zoyya seorang gadis remaja berusia 22 tahun hidupnya hanya di penuhi dengan pekerjaan tidak memikirkan cinta baginya uang nomor satu, Zoyya bisa di bilang gadis badgril, bar bar dan memiliki netra tajam.
tetapi takdir berkata lain dia meninggal karna tertabrak saat ingin menyelamatkan anak kecil sehingga dia sendiri yang menjadi korban.
bukanya masuk ke syurga jiwanya malah nyasar ke dalam tubuh seorang antagonis yaitu Ziara putri Wijaya.
Ziara seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA yang hobinya mengejar ngejar tunangan nya.
Ziara selalu membully orang yang berani mendekati tunangan nya itu hingga hidup nya tidak jauh dari adik kandungnya yang membuat Ziara di benci oleh keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hnfhh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Setelah kejadian semalam, ziara di buat tidak bisa tidur pikiran nya buyar, dia baru pertama kali bersentuhan dengan seorang laki laki.
karna saat dia menjadi Zoyya dia hanya sibuk dengan pekerjaan dia tidak memikirkan untuk bercinta, dunia nya di penuhi dengan pekerjaan.
saat ini ziara sedang dalam perjalanan menuju sekolah dengan mengendarai motor sport nya itu dengan santai.
Setelah beberapa menit di perjalanan kini dia sudah memasuki sekolah dan memarkirkan motornya.
Dia berjalan di koridor banyak yang menatap nya dengan jijik dan banyak yang mencemooh, tetapi ziara tidak memperdulikan nya.
gatau malu banget sih
Masih sekolah udah jual diri
penampilan nya aja berubah ternyata sifat nya makin menjijikan
masih banyak yang mengatai ziara, ziara berjalan santai dengan tatapan yang tajam membuat hawa di koridor mendadak tak enak.
"ziara" teriak Novita memanggil ziara dan menghampiri nya, ziara hanya menaikan alisnya.
"Lo harus liat cepet." Novia menarik tangan ziara untuk mengikutinya.
Ziara terpaku saat melihat beberapa foto perempuan yang sedang bermesraan bersama seorang om om yang terpampang di Mading kemudian dia menyeringai.
"ngapain lo pada liatin hah, bubar."bentak Novita pada beberapa siswa yang sedang melihat foto itu.
Novita dengan cepat mengambil foto itu lalu dia merobeknya dan membuangnya ke tong sampah.
"gue percaya itu bukan Lo Ra." ucap Novita, ziara hanya tersenyum sinis.
"lagian itu editan." lanjutnya lagi, ziara kembali melirik Novita dan menatap lekat mata Novita.
"gue tau mana editan mana bukan ziara." ucapnya ziara hanya mengangguk.
Ziara memang sudah tau karna foto itu memang editan jadi ziara hanya santai menanggapi nya, dia tidak perduli jika orang lain akan mengatakan hal buruk tentang dirinya, toh dia kini sedang merencanakan sesuatu yang sangat epic.
Kini ziara sedang berada di dalam kelas nya dia sedang mengobrol bersama Novita, beberapa teman kelasnya ada yang menjauhi ziara karna sudah melihat foto itu jadi mereka merasa jijik pada ziara.
Brakk..
Semua orang terkejut saat pintu kelasnya di tendang oleh seseorang, dia Vano, Vano datang ke kelas ziara dengan wajah yang emosi lalu dia menghampiri ziara dan.
Plak..
Sebuah tamparan mendarat tepat di pipi kanan ziara, dia merasakan panas di pipinya sudut bibirnya mengeluarkan darah segar dia mengepalkan tangannya menahan amarahnya.
"Lo emang jal*ang sialan, gue malu punya adik kaya Lo bngst!" teriak Vano dengan penuh amarah.
"gue bersyukur karna Lo udah mutusin buat ga lanjutin pertunangan nya, ternyata Lo emang jal*ang yang gatau diri" ucap izzar remeh.
"kalo sekali jal*ng ya tetep jal*ang." ucap Haidar yang tersenyum sinis melihat ziara di permalukan.
