Mengisahkan tentang seorang wanita bernama Arlinda yang tanpa dia sadari sudah masuk ke dunia lain, yang Dimana Arlinda sendiri harus menjalankan bermacam tugas yang diberikan oleh seorang nenek. yang sudah berumur ratusan tahun. namun nenek tersebut tetaplah memiliki wajah yang begitu cantik. maka dari itu untuk bisa pergi ke dunia asalnya, Arlinda akan mengikuti arahan dari nenek tersebut. namun hal yang terjadi, didunia tersebut yang membuat. Arlinda terus saja menunda tugasnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iroiron, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 9
Sementara itu, Arlin yang telah berada dikamar nya tampak, memikirkan sesuatu.
"duhhhh.. bagimana ini"? gumam Arlin yang menggigit kuku kanan nya. "cklak"(pintu dibuka). Tap...tap...tap.. Suara langkah kaki mendekati Arlin. lalu memeluk tubuh Arlin,serta mengusap rambut nya.
"Arlin, apa yang sedang kau pikirkan"? Tanya Erina. Arlin yang merasakan Erina adalah sosok, seorang ibu dengan wajah tersenyum lebar, Arlin memeluk tubuh Erina. Dan juga memeluk kembali.
"aku masih tidak mengerti, kenapa aku bisa berurusan dengan putra mahkota"?, Bahakan aku berusaha menghindari mereka, tetap saja mendapatkan Masalah" kesal Arlin.
"tenang lah, kau juga memiliki tugas untuk, yang harus segera diselesaikan, jangan pedulikan mereka. Ingat itu Arlin abaikan saja mereka" jelas Erina.
"tugas apa yang harus aku selesaikan, terlebih dahulu"? Tanya Arlin.
"tugas pertama sudah selesai, yaitu kau bersekolah di akademi sihir ini", selanjutnya kau harus belajar ilmu sihir" ucap Erina yang tersenyum kearah Arlin.
"baiklah, akan ku coba mengabaikan mereka, dan juga akan aku selesaikan tugas-tugas ku, agar secepatnya kembali, ke dunia ku" ucap Arlin dengan nada yang, sedikit bersemangat.
"sebentar, apakah aku bisa kembali, ke dunia ku untuk sementara"? Tanya Arlin. Dengan wajah yang, tampak memikirkan sesuatu. Erina pun beranjak dari kasur lalu, berdiri melihat kearah jendela kamar Erina.
"tampak nya, kau bisa kembali. Hanya saja kau akan berada disini lagi" jawab Erina.
"Yaahh..kau bisa kembali, akan tetapi itu kali terakhir nya kau kembali, dan kau akan berada disini kembali, untuk menyelesaikan tugas-tugasnya" jelas Erina. Dengan wajah yang sedikit meragukan. Arlin yang melihat wajah Erina,pun tampak merasa tidak akan berhasil, dan hilangnya sebuah harapan.
"baiklah, jika tidak bisa maka secepatnya akan ku selesaikan tugas ku" ucap Arlin dengan penuh semangat. Erina yang mendengar nya pun, Tampak sedikit tersenyum.
"oke, aku akan pergi terlebih dahulu, dan jika kau ingin mengelilingi kota, silahkan asalkan jangan tersesat dihutan"! Pinta Erina yang, segera meninggalkan Arlin seorang diri dikamar.
"Oh satu lagi, jika kau tidak bisa kembali, bawa ini, dan berkata bahwa kau tersesat kepada bola kecil itu" ucap Erina, yang sebelum meninggalkan kamar, Erina sempat memberikan sebuah bola berukuran segenggam tangan nya. Arlin yang mendengar nya pun hanya mengangguk kan kepala nya saja. Tanda bahwa Arlin mengerti.
"haaaaa...tampak nya aku akan sedikit berkeliling di sekitar lokasi ini" gumam Arlin. Yang segera mandi lalu, mengenakan sebuah pakaian dress berwarna crim. Dan juga menyanggul rambutnya. Setelah itu, Amy yang melihat Arlin, hendak pergi keluar pun, tampak memberikan sebungkus koin emas. Dan meletakkan ditangan kanan Arlin.
"bawalah, kau pasti ingin membeli, sesuatu nanti nya, oh iya dan juga koin ini. Diminta oleh nona Erina" jelas Amy.
"terimakasih Amy, sampai kan pada Erina" pinta Arlin.
"baiklah, saya mengerti" jawab amy. Arlin pun segera pergi kearah luar, dan mulai menjelajahi sekitaran kota. diluar Arlin, tidak lupa membeli beberapa, makanan ringan dengan, menggunakan koin yang diberi oleh Amy. Sebelum dia meninggalkan toko.
"kota ini, tampak sangat seperti sejarah yang aku baca kan di rumah" pikir Arlin.
