Semenjak kandungan Andini menginjak usia tiga bulan, dia sering muntah darah dan kata dokter itu karena dia sama sekali tidak ada makan nasi sehingga asam lambung jadi naik.
bau mulut nya juga membuat Hendra sangat bingung, tubuh Andini juga kurus kering seperti tengkorak. hingga Hendra pun memutuskan untuk pulang kedesa nya saja.
Bagai mana kisah mereka?
Mampu kah Hendra membawa istri nya pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8. Salah sasaran
Asep terus berguling guling di atas tempat tidur karena tidak bisa mau memejamkan mata, bayangan Ayu terus terlintas dalam benak nya. pemuda ini mendadak rindu pada gadis cantik itu, rasa nya agak aneh juga karena mendadak punya rasa rindu pada Ayu yang selama ini juga teman saja dan tidak ada hubungan sama sekali.
Baru malam ini Asep merasakan rindu yang amat luar biasa, seolah ingin bertemu dan tatapan mata pada Ayu. masalah lebih parah karena Asep juga di selingi nafsu pada gadis tersebut, sebab Ayu terlintas berulang kali di mata tanpa menggunakan pakaian, sehingga mau tidak mau otong pun berdiri.
Tangan Asep meraba benda yang tegang itu sambil memejamkan mata agar bayangan Ayu menjadi lebih jelas lagi, main solo adalah solusi untuk sekarang ini sambil membayangkan bila besok bertemu dengan gadis cantik yang mendadak jadi penguasa hati. Asep asik dengan ritual nya, menggerang dan sesekali menyebut nama Ayu.
"Ochhh, ayuuuuu." Asep begitu menikmati.
Gerakan tangan juga kian cepat karena bayangan Ayu kian menjadi saja, entah otak Asep yang memang kotor atau memang pengaruh pelet itu sangat luar biasa. karena di mata Asep sekarang ini Ayu membuka kaki lebar mempersilahkan untuk di jamah, tentu semakin meningkat rasa yang akan keluar ini.
"Ooohhhhh aaaahhh! sendirian saja senikmat ini, apa lagi kalau sampai sama kamu." Asep lemas setelah mendapatkan.
Sedangkan saat ini yang di hayal kan sedang gelisah menunggu bagai mana reaksi dari Hendra, tadi sudah di pastikan kalau gelas kopi kosong sehingga yakin dalam hati kopi sudah di minum oleh Hendra dan sekarang hanya tinggal menunggu saja.
"Kamu nunggu apa to, Nak? kok kayak gelisah sekali." tegur Bu Ayu.
"Ah enggak, aku cuma lagi mikirin kerjaan di toko saja." kilah Ayu.
"Emang kerja mu di bagian apa nya sih, Kak?" tanya Dimas adik Ayu.
"Aku kan kepala gudang, maka nya harus jeli untuk melihat barang apa saja yang keluar." sahut Ayu.
"Besok kalau aku udah lulus sekolah, mau kerja di toko Pak Hendra saja lah ya." Dimas pun tertarik.
"Bukan cuma kerja, seluruh keluarga ku sebentar lagi akan ku boyong kerumah Hendra." batin Ayu girang.
"Dimas tidur lah, ini sudah malam." suruh Bu Ayu karena beliau juga sudah mengantuk.
"Kalian tidur lah, aku masih belum mengantuk." ucap Ayu.
Ibu nya dan juga Dimas masuk kedalam kamar untuk istirahat karena sudah pukul sebelas malam, Ayu masih menunggu kabar dari Hendra masih terus melihat foto Hendra bersama Andi tersenyum bahagia. andai saja bisa, Ayu ingin mengambil foto profil nya Hendra untuk di jadikan pajangan.
"Apa tidak mempan pelet nya? kurang ajar sekali Ki Ansor itu, aku sudah menyerahkan perawan pada dia!" kesal Ayu tidak sabar lagi.
Maka dia segera menghubungi Ki Ansor untuk menanyakan berapa lama efek pelet, ini sudah beberapa jam berlalu dan sama sekali tidak ada reaksi. Ayu sudah tidak sabar ingin mendengar suara manja Hendra saat memanggil nama nya, tapi kok sama sekali tidak ada reaksi.
"Ki, apa benar pelet nya ada reaksi? kok ini belum ada dia menghubungi aku!" Ayu menelfon dukun nya.
