Sepuluh tahun Carla Magdalena mencintai Paman angkatnya, yang menjadi walinya, menggantikan ke-dua orang tuanya yang sudah meninggal.
Carla begitu posesif pada Pamannya, ia akan marah, serta berteriak kepada setiap wanita, yang mendekat pada Pamannya, Bastian Kenneth.
Sehingga Bastian begitu membenci Carla, dan selalu mengabaikan Carla.
Sepupu jauh Carla, Ivanka Caroline, pihak dari Ayah Carla, menjadi saingan Carla untuk mendapatkan cinta Bastian.
Ivanka Caroline menghasut Bastian, sehingga Bastian semakin membenci Carla.
Sampai Carla meregang nyawa di tangan sepupunya itu, Bastian tidak perduli sama sekali.
Sakit hati melihat kenyataan, membuat Carla menyadari, kalau ia begitu bodoh, terlalu mencintai Bastian Kenneth.
Seandainya ia di beri kesempatan, untuk menjalani kehidupan kedua, Carla berjanji, tidak akan pernah mencintai Bastian lagi, ia menyesal telah jatuh cinta kepada Bastian Kenneth.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 27.
Setelah Bastian selesai mandi dan berpakaian, ia turun ke bawah, dan melihat Rocky di bawah tangga sudah menunggunya.
Bastian memberikan botol aspirin, yang biasa ia konsumsi kepada Rocky, "Berikan ini kepada Dokter Jeff, untuk memeriksa lagi kandungan dalam obat itu, kenapa setiap selesai minum obat tersebut, bawaanku selalu emosi!"
"Baik, Tuan!"
Sesampai di mobil, Rocky membuka pintu mobil untuk Bastian.
Sementara itu, Carla setelah membawa kopernya ke apartemennya, ia pergi ke supermarket, untuk mengisi kulkasnya yang masih kosong.
Mobil merahnya tidak lama kemudian, sudah terparkir di pelataran parkiran sebuah supermarket.
Ia menarik troli dorong, dan mulai berbelanja.
Carla tidak menyangka, ia gadis manja yang selalu menempel pada Bastian, dan tidak pernah memasak, bahkan berbelanja, kini sedang mendorong keranjang troli, berbelanja sendirian.
Diam-diam ia tersenyum sendiri, memikirkan tentang dirinya, yang cepat beradaptasi pada keadaan, karena selama ini dia belum pernah ke supermarket.
Selesai berbelanja, ia singgah ke toko dessert. Ia ingin menikmati sepotong dessert, sambil minum teh hangat.
Ia kemudian singgah, di sebuah toko dessert terkenal di kota mereka.
Memesan satu potong cake, dan secangkir teh melati panas, Lalu duduk di kursi yang tersedia, dengan meja kecil dekat kaca tempered toko.
Carla mengangkat cangkir tehnya, meniup sebentar, lalu menyesap sedikit teh.
"Bagaimana dengan misimu, apakah berhasil?"
Carla mendengar suara seorang wanita, di belakang tempat ia duduk.
"Hampir berhasil, aku akan melakukan lagi sampai ia menyerah, dan mau menerima aku!" jawab wanita lainnya, menjawab pertanyaan wanita pertama, yang Carla dengar bicara.
Eh! Carla memutar tubuhnya, untuk melihat wanita, yang baru saja menjawab pertanyaan temannya tersebut.
Carla hafal betul suara wanita itu, sangat mirip dengan Ivanka.
Ternyata sebuah sekat pembatas, di belakang tubuhnya, menghalangi pandangannya untuk melihat wanita itu.
"Bagaimana dengan si Carla yang bodoh itu, apa kamu sudah berhasil membuat dirinya semakin bodoh?"
Ternyata benar dugaan Carla, wanita yang duduk tepat di belakangnya Ivanka.
"Semenjak ia ku dorong jatuh ke dalam kolam renang, otaknya jadi berubah, tidak bisa ku kendalikan lagi, tapi.. aku punya cara lain lagi, akan kupastikan dia, tidak akan dapat melawanku, karena Bastian akan mendukung ku, melakukan apa yang akan ku lakukan pada si jalang Carla itu!"
Carla mengepalkan tangannya, ia ingat bagaimana di kehidupan yang lalu Bastian mendukung apa yang di lakukan Ivanka.
"Apa yang akan kamu lakukan untuk mendapatkan dukungan!"
"Rahasia!"
"Boleh tidak aku tahu? aku penasaran apa yang akan kamu lakukan untuk mendapatkan dukungan dari pria itu!"
"Rahasia, tetap rahasia! nanti juga kamu akan tahu, aku ingin si Carla itu berada dalam genggamanku, Hi Hi hii.. pasti sangat menyenangkan menyiksanya, sampai dia berlutut memohon padaku untuk di kasihani!"
Ke dua wanita itu terdengar tertawa begitu senang, membuat Carla bangkit dari duduknya.
Ia pun menghampiri tempat duduk ke dua Wanita itu, dan tanpa mengatakan sepatah kata, ia menumpahkan tehnya ke atas kepala Ivanka.
"Aowww...!!" Ivanka menjerit dengan kencang, merasakan air panas membasahi kepalanya
Takk!!
Dengan kencang, Carla meletakkan cangkir tehnya ke atas meja Ivanka.
Teman Ivanka dengan mata terbelalak memandang Carla, ia tidak menyangka, Carla ternyata mendengarkan pembicaraan mereka.
"Carla!!" teriak Ivanka, begitu melihat siapa yang menyiramkan teh panas ke kepalanya.
Ivanka mengambil tissue, dan mengelap kepalanya dengan cepat, karena panas teh yang di siram Carla.
"Sialan kamu Carla!!" jeritnya lagi, membuat pengunjung toko semakin ramai melihat mereka.
"Akan menindasku? berada dalam genggaman mu? memohon sambil berlutut? sombong sekali kamu bicara!" Carla melipat tangannya ke dada, memandang tajam Ivanka.
"I.. itu.. kamu salah dengar! aku tidak ada mengatakan seperti begitu tentang kamu!!" jerit Ivanka.
"Oh, ya? benarkah? coba katakan lagi! kalau kamu tidak mengatakan hal yang kejam padaku tadi!!" sekali tarik, tangan Carla menjambak rambut Ivanka.
Sehingga wajah Ivanka mendongak ke atas, dan refleks memegang tangan Carla yang menarik rambutnya.
Bersambung....
brrti carla jg nma blakangnya bkln brubah y????