"apa yang terjadi jika, disini ada beberapa pasukan iblis"? Gumam Arlin.
"tidak, kenapa aku memikirkan iblis" kesal Arlin
"kota ini, banyak pahlawan suci, yang tentu saja bisa mengalahkan iblis"huh..ada saja aku menjadi yang terkuat" Gumam Arlin dengan wajah penuh harapan. Saat berjalan Arlin tidak sengaja melihat sebuah cafe yang terletak dipinggiran kota, didekat sungai yang membentang di tengah kota. Disana Arlin memutuskan untuk, masuk ke dalam cafe. Lalu duduk di kursi pojokkan, disana Arlin memutuskan untuk membeli chocolate cake, serta jus buah alpukat. pelayan yang tiba segera menghampiri lalu mencatat nama Arlin serta pesanan nya.
"kenapa harus nama yang dicatat"? Tanya Arlin.
"maaf, nona nama ini digunakan sebagai daftar seorang pelanggan dan, menjadi sejarah untuk para pelanggan nanti nya, nama mereka akan kami tempelkan di papan, yang ada di ujung sana ." jelas pelayan sambil, menunjuk kearah yang dimaksud.
"baiklah kalau begitu, terimakasih" ucap Arlin dengan wajah tersenyum lebar. Tidak butuh begitu lama pesanan Arlin, sudah tiba dan Saat menikmati cake dan jus milik nya. Tiba-tiba pelanggan yang ada di dalam cafe tersebut, seperti menyambut kedatangan seseorang. Hal itu membuat Arlin bertanya di kepala, Lalu sedikit mengintip untuk melihat, orang tersebut. Saat Arlin melihat orang yang dimaksud, dengan mata membulat sempurna serta, mulut yang membentuk huruf O itu, Arlin tunjukkan. Dengan cepat Arlin menyembunyikan diri nya. Dan pura-pura tidak melihat.
"apa..kenapa pangeran itu ada disini", ayolah bagaimana aku akan segera pergi. Semoga saja mereka tidak melihat keberadaan ku" ucap Arlin pelan. Sambil menyantap cake milik nya.
sementara itu, orang yang dimaksud Arlin adalah, Eric dan Rexsy serta seorang wanita yang tidak lain adalah Briel. Mereka bertiga disambut dengan begitu lembut dan sopan, tidak ada seorang pun, yang mengabaikan kedatangan mereka. Kecuali Arlin yang menyembunyikan diri nya. Saat mereka bertiga masuk, mata Eric terfokus pada tempat yang dipojokan. akan tetapi ketika Eric, hendak berjalan ke arah pojokan. Seorang pelayan datang menghampiri mereka.
"maaf tuan, saya akan tunjukkan kepada tuan Diaman tempat, yang cocok untuk bersantai" ucap pelayan wanita itu. Hal itu membuat mereka, menyetujui dan mengikuti arah yang di tunjuk. Dan benar saja mereka diminta masuk ke sebuah ruangan dengan pintu transparan. Disana Tampak sebuah meja, berserta kursi yang sangat mewah serta dihiasi beberapa, lampu Bahakan tempat tersebut memiliki tirai berwarna merah panjang. Disana pelayan tersebut hendak menutupi seluruh ruangan itu dan menurunkan tirai. Dengan cepat Eric mencegah.
"biarkan saja, aku tidak ingin tempat tertutup" pinta Eric dengan wajah tampan rupawan. Erx dan Briel tampak menyetujui nya. Dan meminta pelayan wanita itu, untuk segera menyiapkan beberapa cake serta, coffee. Saat menunggu Eric yang seperti ingin melihat pojokan itu pun, memutuskan untuk segera keluar. Akan tetapi saat Eric, menuju keluar dia melihat seorang wanita yang berjalan menuju pintu.
Lalu menghilangkan dibalik pintu begitu saja. Sosok yang dimaksud tampak dikenali oleh Eric.
"siapa wanita itu, rasa nya aku mengenal dia" pikir Eric. Dan segera menuju pojokkan. Akan tetapi tempat tersebut, hanya lah kosong dan satu gelas serta piring yang kotor. Pelayang yang melihat Eric, menuju arah yang belum dibersihkan pun segera, menghampiri nya.
"maaf, tuan meja ini baru saja ditinggalkan oleh pelanggan wanita, dan saya akan segera membersihkan nya" ucap pelayan tersebut.
dengan wajah dingin, dan sedikit bertanya di pikiran nya, Eric pun segera kembali. Lalu mulai menikmati makanan yang telah sampai.
"apa yang kau lihat"? Tanya Rex.
"sudahlah, aku hanya saja ingin ke sana" jawab Eric dingin. Mereka pun menikmati hingga memutuskan untuk kembali ke istana.