Visual Cast bisa cek Tiktok @Raline_Story 94
Menceritakan kisah wanita muda yang baru menyelesaikan pendidikan Spesialisnya dikairo. Ia terpaksa harus menikahi seorang CEO yang kejam, dan tidak tersentuh. Pria itu adalah calon suami kakaknya. Ia terpaksa menjadi wanita pengganti di pernikahan mereka. Karena sang kakak yang memilih kabur tepat dihari pernikahan mereka.
Ayyura dan Aydeen pernah bertemu berapa tahun yang lalu di Newyork sebelum Ayyura menutup dirinya seperti ini. Ayyura seakan tidak mengingat wajah Aydeen sama sekali. Sedangkan, Ayyura sudah mengenakan cadar saat ini, otomatis Aydeen belum bisa mengenali wajahnya Yura sekarang.
Yang penasaran bagaimana kelanjutannya?
silahkan dibaca gaes ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9 Merasa di Zalimi
"Selamat pagi Ayyura". sapa Dokter tampan yang juga mengenal Ayyura.
"Pagi". bentar-bentar Yura mulai menelisik wajah tampan Dokter yang sedang menyapanya ini.
"Mike"? sebut Yura dengan mata berbinar.
"Hay cantik, apa kabar? Aku tidak menyangka kita bisa dipertemukan disini". ujar Mike senang.
"Ahh .. bahkan Aku enggak tahu Kamu juga Bekerja dirumah sakitnya Kak Alana". balas Ayyura.
"Kenapa Kau masih mengenakan Cadar ini? apa masih ada yang sering mengganggumu sampai sekarang ini"? tanya Mike tiba-tiba.
"Mike"! sentak Ayyura ia menoleh kekanan-kekiri takut suaminya mendengar percakapan mereka.
"Apa suamimu belum tahu hal ini"? ujar Mike lagi.
"Suami? apakah kau pernah ketemu dengan suamiku"? tanya Yura merasa bingung.
"Iya dia sangat berisik dan cerewet sekali saat datang kerumah sakit. Sungguh ia Pria yang sangat menyebalkan". cicit Mike dengan ekspresi kesal.
Ayyura tertawa kecil melihat ekspresi Mike yang begitu lucu menurutnya saat ini.
"Hmmm ... ". Deheman keras membuat percakapan antara Mike dan Yura terhenti. Mereka menoleh ke sumber suara. Sudah nampak sosok laki-laki yang dingin dan gagah berdiri didepan pintu ruang rawat tersebut. Aydeen baru saja keluar membeli berapa makanan untuk ia dan istrinya sarapan bersama.
"Selamat pagi Tuan Aydeen". sapa Mike sopan.
"Hmm .. Apakah istri saya boleh pulang hari ini"? Aydeen selalu menekan kata istri didepan Mike, agar ia tahu bahwa Ayyura benar-benar sudah menikah.
Ayyura menatap bingung pada wajah suaminya itu.
"Ayyura boleh pulang siang ini tuan, kondisinya juga sudah mulai membaik, dia bisa beristirahat dirumah, Nanti akan saya resepkan berapa obat dan juga vitamin untuknya". ujar Mike menjelaskan.
"Hmm .. dia adalah Nyonya Aydeen Dokter".
"Saya rasa tidak etis saja seorang Dokter memanggil nama pasiennya secara langsung". sindir Aydeen.
"Ahh ... iya baiklah". ujar Mike sambil melirik Ayyura.
"Kalau begitu saya minta maaf Nyonya Ayyura". lanjutnya lagi sampai tersenyum menyeringai.
"Apakah anda sudah selesai memeriksa istri saya? karena ada hal yang ingin kami bahas berdua". Aydeen selalu bisa menyindir Mike secara halus.
"Oke .. oke saya mengerti, saya pamit dulu Tuan Aydeen, Nyonya Ayyura". Mike tersenyum geli saat memanggil Yura dengan sebutan Nyonya.
Ccckkk .. Aydeen berdecak kesal.
Setelah Mike meninggalkan mereka berdua, Aydeen mendekati istrinya. Tiba-tiba Ia menyentuh dahinya Ayyura, sang empu kaget mendapat sentuhan yang tiba-tiba dari sang suami, ia langsung menggeser tubuhnya dengan cepat.
