Yenara Axullia (20thn) bersikeras mengejar laki laki dingin bernama Negime Stuart Milly (30thn). Yena tidak pernah putus asa untuk mendekati Egi, sampai sampai Egi mengecapnya sebagai wanita murahan, Yena tak perduli jika dianggap seperti itu, karena Yena akan menjadi perempuan murahan jika dihadapan Egi.
Gadis merepotkan seperti Yena sangat menggangu kehidupan Egi, Ketenangan CEO N.S Group itu mulai terganggu akan hadirnya wanita bernama YENARA AXULLIA, bodohnya Egi terjebak dalam permainan Yena, hingga tanpa sengaja ia membuang benih berharga nya kedalam rahim Yena!!.
_________
So? Penasaran nggak?? Kalau penasaran baca ya!! Jangan lupa vote, comen, share, kalau ada typo tandain!! Oke? Jangan kelamaan buat mampir!!!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KaniaAzzaraAulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
HAPPY READING GUYS
*
*
*
*
Vote, comen, follow, and share ya
Guys.
Follow IG:tata132mygirl
*
*
*
*
*
*
Egi menatap Tajam dan Nyalang Vicha, wanita itu kini duduk di sofa sambil tersenyum lebar berhadapan sama Ayah dan bundanya.
Egi duduk juga didekat orang tua nya, menghunuskan Pandangannya, bersedekap dada dan menyilangkan kedua kakinya bertumpu.
"Ada apa?"tanya Egi datar dan dingin.
Vicha berdiri dan berjalan mendekati Egi, lalu memeluknya dari belakang dileher Egi, mata Fesya melotot tajam tak percaya, sedangkan Galas menatap dingin dan datar, dia tidak akan berkomentar apapun.
"Kangen, kamuuu" Vicha memeluk Egi, menghirup aroma maskulin Egi.
Bukan Vicha namanya kalau tidak membuat masalah pada Egi, Egi mendorong kasar Vicha menjauh dari tubuhnya, mencekik leher Vicha yang masih tersungkur di lantai, Fesya Kaget, dia terbangun dari tempat dia duduk, Galas masih santai dengan duduknya.
"Nak, kau bisa membunuhnya"ucap Fesya agar Egi menghentikan aksinya.
"Uhukk...Eghh...lep...pas...."ucap Vicha terbatah batah.
"Jika kau tidak membuat perkara, saya tidak akan melakukan ini!!"jawab Egi dingin.
"Egi, lepaskan!!"titah sang Ayah, Galas.
Mau tak mau Egi melepaskan cekikanya pada leher Vicha, menghempaskan Vicha menjauh.
"Coba jelaskan, Ada apa ini?"tanya Galas.
"Uhukk...om, aku tuh cinta sama anak om, aku ingin Egi menjadi kekasih ku"jawab Vicha dengan tak tau malunya.
Mata Galas beralih menatap sang anak, Egi menghela nafas melihat tatapan intimidasi dari sang ayah.
"Egi udah nolak dia berkali kali yah, Egi nggak suka sama dia! Dianya aja yang nggak tau malu! Selalu ngejar ngejar Egi!!"tunjuk Egi pada Vicha.
"Kau dengar putra ku bilang apa?"ucap Galas pada Vicha.
"Tapi Om, aku cinta banget sama putra om, aku mohon!"Vicha bersujud menghadap Galas.
"Bangunlah! Kau ini perempuan, Jangan merendahkan diri mu hanya karena seorang pria."ucap dingin Fesya, mampu membuat semua orang disana termasuk sang suami membeku.
Vicha pun bangun, dan mendekat ke Fesya, memegang tangan bunda dari Egi itu.
"Tante, Tante bisa kan bujuk anak Tante supaya mau sama saya? Tante pasti beruntung punya calon menantu seperti saya, saya cantik dan modis loh Tante"ucap Vicha, tanpa diduga Fesya menghempaskan tangan Vicha.
