Sarah, bekerja sebagai guru di sebuah sekolah bergengsi khusus untuk orang kaya dan kalangan berada, kerap dibohongi dan berulang kali mengalami kekerasan fisik dan tak jarang mendapatkan penghinaan dari Dias,pacarnya.Abimanyu, yang dikenal sebagai pengusaha muda sukses yang kerap gonta ganti pacar. Pertemuan tak sengaja Sarah dan Abimanyu yang melibatkan Bagas, keponakan Abimanyu, berbuntut panjang. Sarah yang saat itu ditemani oleh pacarnya mendapatkan hinaan dan ucapan yang merendahkan pacarnya. Abimanyu yang mengetahui hal itu menawarkan sebuah kesepakatan pada Sarah untuk menjadi istrinya sekaligus membantu Abimanyu menjauhkan dia dari kejaran wanita-wanita gila pemburu harta, atau tetap menjadi samsak hidup pacarnya dan menunggu kehancuran hidupnya.Mampukah Abimanyu meyakinkan Sarah untuk menjadi istrinya ? Dapatkah Sarah menemukan kebahagiaan dengan Abimanyu?Sementara pacarnya berjanji akan berubah dan memperbaiki hubungan mereka.Rahasia apa yang disembunyikan Sarah ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9.
Dengan merangkul erat tangan Sarah, Tama berjalan mengendap-ngendap menemani Sarah diikuti oleh Nek Marni yang juga penasaran dengan tamu yang menggedor pintu rumah mereka.
"Neeeeekkk Marniiiiiiii, duuuhh kemana sih ? masa baru jam delapan malem udah pada tidur semua sih ? Mana banyak nyamuk lagi. Heeeiii nyamuk menyingkirlah kalian, jangan asik berpesta meminum darahku. Tuh sono, mendingan juga minum darah para koruptor, aku ikhlas jika kalian minum darah mereka sampai habis."omel tamu di luar sambil sibuk menepuk lengannya yang menjadi sasaran empuk nyamuk-nyamuk yang haus darah.
Sarah dan Tama juga Nek Marni yang mengintip dari balik jendela terkikik geli mendengar omelan orang asing itu. Sarah pun segera membuka pintu dan menyapa tamu itu.
"Selamat malam, ada yang bisa saya bantu ?"
Tamu itu membalikkan badannya dan terbelalak kaget melihat Sarah.
"Sarah ? Kamu Sarah kan ? Sudah besaaaaarrr, terakhir kita bertemu kamu masih belajar berjalan. Ini Tama ? Kok jauh beda dengan yang terlihat di foto yang pernah dikirimkan om Rudi? Neeeeekkk Marniiiiiiii aduuuuhh awet muda, engga berubah hanya bertambah tua dan keriput saja juga ubannya sudah merajai populasi rambut nenek." cerocos tamu itu.
"Sebentar.. Anda siapa ?" tanya Sarah.
"Aku Vian, sepupumu. Anak dari kakak laki-laki ayahmu yang telah menetap di Finland. Aku datang untuk berlibur sekalian menengok keadaan nenek dan keluarga om Rudi..." belum pun tamu itu selesai memberikan keterangan pada Sarah, dia telah di hujani pukulan dan cubitan oleh Nek Marni.
"Finland gundulmu... dasar cucu kurang ajar. Andai saja kamu bukan anak dari Gito, kakak mendiang papanya Sarah, sudah kusiram kamu pakai air bekas cucian cobek yang tadi dipakai untuk membuat sambal terasi." ucap Nek Marni sambil terus saja mencubit dan memukuli Vian.
Vian tertawa terbahak-bahak sambil berusaha menghindari pukulan dan cubitan Nek Marni, Sarah dan Tama yang menyaksikan semua itu hanya melongo.
"Neeeeekkk ampuuunn Neeeeekkk, duuuhh udah tua tapi cubitannya ngalahin cubitan anak perawan.. Ammpuuuunn Neeeeekkk.." ucap Vian sambil berlari ke arah Sarah dan bersembunyi dibalik punggung Sarah.
"Dasar kamu cucu kurang ajar. Kemana saja kamu selama ini ? Sampai belasan tahun tak pernah mau mampir ke rumahku. Sudah lupa jika kamu punya adik perempuan dan adik laki-laki di sini ? Pulang sana, tidak usah kamu mampir-mampir menjengukku dan adik-adikmu. Bilang pada bapakmu apa aku harus mati baru dia mau datang melihatku ?" omel Nek Marni sambil mengajak Sarah dan Tama masuk kembali kedalam rumah.
"Dih nenek ngambek, jangan ngambek dong nek, nanti cantiknya ilang seperti gigi nenek yang sekarang tinggal dua. Oh iya Nek, Vian mau nginep di rumah nenek ya selama liburan ini. Kangen masakan nenek, nanti nenek masakin makanan kesukaan Vian ya Nek," rengek Vian sambil menggelendot manja pada Nek Marni.
"Iissshh, badan sebesar king kong masih saja bergelendotan pada nenek, lepas viaaaaannn, nenek badannya sebesar kutil mesti nahan badan kamu yang sebesar king kong ini. Modyaaaaarrrr aku.."
