Novan dan Diana menjalin hubungan sekitar empat tahun lama nya sejak mereka sekolah SMA, sudah banyak yang Novan berikan pada gadis cantik berdarah minang itu.
namun suatu hari Novan melihat Diana malah bersama pria lain yang menggunakan mobil mewah, sejak saat itu juga hubungan mereka renggang, tak lama Diana sakit dan selalu menjerit jerit karena gigi yah semula bagus itu mengeluarkan banyak nanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2. Kalem nya Ria
Gadis berkulit hitam manis duduk sendirian karena kesal dengan tingkah orang tua nya yang selalu menyuruh dia untuk menikah, padahal masih ada dua Kakak nya dan sama sekali tidak ada niat untuk menikah, toh mereka sama sekali tidak di suruh menikah oleh Bu Hasnah dan Pak Bujang sehingga mereka anteng saja.
Sebenar nya karena Ria dan Deni tidak banyak tingkah, Deni sudah punya calon dan rencana nya akhir tahun nanti akan menikahi gadis pujaan nya itu, sedangkan Ria memang masih jomblo tak punya pasangan, tujuan hidup nya adalah tentang uang dari hasil kerja keras sendiri, bukan dari minta pada pasangan yang masih berstatus pacar.
Beda dengan Diana yang begitu banyak menghabiskan uang dan juga kebutuhan lain dari Novan, mulai dari beras dan segala macam nya lagi semua nya dia ambil sehingga banyak orang yang membicarakan masalah itu. mereka menduga bila nanti saat putus, pasti Novan merasa sangat di rugikan oleh kekasih nya ini.
Meski Novan sendiri tidak merasa di rugikan oleh kekasih nya, namun orang tua nya sendiri pasti juga merasa keberatan dengan uang serta barang lain yang sudah Diana habiskan dari Novan, apa lagi dia juga tak seberapa sopan untuk ukuran nya orang jawa yang begitu kuat tata krama nya.
"Maaf ya nunggu lama, ini tadi antri pesanan kamu." Novan datang membawa makanan dan minuman nya Diana.
"Aku kira kamu tidak mau datang lagi, karena merasa bosan sama aku." Diana memasang wajah sedih.
"Kamu kenapa sih, Sayang?" Novan membelai kepala kekasih nya.
"Pusing aku tuh dengerin omongan tetangga dan akhir nya Ibu sama Ayah pun termakan omongan mereka." keluh Diana.
"Enggak usah lah di pikirin, kan yang menjalani nya aku sama kamu." hibur Novan yang tidak ingin Diana kecil hati.
"Tapi Ibu marah terus karena aku menerima uang dari kamu." Diana menunduk sedih akibat tertekan dengan orang orang dan juga orang tua nya.
Diana menghembuskan nafas nya karena sangat kesal sekali, menurut dia itu sama sekali tidak salah karena Novan juga ihklas memberikan uang dan juga segala macam lain nya, memang Novan sekerang bagai kan sudah menafkahi Diana bagai kan istri nya saja. padahal mereka baru pacaran, tapi sudah habis habisan sekali.
"Bagai mana bila kita menikah saja?" tawar Novan yang memang sudah siap lahir dan batin untuk jadi suami.
"Gila kamu, Mas! masih ada Uda dan juga Kak Ria yang belum nikah, emang kamu mau memberi uang langkah? lagi pula aku belum siap untuk menikah, ribet pasti nya." tolak Diana atas usul kekasih nya.
"Ya enggak ribet banget lah, cuma saling ngerti saja." Novan agak memaksa juga.
"Enggak! aku tidak bisa kalau menikah sekarang." tolak Diana kekeh.
"Ya sudah kalau kamu belum mau nikah, aku juga tidak akan memaksa! tunggu saja nanti sampai kamu siap." Novan tersenyum.
