Alana gadis malang yang di buang oleh keluarganya karena dianggap pembawa sial. Dia sudah terbiasa hidup sebatang kara tanpa bantuan siapapun. Berbagai pekerjaan telah dia geluti tapi itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hingga akhirnya dia menyerah dan ingin hidup dengan nyaman tanpa harus bekerja keras. Sahabat Alana menawarkan sebuah pekerjaan tidak masuk akal kepada Alana, yaitu melayani seorang pria yang suka sekali bermain wanita.
"Baiklah aku terima tawaran itu, tapi dengan satu syarat. " Alana.
Kenzo, adalah seorang pemain wanita yang sudah terkenal di dunia malam. Parasnya yang rupawan, membuatnya di gilai banyak wanita. Namun Kenzo bukan pria sembarangan dalam memilih wanita.
"Carikan aku seorang gadis untuk melayani ku. " Kenzo.
Apa syarat yang diajukan Alana untuk menerima pekerjaan dari sahabatnya itu?
Apakah Takdir akan membuat mereka bersama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Tamu Tak Diundang
Kenzo menggandeng tangan Alana dan membawanya masuk ke dalam rumah, dia lalu merangkul bahu Alana dengan posesif. Dia ingin menunjukan kepada mereka siapa wanita yang ada di sampingnya saat ini. Untuk menghentikan kegilaan Vero yang ingin kembali bersamanya.
Vero dan Yuki langsung berdiri melihat kedatangan Kenzo dengan senyum lebar, namun saat melihat sosok di samping Kenzo membuat senyuman di wajah mereka sirna seketika. Namun sesaat kemudian Vero kembali menunjukkan senyumannya kepada Kenzo dan mendekatinya.
"Ken–, " Vero mencoba menyentuh tangan Kenzo namun segera ditepisnya dengan kasar.
"Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu itu. "
Kenzo memperingatkan dengan tatapan tajamnya dan berlalu melewati Vero begitu saja. Dia lalu membawa Alana duduk di sampingnya yang hanya berisi dua orang untuk duduk bersama.
"Mau apa kalian kemari?" tanya Kenzo, dengan tatapan sinis.
"Siapa wanita di sampingmu ini, Ken? " tanya balik Yuki.
"Ohh, dia istriku Alana. " jawab Kenzo dan memberikan sebuah kecupan dalam di pipi Alana.
Yuki menatap tidak suka ke arah Alana begitu juga dengan Vero. Mereka tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Kenzo. Mana mungkin Kenzo sudah menikah tanpa memberitahu mereka.
"Kau jangan bercanda Ken, mana mungkin kau sudah menikah. Sedangkan kau tidak mengundang aku ibumu." kata Yuki yang tidak percaya sama sekali dengan ucapan Kenzo.
"Terserah kalian mau percaya atau tidak, yang pasti dia adalah istri ku. " kata Kenzo Acuh.
"Bohong dia pasti wanita bayaran yang kau sewa untuk melayanimu setiap malam bukan. Aku dengar kau sering gonta-ganti teman tidur setelah berpisah denganku. Sebegitu hancurnya kah dirimu, Ken sampai melampiaskan kekecewaanmu itu kepada semua wanita. " ucap Vero penuh keprihatinan namun ada nada sindiran disana.
"Ya, kau memang benar. Tapi aku tidak pernah membawa wanita bayaran ku ke rumah ini. Hanya istriku saja yang akan aku bawa ke rumah ini dan menemani malamku. Bukankah kau tau itu, Vero. " ujar Kenzo telak.
Vero terdiam, dia baru ingat rumah ini adalah rumah masa depan mereka dulu saat sedang merajut asmara. Tapi sayangnya Kenzo bukanlah pilihannya waktu itu dan dia lebih memilih pria lain untuk menikah. Sehingga rumah ini bukanlah tempat merajut masa depan mereka berdua.
"Jadi, apakah benar dia istrimu, Ken? " tanya Vero masih tak percaya.
"Hmm, harus aku katakan berapa kali lagi kepada kalian kalau dia adalah istriku. " kata Kenzo, " Tapi jika kalian tidak percaya itu juga terserah kalian."
"Kenapa kau menikah dengan wanita ini, siapa dia? dari keluarga mana dan bagaimana asal-usulnya. " Yuki tidak Terima dengan pernikahan anaknya dengan wanita yang
tidak dia ketahui asal usulnya, apalagi Kenzo tidak mengajaknya berbicara tentang pernikahan mereka.
"Memangnya apa urusannya denganmu? kau tidak berhak sama sekali mengatur hidupku dan ikut campur dengan masa depanku. " kata Kenzo dengan nada tidak suka.
"Ken, aku ibumu. ingat itu. " bentak Yuki.
"Pantaskah wanita tukang selingkuh sepertimu aku panggil dengan sebutan ibu? " tanya Kenzo dengan suara tak kalah lantang.
