Emily, 25 tahun. Dia harus terjebak diantara permintaan bos nya untuk bisa diterima menjadi sekretaris di PT Dinar Sastra.
Satria,35 tahun . Pimpinan yg dikenal dingin dan jutek itu memiliki kepribadian unik. Tempramental dan manja seperti layaknya bayi .
Namun, siapa sangka seiring berjalannya waktu bersama mereka berdua menumbuh kan rasa cinta tetapi bagaimana status Satria yg masih memiliki istri ?,Bisakah mereka bersatu diantara kecaman keluarga mereka..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lulu Berlian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Tidak memperdulikan larangan wanita tuan mudanya itu ,Bibi Shanum melanjutkan langkahnya menyiapkan kebutuhan mandi. Tak lupa pula ada beberapa pelayan wanita
Memasuki kamarnya membawakan handuk ,pakaian hingga pakaian dalamnya .
Sejak kapan ada pelayanan wanita lainnya di sini ??
Itu yg Emily pikirkan ,terlebih mereka seperti tau apa yg ia butuhkan saat ini .
"Jendil ,,ini kan kamar tamu semua pakaian gue ada di lantai atas ,tapi apa perlu seheboh ini buat nyiapin semuanya.?".
Emily menggerutu tak sanggup menampakkan wajah kepada tiga pelayan yg baru di lihatnya itu memilih menyembunyikan di dalam selimut sampai bibi Shanum menginterupsinya .
"Non. Semuanya sudah siap ,ada lagi yg bisa kami bantu..?"
Emily menurunkan sedikit selimutnya sembari menggerakkan satu tangannya .
"Udah Bi.."
Suara itu begitu kecil bahkan tanpa gerakan isyarat mereka tak akan mengerti .
"Baik Non ,kita permisi dulu .."
Emily melirik melalui ekor matanya hingga di pastikan ke empat orang itu sudah pergi .
"Astaga ..Apa gak berlebihan ?? Gue ngerasa kayak ani-ani sumpah .."
***
Sarapan sudah ,mandi juga sudah bahkan dirinya bingung ingin melakukan apa lagi, Semuanya sungguh membosankan.
"Kalau kayak gini gue ngerasa kayak pengangguran dari tadi kerjaan nya scroll tok-tok mulu "
Tak memungkiri bahwasannya ia juga sedikit menghindar untuk tidak membuka aplikasi chatting yg populer di kalangan umum ,sebab Sebastian beberapa kali menelponnya .
"Elo gak marah kan Em ?? Tentang yg kemarin itu ,gue beneran tulus."
Emily tidak berniat membuka pesan dari Sebastian ,hanya membacanya sekilas. Mengingat kejadian kemarin di ruangan pria itu membuat emosinya kembali terpancing.
"Kenapa gak berangkat.? Kata mbak Keisya lo lagi sakit ??"
Emily menutup teleponnya bahkan mematikannya agar sahabatnya itu tidak menghubunginya lagi .Merasa jenuh bahkan baru beberapa jam di dalam kamar ,ruang tamu dan dapur.
"Mau kemana Non ??" Sapa Bibi Shanum terlihat di tangan kanannya sedang mengupas apel .
"Oh ini Bi ,!" Emily berjalan mendekat , walaupun ia sudah hati-hati tetap saja terlihatnya seperti bebek .Membuat Bibi Shanum yg melihatnya terkekeh geli .
"Bibi sudah buatkan jamu agar rasa sakitnya segera hilang,!"
"Jamu ..!" Demi Tuhan , Emily ingin merintih saat ini juga jika tidak malu dengan wanita di hadapannya .Duduk di kursi membuatnya benar-benar membuatnya tambah perih .
"Iya ..Jamu turun temurun ,bentar Bibi ambilkan..!"
Tak butuh waktu lama ,kini di hadapannya sudah tersaji ramuan yg katanya bisa meredakan rasa sakit .
"Enggak pait ko Non ,manis .Coba aja ..!"
"Beneran kan ya Bi ..?"
Bibi Shanum mengangguk , Emily mulai meneguknya pelan-pelan .Awalnya keningnya mengerut merasakan rasa pahit yg menghampiri lidahnya tapi lama kelamaan menghilang di gantikan manisnya gula merah dan ada kayu manis.
"Bi ..Bisa gak hari ini aku request menu makan siang..?"
"Apa itu Non..?"
Bibi Shanum melanjutkan kembali acara mengupas apel lalu menyatukannya di wadah besar , sepertinya wanita itu akan membuat salad .
"Aku mau makanan yg pedas "
Sontak saja wanita itu menggeleng .
"Enggak Non ,Bibi sudah di perintahkan oleh Den Satria untuk full memasak sayur-sayuran"
Emily melongo tidak menyangka bahwasannya ucapan Satria benar-benar menjadikan nya kambing tidak di perkenankan memakan makanan yg ia sukai .