"Oh iya Sarah, di luar aman kan kalo parkir mobil ? Kakak parkir mobil di halaman rumah, di bawah pohon mangga. Besok kita jalan-jalan ya, oh iya hampir saja lupa, itu di tas ada oleh-oleh dari kakak buat kamu dan Tama. " Ucap Vian sambil mengelus rambut Sarah dan Tama.
Sarah dan Tama saling pandang kemudian kompak memandang nenek seakan bertanya boleh tidak menerima oleh-oleh dari Vian. Nek Marni mengangguk sambil tersenyum lembut.
"Sarah, Tama.. Perkenalkan ini kakak sepupu kalian dari pihak ayah kalian. Namanya king kong. Dulu sewaktu dia kecil dia diurus oleh orang tua kalian, sampai SD kelas tiga. Sarah dulu lengket sama king kong ini, kemana-mana pasti ngintilin dia. Sayangnya pakde kamu mesti pindah tugas ke luar negeri. Jadilah si king kong ini berpisah dengan adik kesayangannya. Keasyikan tinggal di luar negeri sampai-sampai dia lupa kalau dia masih punya keluarga di sini." Nek Marni memperkenalkan lelaki tampan tinggi besar itu kepada kedua cucunya.
"Duh Neeeeekkk, masa dibilang king kong sih ? Oh iya Dek Tama nanti kakak tidur bareng Tama ya, tenang saja kakak engga ngorok kok, engga kaya nenek," ucap Vian sambil kembali menghindari cubitan Nek Marni.
"Iya boleh kak, sebentar Tama ganti seprei dulu sama mau ambil bantal juga selimut buat kakak" ucap Tama.
Maka mulai malam itu Vian menginap di rumah Nek Marni. Dan malam itu juga dia melaporkan diri kepada Pak RT jika dia akan menginap dan tinggal di rumah Nek Marni sementara waktu. Selesai urusan dengan Pak RT, akhirnya mereka semua bisa beristirahat dengan lega.
Keesokan harinya seperti biasa Sarah bangun paling dulu dan langsung menyiapkan sarapan untuk mereka semua. Awal liburan memang menyenangkan, dia membiarkan adiknya tidur lebih lama, menikmati hari-hari awal liburannya. Semalam setelah Nek Marni tidur, Sarah mengobrol dengan kakak sepupunya, Vian banyak bercerita tentang keluarganya, juga tentang kelakuan Sarah sewaktu kecil yang sangat suka mengikuti kemana pun Vian pergi.
Sambil menyiapkan sarapan sederhana seperti biasanya, Sarah terkadang terkekeh geli mengingat cerita tentang masa kecilnya yang tidak diingatnya. Tentang bagaimana dia menangis jika ditinggal oleh Vian pergi sekolah.
"Apa yang membuat cucu nenek yang cantik ini tersenyum-senyum sendiri di pagi hari ? Semalam kalian mengobrol sampai jam berapa ?" tanya Nek Marni sambil mengambil gelas kemudian mengisinya dengan air kendi dan meminumnya.
"Mendengar cerita masa kecilku Nek, apakah benar aku selalu mengikuti kemana pun kak Vian pergi ? Bahkan menangis jika kak Vian pergi sekolah ?"tanya Sarah.
"Iya memang betul, sedekat itu dulu kalian. Bahkan ketika Vian harus pergi mengikuti orang tuanya, kamu sampai sakit karena merindukan kakakmu itu." ucap Nek Marni membenarkan cerita Vian.
"Hhhmmmm pagi-pagi kalian sudah menggosipkan aku, dasar adikku ini, Neeeeekkk... Vian lapar bikinin Vian nasi goreng kaya dulu yaaaa, Vian kangen sama masakan nenek." ucap Vian dengan wajah bantalnya, kemudian dia memeluk Nek Marni bergelendotan kepadanya.
"Dasar cucu gemblung.. Sarah sudah membuatkanmu nasi goreng, rasanya lebih enak dari buatan nenek, ayo sana cuci mandi dulu baru sesudah itu sarapan. Bangunkan juga Tama lalu suruh dia mandi. Hari ini nenek tagih janjimu untuk membawa nenek jalan-jalan."ujar Nek Marni mengelus sayang kepala Vian. Sarah tersenyum melihat kemanjaan Vian pada Nek Marni, sebab dia dan Tama pun hampir setiap malam pasti bermanja-manja pada Nek Marni.
Tama pun dibangunkan oleh Vian, setelah membersihkan diri mereka semua menikmati sarapan sederhana yang dibuat oleh Sarah. Selesai sarapan, mereka bersiap-siap untuk berjalan-jalan dan membuat sedikit bekal makanan untuk diperjalanan nanti. Setelah beres semua, mereka pun masuk ke mobil Vian dan meluncur pergi ke tempat tujuan mereka.
Tak lama setelah kepergian mereka sekeluarga, datanglah dua mobil mewah yang kemudian berhenti di halaman depan rumah Sarah dan turunlah pengemudi kedua mobil itu.
"Mau apa kamu datang ke rumah Sarah ? Jangan harap Sarah akan menerimamu, dia itu cinta mati kepadaku."
gassss terus bi... 😅😅😅😅
tinggalin aja ras...
pedas mulut nya
kasar prilaku nya...
Fix nih, Sarah!
tinggal kan si Dias...
No toleran!!!