Yuki langsung terdiam mendengar bentakan Kenzo, dia tidak percaya kalau Kenzo berani membentaknya. Sungguh hanya karena wanita itu Kenzo melakukan hal kurang ajar itu kepadanya.
"Kenzo, apa karena menikah dengan wanita itu kau sudah berani kurang ajar kepada ku? Aku ibumu–, "
"Kau bukan ibuku, orang yang sudah menyebabkan kematian Papaku bukanlah ibuku. Kau dengar itu." ucap Kenzo dengan amarah tertahan.
"Dan berhentilah membawa wanita ini untuk menemui ku, Aku muak dan benci dengannya, Aku tidak mau berurusan dengannya lagi, ingat itu baik-baik. " imbuhnya sambil menunjuk Vero.
"Ken–, "
"Diam, aku tidak mau mendengar apapun dari mu lagi Vero. Pergilah dari sini, kalian berdua tidak diterima disini. " usir Kenzo begitu teganya.
Dia sudah tidak peduli lagi dengan kedua wanita itu, baik itu ibunya ataupun mantan kekasihnya yang tidak tau malu itu.
"Dengarkan ini baik-baik, carilah pria lain. Jangan kau kira aku tidak tau dengan niat busukmu untuk kembali padaku. Dan ingat ini baik-baik aku peringatkan kau sekali saja. Jangan pernah melakukan hal menjijikkan itu lagi kepadaku. Jika tidak–."
Tubuh Veronica menegang mendengar peringatan sari Kenzo. Apakah pria itu sudah tau apa yang dia lakukan waktu itu?
"Ya seperti yang kau pikirkan saat ini, Jika sampai kau ulangi lagi perbuatan mu itu, atau kau mengganggu ku lagi atau istriku. Aku tidak segan-segan untuk menghukummu dengan hukuman yang lebih mengerikan dari penjara. Camkan kata-kataku ini, Vero. Sekarang kalian berdua boleh pergi dan jangan menggangguku lagi. "
Baik Vero dan Yuki hanya terdiam memandangi Kenzo. Mereka tidak menyangka kalau Kenzo akan berubah begitu besar. Bahkan kepada ibunya sendiri. Apakah dia masih belum bisa berdamai dengan dendam masa lalunya.
"Atau karena wanita itu." Pandangan mereka berdua pun beralih pada Alana yang sejak tadi berdiri di samping Kenzo yang hanya diam mematung dengan satu tangan Kenzo yang melingkar di bahunya.
"Kau benar-benar wanita sialan. " Yuki tiba-tiba maju mendekati Alana dan akan menyerangnya bertubi-tubi, namun dengan cepat Kenzo menghalanginya, dan tidak membiarkan Yuki menyakiti atau menyentuh Alana.
Alana yang sejak tadi diam langsung berdiri dan menepis tangan Yuki yang akan menyentuhnya, lalu menatap tajam ke arah ibu mertuanya itu.
"Maaf sejak tadi saya diam, bukan berarti saya tidak tau apa-apa. Saya hanya ingin tau apa yang kalian bicarakan. Dan sekarang aku katakan kepada kalian berdua. " Alana menghela nafasnya dalam- dan menghembuskan nya dengan kasar.
"Aku memang istri Kenzo, aku istri sahnya. Dan perlu kau tau, aku bukan wanita murahan atau wanita bayaran seperti yang kalian katakan tadi. Orang yang pertama kali merenggutnya adalah suamiku sendiri dan rasanya masih sakit sampai sekarang. Aku tidak perduli dengan masalah kalian, selesaikan sendiri saja. Aku capek dan mau istirahat."
Alana segera beranjak dari sana dengan langkah lebar. Namun baru beberapa langkah saja Alana sudah menghentikan langkah kakinya, dan menatap Ke arah Kenzo.
"Mas, gendong. Antar aku ke kamar, masih sakit tau. " keluhnya manja kepada sang suami
Kenzo melongo tak percaya mendengar ucapan manja Alana yang tidak biasa. Biasanya wanita itu bersikap ketus dan dingin kepadanya. Tapi sekarang, dia bahkan memanggilnya dengan sangat manja dan meminta gendong. Benar-benar di luar dugaan.
"Mas, kok bengong sih. Gendong aku ke kamar, setelah itu kalian mau lanjut bertengkar pun terserah deh, aku nggak peduli. " ucap Alana terlihat kesal, tidak manja seperti tadi.
"I– Iya, ayo aku antar ke kamar. " Kenzo langsung mendekat dan menggendong Alana ala bridal style.
"Bagaimana, akting ku bagus kan. Setidaknya bisa membuat mereka kesal dan tau diri dimana posisi nya, terutama mantanmu itu. " bisik Alana lirih di telinga Kenzo dan membuat Kenzo menatapnya dengan penuh rasa gemas.