Rania, dua puluh tahun memiliki paras yang cantik yang menurun dari Mama nya. kehidupan nya berubah sejak kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan yang membuat nya menjadi seorang yatim piatu disaat usianya menginjak empat belas tahun.
Dan lebih parah nya Rania dipaksa menikah oleh bibi nya dengan seorang pria lumpuh yang telah beristri.
Raka pria berusia tiga puluh tahun setelah selamat dari kecelakaan mengakibatkan kaki nya lumpuh sementara. setelah kaki nya lumpuh pria itu mendapat kenyataan pahit, istrinya berselingkuh dengan beberapa laki laki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Raka masih membaca kertas yang menunjukkan hasil lab tersebut, bahkan tanpa sadar dia sudah meremas nya.
Didalam kertas tersebut tertera tertera dengan jelas bahwa obat yang selama ini ia konsumsi mengandung bahan kimia yang bisa merusak sel sel otot pada tubuh manusia.
Efek jangka panjang nya, obat itu bisa membuat seseorang lumpuh total.
Raut wajah Raka tampak pucat, kerutan di dahi nya tampak semakin dalam.
Ia merasa begitu tertipu dan khawatir akan dampak yang akan dialami nya.
Pikiran nya melayang pada beberapa bulan yang lalu, dimana dia mulai mengonsumsi obat tersebut sesuai dengan anjuran dokter pribadi nya.
Seketika rasa takut mulai menghampiri dirinya, giman jika kondisi nya semakin memburuk? dan kesempatan untuk dia untuk kembali berjalan mengalami kendala.
"Bagaimana ini? gumam Raka dalam hati"
Ia merasa panik dan bingung, bahu dan tangannya bergetar seiring dengan detak jantung nya yang semakin kencang.
"Aku sudah terlanjur mengonsumsi nya beberapa bulan ini, bagaimana jika itu benar benar memberikan efek yang buruk?
Seketika Raka menatap ke arah dokter itu dengan wajah serius nya.
Raka benar-benar takut dengan kemungkinan akan bahaya yang di timbulkan obat itu.
"Apakah obat ini benar benar sangat berbahaya dokter"? tanya Raka dengan suara lirih seolah takut akan jawaban yang akan diterima nya.
" Hasil lab sudah membuktikan semuanya tuan, obat ini memang mengandung beberapa bahan kimia berbahaya dalam jumlah yang cukup banyak.
Sepertinya ini memang dilakukan dengan sengaja, mengingat dampak yang di timbulkan oleh bahan bahan tersebut sangat amat serius " jelas dokter yang bernama Panji itu.
Raka mengigit bibir bawah nya menahan rasa cemas yang semakin menjadi jadi.
"Lalu apa yang akan terjadi jika obat ini sudah terlanjur dikonsumsi"?
" Apakah ini bisa mempengaruhi proses pemulihan ku? masih ada kah kesempatan untuk ku bisa berjalan kembali? tanya nya kemudian.
"Aku tidak bisa memastikan nya sekarang tuan, yang jelas obat ini memang sangat berpengaruh. Dan itu akan terlihat seberapa lama tuan sudah mengkonsumsi nya.
Jika dilakukan dalam jangka bertahun-tahun itu akan sangat sulit. karena semua komponen yang terdapat dalam obat itu pasti sudah mengendap bagai racun yang mematikan" jelas dokter Panji.
Raka begitu murka dengan sosok pria tua yang sudah menjadi dokter pribadi keluarga nya selama ini.
"Lihat saja apa yang akan aku lakukan setelah ini, akan ku pastikan setelah ini kau akan hancur dan membusuk di penjara" ujar nya dengan amarah yang mengebu.
Disaat seperti ini, tiba tiba wajah Rania mulai terbayang dihadapannya.
Bagaimana saat itu ia membentak dan mencurigai Rania.
Bahkan ia juga terkesan meremehkan sang istri, atas kecurigaan tentang obat yang selama ini ia konsumsi.
"Maafkan aku Rania, aku sudah mencurigai dan meremehkanmu mu saat itu" lirih nya dalam hati.
"Dan Terima kasih, karena secara tidak langsung kamu sudah menyelamatkan ku" ujarnya lagi.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Tak terasa waktu berjalan dengan cepat, sore itu Rania sudah keluar dari rumah sakit.
Kejadian malam itu membuat Rania malas untuk pulang. Ia berniat untuk mengunjungi butik peninggalan almarhum Mama nya satu satu nya usaha keluarganya yang masih bisa ia selamat kan dari kecurangan Widi tante nya itu.
