liam.

Noel hanya tertawa pelan melihat Liam segalak itu.

Sedangkan Jessica sudah menempelkan HP ke telinganya dan menyapa dengan suara pelan, “Halo, Delon.”

“Hai, Jess. Aku ganggu kamu, ya?” tanya Delon yang terdengar sangat senang sekarang.

“Nggak. Aku lagi makan sama teman-teman. Ada apa?” tanya Jessica.

“Hm, syukurlah kalau tidak mengganggu. Begini … aku mau mengajak kamu minum kopi malam ini. Anggap sebagai balasan karena kemarin kamu traktir aku kopi,” ujarnya.

Jessica tahu kalau itu bukan cuma sebagai balasan traktir, itu hanya alasan Delon agar bisa bertemu dengannya.

“Mmmm … boleh. Tapi, emangnya kamu nggak kerja?” heran Jessica. Seingatnya Delon bekerja sampai malam.

“Bisa keluar kok. Kebetulan pekerjaanku sudah selesai sore ini,” jawabnya.

Meski Jessica bingung tentang sistem kerja Delon, dia tetap setuju untuk diajak minum kopi bersama.

“Baiklah kalau gitu,” kata Jessica.

“Nanti aku kasih tahu dimana kita bertemu malam ini,” kata Delon dengan semangat.

“Iya, Delon. Dah.”

Panggilan terputus. Jessica tersenyum sendiri membayangkan bertemu dengan mantan pacar masa kecilnya.

Saat ia membalikkan badan, alangkah terkejutnya Jessica saat sadar sudah ada Liam dan Noel berdiri di belakangnya dengan tangan di pinggang dan mata menyipit siap menyelidik.

“A–apa?” gagap Jessica dengan mata mengerjap.

“Siapa Delon?” tanya Noel.

“Mau kemana malam ini?” lanjut Liam.

Jessica hanya tertawa kecil melihat dua sahabatnya yang mulai protektif padanya. Sama persis seperti saat dia belum menikah dulu. Dua sahabatnya itu yang menjaganya. Mereka berdua memang terkenal sangat posesif.

“Rahasia!” jawab Jesssica enteng, dan itu sangat menyebalkan bagi Liam dan Noel.

***

1
Lomempo112dbe
nice
Lomempo112dbe
sampah dong ya hahaha keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!