Aydeen mengernyitkan dahinya, merasa tersinggung dengan tingkah istrinya itu. Bukan takut disentuh, tapi Yura hanya kaget, ia belum terbiasa berdekatan dengan seorang pria selain papanya Abbas.
"Kamu tidak suka ku sentuh Yura"? sentak Aydeen.
"Hah? Ayyura hanya kaget Bang". cicit Yura lagi.
"Aku hanya ingin memastikan apakah kau masih demam atau tidak, karena semalam kau mimpi buruk, Aku sampai tidak bisa tidur karena dirimu". Dia merasa tidak suka saat Yura tadi menggeser tubuhnya ketika ia ingin menyentuhnya.
"Dan Kamu harus ingat Yura, Aku ini suami sah mu".
"Aku berhak atas seluruh hidupmu ini, Aku bahkan sudah halal menyentuh semua tubuhmu itu"!
Entah apa yang membuat Aydeen bersikap gusar dari semalam, apakah dia cemburu saat melihat Mike selalu memperhatikan istrinya.
Ayyura menatap nanar pada suaminya saat ini.
"Maksud Abang berkata seperti itu apa? Yura tahu akan kewajiban Yura sebagai seorang istri".
"Tapi bukankah Abang sendiri yang membuat perjanjian pra nikah buat kita, dan Yura tidak mengerti apa yang terjadi dengan Abang pagi ini".
"Jika kau tahu akan kewajibanmu sebagai seorang istri, jaga pandanganmu dari laki-laki lain, percuma Kau menutupi seluruh tubuhmu itu dengan baju karung kebesaran ini, tapi pandanganmu tidak dapat kau jaga sama sekali, itu namanya zina mata"!
ucap Aydeen dengan sarkas dan meledak-ledak.
Ayyura menarik nafasnya dalam-dalam sebelum meluapkan semua isi hatinya.
"Apa kata Abang barusan? Ayyura zina mata? lalu bagaimana dengan Abang sendiri? Abang masih menyimpan semua foto dan kenangan manis bersama kak Malika, sedangkan kau sudah punya seorang istri, bahkan dikamarmu terpampang dengan jelas Foto kalian berdua yang vulgar dan hampir tanpa busana itu? Naudzubillah min dzalik".
"Aku hanya menatap sekilas sahabat lamaku, dan kau bilang Aku zina mata? Kau bahkan bukan zina mata dan zina hati lagi, tapi kau sudah zalim kepada istrimu sendiri Bang Aydeen"! sentak Yura dengan Air mata yang sudah mengalir membasahi cadarnya.
Aydeen tersentak saat mendengar kata-kata dari mulut istrinya itu. Yura yang selalu berkata lembut, tapi hari ini ia bisa berkata lebih keras dan tegas.
"Kau mau apa Yura"? bentak Aydeen saat melihat Yura sedang menyabut selang infusnya dengan kasar hingga lengan nya berdarah.
"Aku mau pulang kerumah orang tuaku"!
"Jangan pernah coba untuk mengikutiku"!
Ayyura menutup lengannya dengan sapu tangan yang selalu dibawanya. Ia berjalan dengan pelan keluar dari ruangan itu.
Ayyura benar-benar sakit hati dibilang tidak bisa menjaga pandangan dari pria lain Dia terus melaju melangkah dengan cepat menyusuri koridor-koridor rumah sakit itu dengan hati yang terluka.
Bayangan semua foto-foto dan kenangan manis Malika dan suaminya, masih tertata rapi didalam kamarnya Aydeen. Tapi selama ini Yura diam dan bungkam tidak pernah sekalipun ia mengomentari atau menyatakan tidak suka kepada suaminya yang arogant dan angkuh itu.
Aydeen hanya menatap lirih melihat sang istri berjalan tertatih-tatih sampai akhirnya ia masuk kedalam sebuah mobil taxi, lalu pergi meninggalkan Aydeen sendirian, yang masih berdiri didepan pintu lobi rumah sakit. Aydeen benar-benar merasa bersalah dan berdosa kepada istrinya kali ini.
semakin kesini akan semakin seru