"Satria..!"
Baru juga nama itu terpikir di obrolan mereka, terdengar suara keributan di luar .Lebih tepatnya suara seseorang berteriak.
"Lepas .. Saya ingin bertemu dengan suami saya..!"
Emily menoleh menuntut penjelasan kepada Bibi Shanum ,wanita paruh baya itu mengedikkan bahunya tanda tak mengetahui apa yg sedang terjadi.
Emily berlari kecil seakan melupakan selangkangannya yg masih terasa sakit ,melihat dari celah jendela rumah terlihat seorang wanita berpakaian elegan sedang di cegat oleh ketiga penjaga rumah.
"Pak Satria sedang tidak ada di rumah Bu ,silahkan tinggalkan pesan ."
"Kamu tidak tau , bahwasannya saya ini adalah istri dari majikanmu itu ? Bawa ke sini pria itu saya ingin bicara.!"
"Maaf Bu, Pak Satria memang sedang tidak ada ".
"Dia harus tanggung jawab akan anaknya bukan malah ingin menikahi wanita lain".
Emily menatap nanar wanita dengan perut besarnya itu di luar sana .Benar ternyata ,pria yg baru saja meniduri nya kemarin malam ternyata telah memiliki istri bahkan sedang hamil.
Serta mengapa dirinya berada di sini ? Apa maksud dari pria itu menginginkan ASI darinya ? Apakah sebenarnya dia mencari ibu sambung untuk anak yg tengah di kandung wanita itu ,semua pertanyaan itu terus menghantui pikirannya .Bagai kabut misteri yg tak kunjung terpecahkan ,mengapa hal ini bisa terjadi dan apa sebenarnya yg telah terjadi..?"
****
"Dia itu istri dari Den Satria "
"Tapi mengapa jika Satria sudah memiliki istri malah mencari wanita lain ..?" Tanya Emily dengan nada rendah di akhir kalimatnya.
"Pernikahan mereka tidak sebahagia yg di lihat para publik Non .Selama bibi tinggal dengan mereka Den Satria sedikit berubah."
Emily mendongak menatap sendu wanita paruh baya di sampingnya .Bibi Shanum sudah menolak untuk duduk di atas kursi tapi Emily memaksa ,ia membutuhkan penjelasan saat ini .
"Berubah.? Maksudnya.?"
Terdengar tarikan napas , sepertinya Bibi Shanum terlihat sedikit berat untuk menceritakan .
"Den Satria dulu anak yg sangat ceria , penyayang dan murah senyum .Dia mengalami banyak perubahan setelah menikah lebih sering marah dan emosinya semakin tidak terkendali."
Emily memilih mendengarkan cerita dari pengasuh Bosnya sejak kecil itu.
"Mereka selalu ribut ,mungkin bagi Bibi hanya hal sepele Istri nya tidak pernah mau di rumah memang dia adalah perancag busana yg sangat terkenal .Tetapi karena mereka jarang ketemu membuat pernikahan mereka terasa hambar."
Bibi Shanum menjeda beberapa detik ,raut wajahnya terlihat bingung untuk menceritakan yg pernah ia lihat sebelumnya walau ini bukan rahasia umum lagi ,semua keluarga mengetahuinya .Hanya Ibu Satria yg sampai hari ini yg tidak mengetahui apa yg sudah di lakukan menantu kesayangannya itu.
"Kenapa Bi ," Tanya Emily memastikan .
''Untuk yg satu ini sepertinya Den Satria saja yg menceritakan ,Bibi terlalu takut ikut campur kejauhan .."
Emily mengangguk walaupun ada rasa sedikit kecewa , tetapi ia paham memang hal ini sangatlah sulit untuk Bibi Shanum . Apalagi dirinya adalah orang baru di sini .
"Lalu Bi ,Kalau Pak Satria sudah punya istri kenapa Bibi gak risih pas aku datang..?"
Karena Bibi melihat raut wajah kebahagiaan ketika Den Satria mengumumkan akan ada penghuni baru di sini .Dan ini adalah kali pertamanya dia membawa wanita ke rumah.
"Iya kah Bi ..?"Apa sewaktu SMA dulu Pak Satria gak pernah punya pacar ??"
Bibi Shanum terkekeh geli .
"Dia itu tidak perduli akan percintaan Non ,makanya ketika bibi tau yg di bawa adalah seorang perempuan jujur saja sedikit terkejut."
Emily menunduk menyembunyikan rasa malu yg menjalar di pipinya ,Ah sekarang pasti sudah berubah menjadi kepiting rebus.
"Sepertinya Den Satria mulai ada hati sama Nin Emily.."
Uuhukkk...
Hampir saja Emily tersedak ...