"Justru karena kamu cantik dan modis, kamu bisa mencari laki laki lain yang lebih dari Egi anak saya"jawab Fesya semakin dingin.
"Nggak Tante! Menurut ku pria yang melebihi Egi itu nggak ada, dia itu udah satu satunya yang sempurna buat saya!!"Vicha tak terima atas perkataan Fesya tadi, seakan-akan menolaknya sebagai calon menantu secara halus.
"Udah bun, ngomong sama cewek gila kaya dia itu susah"ucap Egi masih dengan wajah Dingin nya.
"Sayang, ayo kita ke atas, biar mereka yang menyelesaikan nya"Galas menarik lembut tangan sang istri.
"Ayah.."protes Egi.
"Tapi mas...."ucap Fesya menahan tangan suaminya, dia mana rela meninggalkan Anaknya bersama Vicha.
"Egi udah besar sayang"Galas memberi pengertian kepada Fesya.
"dan Kamu sudah dewasa Egi, kamu pasti tau apa yang harus kamu lakukan"ucap Galas kemudian menarik sang istri menaiki tangga ke lantai atas.
tinggal mereka berdua diruang tamu.
"Pergilah, sampai lebaran monyet pun, saya tidak akan mau dengan mu"usir Egi, agar Vicha bisa pergi, rasanya sangat malas menghadapi perempuan sundal macam Vicha.
"Nggak mau!"tolak Vicha.
"Jangan membuatku melakukan kekerasan yang lebih dari tadi ya pada mu"ancam Egi.
"Terserah!!"
*
*
Tak
Tak
Tak
Tak
Tak
*
*
Terdengar suara hentakan sepatu high heels
"Daddy!!"teriak Cello dari depan pintu.
Egi yang posisinya membelakangi pun berbalik badan, disana ada Yena dan Cello di depan pintu, Yena masih terpaku melihat ada wanita asing dirumah Egi.
"Cello? Yena?"ucap Egi, langsung lah dia hampiri keduanya, Egi menggendong Anaknya, dan melupakan Vicha yang kini menatap tajam keberadaan Yena.
"Kok nggak bilang mau nyusul? Kan udah aku bilang di apartemen aja"ucap lembut Egi mengelus rambut Yena dan Cello bergantian.
Lembut sekali, Vicha sampai terkejut melihat itu, apa apaan Egi itu, sama Vicha aja kasar, kenapa sama wanita asing ini Egi lembut sekali?.
"Dia siapa? Kenapa anak itu memanggil Egi Daddy? Apa dia anak haram Egi dan wanita sundal itu? Sialan!!"batin Vicha menggeram.
"Buntut mu minta ketemu, padahal dari pagi sampai siang udah main bareng, tapi dia bilang masih mau main lagi sama kamu!! "kesal Yena, mengingat Cello sebelum kesini merengek ingin bertemu Egi, dia baru selesai beberes eh anaknya ngerengek rengek ingin kerumah Daddy nya.
Egi tersenyum"namanya juga nggak ketemu beberapa tahun, wajar lah anak Daddy ini rindu, iya kan sayang??"tanya Egi pada Cello, mencium pipi Anaknya itu.
"Iya Mommy, yang dikatakan Daddy benal tau, bukan cuma kalena nggak ketemu bel tahun tahun, tapi setiap waktu, Cello Lindu sama Daddy"jawab Cello.
"Lagian kenapa kita nggak tinggal belsama aja sih? Kenapa halus misah??"lanjut Cello.
Yena dan Egi saling bertatapan.
"Emm... itu...."Yena menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Cello, tenang saja, Cello hanya harus bersabar, pasti kita bertiga akan tinggal bersama"bisik Egi ditelinga Cello.
"Benarkah?"Cello berbinar, Egi pun mengangguk.
"Ada apa? Kau bisikkan apa pada Cello?"tanya Yena mengernyit.
"Rahasia/lahasia"Jawab Egi dan Cello barengan, Yena mendengus kesal akan jawab kedua pria beda usia itu.