Rania mengemudi kan mobil kesayangan nya dengan kecepatan sedang sambil menikmati alunan lagu kesukaan nya.
Sesampainya di butik, Rania langsung memarkirkan mobil nya lalu turun.
Saat hendak masuk, seorang pria menghampiri.
"Dokter"!
" Kenapa dokter ada disini"? tanya Rania heran.
"Tadi kebetulan aku pas lewat terus melihat kamu, jadi sekalian aku samperin"
"Oooohhh...
" Apa kamu mau belanja disini"?
"Oh,, gak, kebetulan ini butik milik ku. tepat nya milik almarhum mama saya"
"Rajin banget, baru pulang kerja masih ingin kerja lagi"
"Iya dong biar cepat kaya"
ucap Rania sambil tertawa.
"Suamimu sangat kaya, bahkan dia bisa membeli puluhan butik seperti ini.
Tapi kenapa kamu masih ingin kaya"? menarik sekali" gumam nya dalam hati.
"Mau mampir"
"Memang nya boleh"?
Rania tertawa.
Evand langsung mengikuti Rania dari belakang.
Sesampainya didalam butik, mata Evand mengamati semua isi butik.
" Wah,,, butik mu kayaknya baru saja ada yang borong. sampai sampai dah hampir habis gini" ujar nya keheranan.
Rania tersenyum melihat expresi Evand yang keheranan.
"Kemarin aku habis cuci gudang makanya habis semua isi nya"
"Bukankan ini belum akhir tahun Kenapa sudah cuci gudang"?
" Memangnya cuci gudang harus nunggu akhir tahun"
"Ya gak juga sih!
" Aku cuma pengen saja barang ku cepat laku agar bisa aku ganti dengan model baru"
"Wiiiih... keren!
" Jagan gitu lah, nanti aku jadi besar kepala"
ke duanya pun tertawa bersama.
"Tapi suami kamu kan kaya, kenapa kamu mengembangkan usaha mu sendiri"?
Evand mencoba memancing Rania untuk mengetahui seperti apa hubungan nya dengan Raka suaminya.
"Karena wanita kan harus bisa hidup mandiri"
Evand tertegun dengan jawaban Rania.
"Benar benar wanita langka"
"Sudah makan belum" tanya Rania.
"Belum!
" Makan yuk, disebrang sana ada jualan nasi penyet".
"Haaa... nasi penyet? apa an itu?
Rania semakin tertawa.
"Ah.. dasar orang kaya, nasi penyet saja tidak tau" batin Rania.
"Nasi penyet itu, nasi yang disuguhkan dengan ayam atau ikan dengan sambal"
"Ayo!
Evand pun sangat semangat mengikuti ajakan Rania.
Mereka keluar dari butik menuju warung makan
" Awas nyebrang nya"
Evand berjalan disamping Rania. Evand terlihat begitu melindungi Rania saat menyebrangi jalan.
"Akhirnya sampai"
Evand melongo melihat tempat jualan bapak itu.
Sebuah tempat makan dengan tenda di emperan toko yang sudah tutup kalau malam hari.
Terlihat beberapa ayam, ikan dan lain lain tertata didalam etalase kecil sehingga aman dari lalat meski jualan di pinggir jalan.
Evand merasa ragu untuk makan disitu, namun ia takut membuat Rania kecewa dan berubah menjadi tak menyukai dirinya.
"Pak nasi penyet nya dua ya"
"Baik mbak, mau pakai ayam, ikan, apa bebek" tanya penjual itu.
"Dokter mau pakai apa?
" Ih ... kalau lagi diluar gini jangan panggil dokter dong, Evand saja"
Rania terkekeh.
"Pak pakai ikan nila sambal kemangi dua pak"
"Baik mbak, mas ditunggu"
Rania mengambil dua botol air mineral.
"Ayo duduk disitu" Ajak Rania.
Namun Evand masih ragu, tapi ia memaksakan diri mengikuti Rania.
"Mana biar aku buka" tawar Evand saat melihat gadis itu kesusahan membuka tutup botol air mineral.
Setelah terbuka Evand berikan lagi pada Rania.
"Andai aku punya suami seperti dia" batin Rania.
"Ini nasi penyet nya mbak"
Pedagang itu mengantarkan dua nasi penyet.
"Terima kasih Pak"
yolo typonya banyak amat da...