March Alfian, laki-laki berdarah Inggris-Indonesia yang harus rela menjadi duda setelah sang istri yang ia nikahi selama satu setengah tahun, berselingkuh darinya. Alasan Mey, berselingkuh dari March hanya karena Mey ingin memiliki anak. Maklum saja, saat mereka baru menikah empat bulan, March mengalami kecelakaan yang membuat 'adik kecilnya' cidera dan harus mati suri. Segala pengobatan sudah March lakukan, bahkan obat perangsang dari dosis rendah sampai dosis tinggi pun sudah March minum, tapi hasilnya tetap nihil, 'adik kecil' itu tak kunjung sadar.
Setelah menjadi duda, banyak wanita mengejar-ngejar March, tanpa mereka tau apa masalah March yang sebenarnya. Begitupun dengan sang sekretaris pribadinya Febry. Febry yang sudah lama menyukai March pun merencanakan penjebakan untuk March agar dirinya bisa menjadi pengganti Mey. Tapi sayang, penjebakan yang di lakukan Febry malah membuat March harus meniduri July, seorang janda yang sedang mabuk. Dan keesokan paginya, disaat March membuka mata, ia sudah tidak menemukan July di sampingnya.
Akan kah March bisa menemukan July?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# 1
Jika pada umumnya kehamilan istri adalah hal yang membahagiakan bagi seorang suami. Tapi itu tidak berlaku untuk March. Justru kehamilan istrinya adalah bencana untuk pernikahan mereka.
Pagi itu masih pukul lima subuh, Mey Zaliana, istri March berlari ke dalam kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya di wastafel.
Hoeeek... Hoeeek...
Mendengar suara Mey yang muntah dari dalam kamar mandi, March pun turun dari atas ranjang dan berjalan ke kamar mandi.
"Kamu kenapa sayang?" Tanya March khawatir.
Mey tak langsung menjawab, ia membersihkan terlebih dahulu mulutnya dari sisa muntahan.
"Kamu sakit, hah?" Tanya March sekali lagi.
"Nggak pa-pa sayang. Kayaknya masuk angin deh." Jawab Mey setelah selesai membersihkan mulutnya.
"Kita ke dokter yah."
"Nggak usah sayang. Minum teh jahe + madu sama di oles minyak angin juga baikkan kok." Jawab Mey.
"Bener?"
Mey menganggukkan kepalanya.
"Ya udah kamu mandi sana, aku mau siapin sarapan buat kamu dulu." Kata Mey.
"Kamu nggak usah buatin aku sarapan, kan ada bibik. Biar aja bibik yang buatin sarapan. Nanti kamu makin sakit lagi." Tolak March. Ia masih mengkhawatirkan istrinya itu.
"Nggak pa-pa sayang, aku nggak tenang kalau segala keperluan kamu bukan aku yang urus." Balas Mey.
"Ya sudah."
Mey pun keluar dari dalam kamar mandi untuk membiarkan March mandi. Ia berjalan menuju ruang ganti untuk menyiapkan pakaian kerja March.
"Sudah sebulan aku telat haid. Apa jangan-jangan aku....." Gumam Mey di depan kaca di ruang ganti.
"Aduuh bagaimana ini? Bagaimana kalau aku benar-benar hamil?" Gumam Mey lagi.
Aneh memang jika seorang wanita yang bersuami takut kalau dirinya hamil. Kecuali....
Mey menghela nafasnya, ia mencoba mengeluarkan hal yang tidak-tidak dari kepalanya, lalu keluar dari ruang ganti lalu keluar dari dalam kamarnya dan turun ke lantai bawah untuk menyiapkan sarapan untuk March. Sarapan kesukaan March, nasi goreng dengan banyak sosis dan bakso serta telur mata sapi setengah matang.
Begitu sampai di dapur semua bahan-bahan untuk membuat nasi goreng sudah di persiapkan Bik Narsih.
Mey pun mulai memasak.
Tapi begitu Mey memasukkan bawang ke wajan, perutnya kembali seperti di guncang, rasa mual pun kembali datang. Cepat-cepat Mey berlari ke kamar mandi yang ada di dekat dapur.
Melihat majikannya berlari ke kamar mandi, Bik Narsih mematikan kompor lalu menyusul Mey ke kamar mandi.
Hoeeek... Hoeeek..
"Astaga Nyonya... Nyonya nggak pa-pa?" Tanya Bik Narsih sambil memijat tengkuk Mey.
"Kayaknya aku masuk angin deh Bik." Jawab Mey.
"Ya udah, Nyonya duduk aja, biar sarapannya Tuan saya yang masak. Biar saya suruh Eli bikinin teh jahe + madu untuk Nyonya." Kata Bik Narsih.
Mey menganggukkan kepalanya.
Bik Narsih pun membantu Mey keluar dari dalam kamar mandi.
Tapi baru beberapa langkah keluar dari kamar mandi, tiba-tiba...
BRUUK. Mey pingsan.
"Astaga Nyonya....." Teriak Bik Narsih.
"Tuan... Tuan March, Nyonya Mey pingsan!!!" Teriak Bik Narsih.
Sepertinya suara teriakan Bik Narsih tidak sampai ke kamar Tuan dan Nyonya nya itu. Bik Narsih pun menyuruh Eli, anak Bik Narsih yang masih duduk di bangku SMP untuk memanggil March.
Tak sampai lima menit March pun datang.
"Mey!!!" Teriak March panik.
"Kok bisa gini Bik?"
"Saya juga nggak tau Tuan, tadi Nyonya muntah-muntah, eh... pas keluar dari kamar mandi, Nyonya tiba-tiba pingsan. Untung saya pegangin tadi Tuan, kalau nggak, kepala Nyonya udah kebentur lantai." Jawab Bik Narsih.
"Kita bawa kerumah sakit aja deh. Tadi sebelum keluar kamar juga dia muntah-muntah."
"Iya Tuan, bibik setuju." Jawab Bik Narsih.
March pun mengangkat tubuh Mey ala bridal style keluar dari dapur menuju garasi rumahnya.
"Mang... Mang Sardi, Nyonya pingsan, cepet siapin mobil!!" Teriak Bik Narsih pada supir pribadi Mey.
Dengan sigap Mang Sardi menyalakan mesin mobil.
Setelah March dan Mey masuk ke dalam mobil, Mang Sardi pun melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat.
Tak sampai lima belas menit, karena jalanan juga belum terlalu ramai, mobil yang di kendarai Mang Sardi pun tiba di pelataran rumah sakit.
Begitu mobil berhenti dengan sempurna, March pun keluar dari dalam mobil dengan Mey yang ada dalam gendongannya.
Mey pun langsung mendapat pertolongan pertama oleh dokter yang jaga.
"Istri saya kenapa dok?" Tanya March setelah dokter selesai memeriksa Mey.
"Istri anda tidak kenapa-kenapa Pak, justru sepertinya ini kabar baik untuk Bapak dan istri Bapak." Jawab dokter itu.
"Maksudnya?"
"Dari hasil pemeriksaan saya, istri Bapak ini sekarang sedang hamil."
DUAAAR. Bagai petir di siang bolong. Kata-kata sang dokter membuat March kaget, jantungnya hampir meledak mendengar itu.
Bersambung...