"Ekhemmm!"Vicha berdehem, mengagetkan keluarga kecil itu.
"Dia siapa Egi?"tanya Yena.
"Bukan siapa siapa"ucap Egi dingin, mengingat Vicha masih ada dirumah ini.
Vicha tersenyum, dengan percaya diri menghampiri mereka lalu mengulurkan tangannya pada Yena.
"Vicha Reyani, calon masa depan nya Egi"
Yena melongo, membiarkan Tangan Vicha menggantung di udara, tanpa niat ingin membalas jabatan tangan Vicha.
Bukanya membalas, Yena malah menatap Egi, meminta penjelasan laki laki itu.
"Bukan, dia hanya wanita sinting, jangan percaya Yena"jelas Egi, agar Yena tidak salah paham, bisa bisa dia gagal nikah.
Yena menghirup nafas, lalu menghembuskan nya, beralih menatap ke Vicha.
"Benarkah kau calon masa depan nya?"tanya Yena menyilangkan kedua tangan didada.
"Ya, Dan kau siapa? Siapa anak yang kau bawa ini?"
"Kau ingin tau?"ucap Yena tersenyum tipis, Vicha mengangguk iya.
"Perkenalan, saya Yenara Axullia, ibu dari anak Egi, serta calon istrinya Egi"Yena berbalas mengulurkan tangannya ke Vicha.
"Dan anak ini, adalah anak kami berdua, saya dan Egi"lanjut Yena menunjuk Cello.
Mata Vicha membulat, dia kaget, fakta macam apa ini??!!!.
"Nggak mungkin! Kau bohong kan?"Vicha menggeleng, dia jelas tidak percaya.
"Kenapa nggak mungkin? Dan untuk apa saya bohong"ucap Yena.
"Kau bohong kan? Kau dibayar berapa sama Egi untuk membohongi ku? Katakan berapa!!"ucap Vicha meninggikan suaranya, dia murka, Sampai segitu nya Egi nggak mau sama dia, sampai sampai menyewa wanita dan anak-anak agar dijadikan alat untuk membohongi diri nya.
Mendengar itu, Cello sedikit ketakutan karena kerasnya ucapan Vicha, Egi memberikan Cello pada sang asisten agar diajak main sebentar di belakang.
Melihat perseteruan antara Vicha dan Yena, Egi pun menengahi, dia berdiri di tengah-tengah kedua nya.
"Egi, dia bohong kan, kamu pasti bohongin aku kan? Supaya aku nggak bisa deket deket kamu lagi? Iya kan?"tanya Vicha, berharap ucapan Yena adalah sebuah kebohongan.
"Sayangnya dia benar, wanita ini adalah calon istri Ku, dan anak kecil tadi anakku bersama dia, sebaiknya kau pergi dari sini"Egi merangkul pinggang Yena dengan posesif.
Tak kuat akan kenyataan ini, Vicha pergi sambil mengusap air matanya, dia menangis, lihat saja, aku pasti akan menghancurkan kalian! Batin Vicha.
Setelah Vicha pergi, Egi langsung membopong Tubuh Yena, membuat wanita itu terkaget sekaligus kesal.
"Turun kan!!!"
"No Nyonya, kamu harus dihukum"Egi terkekeh akan kekesalan Yena.
"Hukum apa? Yang benar saja kau!! Apa salah ku!"kesal Yena, sangat tidak masuk akan Egi ini, Yena tidak salah apa apa, kenapa harus dihukum?.
"Kau dihukum, karena kau terlalu menggemaskan! Kelakukan mu saat melawan Vicha tadi sangat menggemaskan Nyonya, itu sebabnya aku ingin menghukum mu"Egi membawa Yena kedalam kamar tamu, tidak ada waktu untuk keatas, dimana kamarnya berada.
"EGIIIIIII!!!!!!!!!!"
*
*
*
*
*
*
...to be continued ...