Lengkap sudah,kesedihan dan sakit hati yang Laura rasakan.
Baru saja ditinggalkan oleh ayahnya,ia harus kembali merasakan sakit hati karena
kekasih yang sebentar lagi akan menjadi suaminya,ternyata berkhianat dengan seseorang yang tidak pernah ia sangka.
Seperti apa kelanjutan kisah Laura,yuukkk baca kisahnya hanya di novel ini...
Tbc:
Karya ini sedang diikutsertakan lomba YAW.
Mohon dukungannya yaa,dengan like,komen,vote,dan juga share..
Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
"Terimakasih bu Laura,sudah menemani saya."Ucap pak Arya.
"Sama-sama pak,kalo begitu,saya pamit dulu pak."Jawab Laura.
"Bagaimana,jika saya antar saja,kebetulan kantor saya melewati Bagaskara group."Balas pak Arya.
"Kedengarannya akan sangat merepotkan pak,saya bisa naik taxi ke kantor."Laura menolak dengan halus.
"Tidak apa-apa,biar sekalian saja."Balas pak Arya lagi.
Laura pun akhirnya terpaksa,ikut semobil bersama pak Arya,ia tidak enak hati,jika menolak lagi.
Beberapa menit kemudian,Laura sudah sampai di depan gedung kantor Bagaskara group.
sebelum turun dari mobil,Laura mengucapkan terimakasih terlebih dahulu.
...****************...
"Hai Cit..."Sapa Laura,saat melewati meja kerja Citra.
"Dicariin tuh tadi sama pak Bagas,tumben kamu terlambat."Ucap Citra.
Laura meletakkan tasnya terlebih dahulu,baru setelah itu dirinya pergi keruangan bos nya tersebut.
"Bagaimana Laura,apa ada kabar baik?"Pak Bagas langsung saja bertanya kepada Laura yang sudah berada di dalam ruangan pak Bagas.
"Alhamdulillah pak...pak Arya mau bekerjasama dengan perusahaan kita."Jawab Laura,ia juga tersenyum sumringah.
"Alhamdulillah...god job Laura,saya bangga sama kamu".
"Gak salah,saya minta kamu yang menangani ini,padahal sangat susah loh bekerjasama dengan perusahaan Arya group."Balas pak Bagas.
"Apa kamu kenal dekat dengan pak Arya,sepertinya beliau masih muda,seperti kamu".
"Gak ada pak,saya gak kenal sama pak Arya."Jawab Laura.
"Baiklah kalo begitu,mungkin memang ini sudah rezeki kamu,memenangkan proyek dengan Arya group."Balas pak Bagas lagi.
"Kalo gitu saya permisi dulu pak".
"Iya...bonus kamu,nanti saya minta bagian keuangan untuk langsung mentransfer ke rekening kamu."Ucap pak Bagas sebelum Laura benar-benar keluar dari ruangannya.
Laura pun keluar dari ruangan pak Bagas dengan senyuman yang terus menghiasi wajahnya,Laura bahkan menyapa semua rekan kerja yang ia lewati.
Beberapa dari rekan kerja Laura,merasa heran dengan tingkah Laura.
"Doorrr..."Laura mengagetkan Citra yang sedang serius bekerja.
"Astaga Laura...untung aku gak punya penyakit jantung,kalo gak,aku udah pingsan disini."Protes Citra.
"Siang nanti,aku traktir makan siang diluar yuuk."Ajak Laura.
"Wahhh...aku suka nih yang berbau gratis kaya gitu,hahahaha."Balas Citra.
"Dasar kamu,hahaha..."Balas Laura juga.
Setelah itu,Laura lanjut ke meja kerjanya,dan mulai fokus mengerjakan tugas-tugasnya.
Ia tidak mengetahui,bahwa di belakang dirinya.Ibu tirinya dan juga sang kekasih,baru saja melakukan kesalahan yang akan berdampak besar pada hubungan Laura dan juga sang kekasih.
...****************...
"Bagaimana Rangga,apa kamu sudah menemukan sesuatu tentang Laura?"Tanya Arya kepada sekretaris pribadinya.
"Sudah pak,semuanya saya rangkum menjadi sebuah laporan."Jawab Rangga.
"Formal banget,Ga."Arya terkekeh geli,karena sikap Rangga.
"Hehehe...supaya bapak membaca nya jadi lebih nyaman."Balas Rangga lagi.
"Terimakasih yaa,,,nanti saya transfer bonus untuk kamu."Ucap Arya.
Tanpa sadar Rangga melompat kegirangan,karena akan mendapatkan bonus,dari bos nya tersebut.
"Ekheemm...kamu boleh kembali keruangan kerja kamu."Arya menyadarkan Rangga.
Rangga tersenyum kikuk,berjalan keluar dari dalam ruangan bosnya.