Sedangkan Silla dia diam diam menyeringai tetapi ziara melihatnya, dia pun menyeringai saat melihat Silla yang langsung merasakan ketakutan saat melihat dirinya.
"cih segitu doang nampar nya?" ucap ziara dengan remeh.
Semua orang memandang ziara dengan jijik tetapi tidak dengan Novita Ilman dan Ivan mereka hanya memandang sedih karna melihat ziara di permalukan.
"Lo emang gatau diri bngst, Lo malu maluin keluarga." teriak nya lagi Vano sangat emosi dadanya bergemuruh.
Saat Vano ingin menampar lagi ziara tetapi ada yang menahan nya, Vano berbalik dan melihat siapa yang sudah berani menahannya.
"Jangan pernah lagi kau menyentuh gadisku dengan tangan kotormu itu jika kau masih ingin Mempunyai kedua tangan mu itu"ucap Kazen dengan dingin tatapan nya yang tajam mampu membuat mereka merasa takut, Silla yang melihat itu merasa takut saat dirinya mendapat tatapan tajam dari Kazen.
ziara masih diam dia masih merasakan panas di pipinya dia tidak mencegah Kazen.
"siapa Lo, dia adek gue, gue berhak menasehati dia." ucap Vano pada Kazen yang masih dalam keadaan emosi.
"tidak perlu kau tau siapa saya, saya tidak peduli kau siapa, ingat jangan pernah kau dan teman teman mu itu menyentuh gadisku lagi"ucapnya dengan tegas.
"Lo mau sama jal*ang sialan ini? Lo ga cocok, lebih baik cari perempuan lain jangan si sialan itu." ucap izzar pada Kazen.
"jaga mulut anda." ucap Kazen, dia mengeraskan rahangnya ingin sekali dia menghabisinya detik ini juga tetapi dia menahan nya.
Mereka semakin takut saat melihat Kazen aura nya kini membuat seisi kelas menjadi tegang seakan mereka akan di mangsa oleh Kazen.
"bubar" ucap Kazen pada semua siswa.
"awas Lo ziara." ucap Vano lalu Vano pergi bersam teman temanya meninggalkan kelas ziara.
Ziara masih terdiam, tangan di tarik oleh Kazen mereka pergi meninggalkan kelas menuju rooftop.
"Novita Lo masih mau temenan sama dia." ucap Desi sinis.
"masalah buat Lo." jawabnya.
"nanti Lo kebawa bawa baru tau rasa." ucap Ridwan teman sekelas Novita.
Novita tidak menjawab dia hanya diam, dia tau mana yang benar dan mana yang salah, dia tidak ingin kehilangan teman satu satunya itu.
Karna dari dulu dia memang tidak mempunyai teman, dia bersyukur karna dia sekarang sudah berteman dengan ziara.
Sedangkan di rooftop saat ini Kazen sedang mengobati luka ziara, matanya menatap ziara dengan lembut.
"sakit?" tanya Kazen dan ziara hanya mengangguk, dia membiarkan Kazen mengobati lukanya.
"selesai." ucap Kazen dengan tersenyum lembut membuat jantung ziara dag dig dug.
"thanks." ziara langsung memalingkan wajahnya ke arah lain, Kazen hanya terkekeh.
'ziara apa ini yang di rasain Lo saat itu? Sakit zi, gue ikut sakit liat Abang Lo dengan teganya menuduh tanpa bukti, dia percaya dengan foto editan itu." batin ziara
Ziara tanpa sadar mengeluarkan buliran bening itu di pipinya, kazen yang sedang memandang nya langsung menarik ziarah ke dalam pelukannya.
tiba tiba ziara menangis sesenggukan di pelukan Kazen, Kazen mengusap lembut punggung ziara sampai ziara tenang.
"udah nangisnya?" tanya Kazen saat ziara melepaskan pelukannya.
"thanks ya, gue ngerasa tenang sekarang." ucapnya, Kazen hanya mengangguk dan tersenyum.
"kalau butuh bantuan bilang saja aku akan membantumu." ucap Kazen yang di angguki ziara.
Akhirnya mereka bolos dan diam di rooftop hingga akhir pelajaran.