"Sudah kau pastikan dia meminum nya?" tanya Ki Ansor.
"Sudah! bahkan sampai habis, kenapa sampai sekarang belum ada reaksi." kesak Ayu.
"Tunggu sampai besok! besok pagi berangkat lah kerja dengan baju yang bagus dan penampilan semenarik mungkin, agar dia semakin wah melihat mu." saran Ki Ansor.
"Tapi ini pelet nya benaran ada bukti apa tidak sih, aku sudah tidak perawan lagi gara gara pelet!" Ayu sangat cemas.
"Sudah banyak yang berhasil dengan pelet ku itu, bila yang ini tidak mempan maka aku akan memberikan pelet lain." Ki Ansor berkata enteng.
"Bila pakai yang lain apa kita juga harus melakukan itu?" tanya Ayu memastikan dahulu.
"Iya dong, kamu tidak perlu membayar pakai uang!" bisik Ki Ansor.
Ayu yang geram langsung mematikan telefon, walau dia juga menikmati permainan dengan dukun perkasa itu. namun tetap saja dia kesal, mau nya sama Hendra dan ingin merasakan bagai mana di puja dan di puji oleh pria tanpan rupawan serta kaya raya sehingga sama sekali tidak ada cela.
"Baju mana yang mau ku pakai besok?" Ayu masuk kamar untuk memilih baju.
Di toko Hendra memang tidak ada seragam nya alias bebas mau pakai baju apa saja, sehingga Ayu pun punya kesempatan untuk pakai baju yang tidak pantas untuk menggoda pemilik toko. mengira semua pria bakal tergoda bila melihat wanita sexy, padahal sebagian ada juga yang tidak suka bila itu bukan istri nya.
...****************...
Pagi hari Salsa mau pulang karena memang mereka tidak berlama lama di rumah Andin, tujuan nya hanya ingin melihat bagai mana keadaan Kakak nya yang begitu kurus semenjak hamil. sampai Salsa malam itu juga ikut pergi menemui dokter untuk memeriksakan keadaan Andini, dan dokter mengatakan ini hal wajar.
Semua sudah di cek apa kah ada masalah dalam kandungan Andini, tapi semua normal sehingga mereka pun tidak bisa lagi mau berkata apa apa. Andini juga percaya dengan dokter, sebab dia tidak mengalami hal ghaib apa pun selama pindah kekota, maka nya bersikeras menolak saat di ajak menemui Purnama.
"Jadi beneran Kakak tidak mau pulang dulu untuk bertemu Kak Pur?" tanya Salsa memastikan sebelum pulang.
"Iya, ini hal wajar kok! kamu dengar sendiri kan bagai mana tadi malam dokter bilang?" ujar Andini mengelus perut buncit nya.
"Aku ngeri melihat mu, An!" Davin kasihan karena Andini kurus tapi perut buncit.
"Dasar kau itu! besok kalau udah lahiran, aku bakal cantik lagi ya, Bang." Andini menatap Hendra.
"Sekarang juga tetap cantik kok, mata Davin saja yang rusak!" cetus Hendra membuat Andini tertawa senang.
"Ya sudah kalau gitu kami pamit ya, jangan macam macam kamu, Bang!" Salsa memperingati Abang ipar nya.
"Aku cuma satu macam gini kok, emang nya mau berapa macam lagi? cinta ku cuma untuk Andini, tidak untuk yang lain lagi." Hendra memeluk istri nya erat.
"Syukur lah, kami pulang dulu ya." Salsa mencium tangan Kakak nya.
"Hati hati, jangan ngebut ya." pesan Andini mencium pipi Salsa.
Mobil Davin segera meninggalkan kawasan rumah Andini dan Salsa, mereka pulang dan ada sedikit rasa lega di hati Salsa karena memang dokter bilang itu hal yang wajar selama kehamilan. apa lagi Andini bilang tidak ada hal ghaib yang mengusik nya, jadi Salsa pun berpikir positif.
Guys bantu othor serbu author di apk sebelah karena dia plagiat cerita othor yang rintihan kamar belakang, sakit banget dan marah hati ku ini karena cerita di karang dengan susah payah malah di ambil orang lain begitu.
Kalian ketik saja judul nya yang sama yaitu rintihan kamar belakang, maka akan muncul cerita nya. nama author nya Jamal.
Terima kasih up nya untuk hari ini. Semangat terus ka 💪
Sehat selalu 😄