Setelah Rangga keluar,Arya mulai membaca dengan seksama,setiap lembaran kertas yang berisi informasi tentang Laura.
"Janur kuning belum melengkung,aku masih punya kesempatan,kan Laura?"Bathin Arya,bertanya pada dirinya sendiri.
...****************...
Sementara itu,baik ibu tiri Laura atau pun Dika.Keduanya merasa cemas karena kesalahan yang baru saja mereka lakukan.
Dika merasa khawatir,jika ibu tiri Laura akan menceritakan kelancangan dirinya,kepada Laura.
Sementara ibu tiri Laura,merasa khawatir,jika Dika memberitahukan kepada Laura tentang dirinya pagi tadi.
Tapi jauh di dalam lubuk hati keduanya,mereka justru saling merasakan penasaran di hati satu sama lain.
Mereka seperti ingin mengulangi kesalahan yang sama lagi.
Bagi Dika,ibu tiri Laura belum terlalu tua,sementara bagi ibu tiri Laura,dirinya pun masih pantas jika disandingkan dengan Dika.
...****************...
"Kita mau kemana sih,Ra?"Citra berjalan sambil merangkul pundak Laura.
"Makan siang dimana yaa,enaknya."Balas Laura.
"Di cafe sebelah kantor ini aja,Ra...enak kok menu nya."Ucap Citra.
"Boleh deh...pengennya di restauran biasa aku makan bareng mas Dika,tapi kayanya kejauhan deh".
Beberapa menit kemudian...
"Kamu mau pesan apa,Cit?"Tanya Laura,sambil menyerahkan buku menu.
"Aku mau ini,ini,ini,dan ini,sama minumnya ini,boleh?"Citra menunjuk semua menu yang ingin ia pesan.
Laura tersenyum,karena tingkah teman baiknya tersebut.
"Boleh,pesan aja,aku barusan dapet bonus dari pak Bagas."Jawab Laura.
"Waaahh...pas banget,kalo gitu aku pesan yang lain juga,hehehe."Balas Citra.
"Pesan aja...yang penting kamu sanggup habisin,Cit".
"Kalo gak habis kan bisa dibungkus,Raa...aku lanjut makan di kantor nanti."Jawab Citra.
Ia tersenyum bahagia,karena bisa makan banyak dan juga gratis.
Maklum saja dirinya hanyalah anak perantauan yang sedang mengadu nasib di ibu kota.
Citra harus berhemat,agar ia bisa bertahan hidup di kota besar,dan juga menyisihkan beberapa dari gaji nya,untuk dikirim kepada orang tuanya yang berada di kampung.
"Aku penasaran deh,gimana caranya,sampe kamu berhasil dapetin tanda tangan kontrak kerjasama dengan perusahaan Arya group?".
"Jangan-jangan kamu pake pelet yaa,atau pake susuk,dibagian mana kamu tanam,Ra?"Citra mendekat ke wajah Laura,ia juga memegang wajah Laura,dan melihat pipi kanan,kiri Laura dengan seksama.
"Apa sih,Cit...mana ada aku pake begituan yaaa,emang masih jaman yang begituan."Balas Laura.
"Iihhh masih tau,Ra...dikampung ku banyak yang masih percaya sama hal kaya gituan,Ra".
"Itu mah di kampung kamu,Cit."Balas Laura.
"Mungkin emang udah rezeki aku,rezeki calon pengantin."Ucap Laura,tersenyum.
"Iyaa dehh calon pengantin,ingat loh,seminggu lagi mau nikah,kamu udah harus cuti,soalnya pengantin itu katanya,kalo udah dekat mau nikah,ada aja gangguannya,jadi kamu mesti di pingit."Balas Citra.
"Iya,iyaa,Citra bawel."Laura mencubit gemas pipi Citra.
Setelah menunggu beberapa menit,makanan keduanya pun datang.
Mata Citra berbinar bahagia,melihat semua makanan yang ia pesan tersaji di depan meja mereka.
Sementara Laura,menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah lucu dari Citra.
"Selamaaat makann."Ucap Citra dengan suara yang ceria.
"Selamat makan."Balas Laura,tak kalah ceria.
Keduanya pun menikmati makanan mereka masing-masing,sesekali di selingi obrolan dan juga canda tawa di sela-sela mereka makan.
Laura sampai lupa,memberikan kabar kepada Dika.
Sementara Dika,justru terus teringat akan ciumannya bersama dengan ibu tiri Laura...
sip mak tiri nya laura,,,pkoknya jngan kasih ksmpatan buat laki" mokondo dika itu,,mending buang ke laut ajah buat nemenin ikan hiu berenang. ,
sepertinya ibu tiri laura pergi dr rumah itu, dan laura menyendiri dlm kesunyian rumah itu,,,
moga aja arya datang dan menolong laura