Wajah yang sangat tampan dan banyak yang tergila gila itu membuat mata siapa pun menjadi teduh, namun secantik apa pun gadis yang mendekati nya. tetap di tolak oleh Novan karena dia cinta mati pada Diana, wanita yang ia cintai sejak SMA dan sekarang sudag empat tahun lama nya mereka bersama sama.
"Mas rencana nya mau kekota, kamu mau nitip sesuatu enggak?" tawar Novan mencium kepala Diana yang bersandar di pundak nya.
"Enggak usah, nanti orang akan semakin julid pada aku." tolak Diana yang merengut masam.
"Tuh kan masih saja mikirin omongan orang, kan Mas juga ndak masalah." Novan berusaha membujuk agar kekasih nya senang lagi.
"Aku tuh sebenar nya mau emas yang satu set itu loh, ku lihat teman ku banyak yang pakai itu." lirih Diana.
"Besok Mas cari ya, sambil video call kamu juga ya biar tidak salah." Novan selalu sanggup apa pun yang Diana ingin kan, ini lah yang membuat Bu Romlah tak suka.
"Uang nya aku trasnfer sama kamu nanti." Diana pura pura mau memberi uang.
"Apa sih kamu?!" Novan mencubit pipi kekasih nya gemas.
"Aku takut nanti orang orang akan semakin tidak suka!" Diana menghentakan kaki kesal.
Novan merasa sangat gemas dengan tingkah kekasih nya yang mode merajuk begini, maka dia pun memeluk erat kekasih nya agar tidak semakin parah saja merajuk nya. bila sudah begini maka Diana akan merasa di sanjung oleh kekasih nya dan dia akan semakin banyak mau, bodo amat orang mau bilang ala karena yang penting dia dapat segala nya dari Novan yang sangat cinta.
...****************...
Ria pulang kerja dengan tubuh yang sangat lelah karena dia mengambil lembur juga, harus nya tadi pukul lima sore sudah pulang kerumah dan bisa main atau istirahat, namun dia malah mengambil lemburan sehingga dia pun pulang nya pukul sebelas malam. memang dia sangat gila kerja, dari pada cuma diam di rumah saja.
"Harus nya tadi kamu kabarin Uda kalau pulang malam, biar bisa di jemput." Deni cemas karena Ria seorang gadis.
"Masih pukul sebelas, tadi ramai kok orang di sana, Da!" jawab Ria membuka sepatu nya.
"Enggak usah lah lembur begitu kalau malam, Uda takut ada orang jahat." Deni sangat pethatian pada adik nya yang satu ini.
"Insya allah tidak ada, kan mereka semua kenal dengan kita semua." Ria tersenyum dengan wajah letih nya.
"Kenal itu tidak menjamin merek akan baik, sebab kita juga tidak tahu pikiran orang." ujar Deni.
Ria tersenyum karena Deni sangat perhatian kepada diri nya, beda bila pada Diana karena dia terus sana bertengkar tidak jelas. Diana yang begitu keras saat di nasehati membuat Deni kerap naik darah, tidak seperti Ria yang kalem ini.
"Giliran sama Kak Ria saja Uda baik sekali." Diana muncul dengan wajah masam.
"Orang baik ya di balas baik lah, memang nya kamu kalau di beri nasehat selalu saja melawan." Deni langsung menyala.
"Uda itu kalau menasehati terlalu dalam, urusan percintaan itu tidak boleh di campuri oleh orang luar." bantah Diana.
"Dasar mata duitan, tau nya cuma minta uang sama pacar!" sengit Deni.
"Nah kan selalu begitu, karena Uda pelit sama pacar mu maka nya sewot saat Novan memberikan uang atau pun benda padaku!" Dian tetap saja tak suka.
"Pacar ku tidak matre seperti kau, dia mencari uang sendiri." bentak Deni yang mulai emosi.
"Bilang saja kau pelit maka nya tidak memberi dia uang!" Diana tetap melawan.
"Kerja keras dan uang nya sangat nikmat!"
Ria membuka suara dan kedua nya langsung diam, bila yang kalem sudah bicara maka semua nya akan langsung diam, terutama Diana.