Wildan harus bekerja serabutan demi bisa terus mencukupi kebutuhan ibu dan dua adiknya, mengingat dirinya merupakan tulang punggung keluarga. Semuanya berubah saat Wildan mendapatkan job tak terduga dari seorang selebriti terkenal. Dia bahkan dibayar dengan mahal hanya untuk pekerjaan itu. Namun siapa yang menyangka? Wildan tergoda untuk terus melakukannya. Kira-kira job apa yang dilakukan Wildan? Karena pekerjaan itu pula dirinya banyak bertemu wanita cantik. Wildan bahkan bertemu dengan supermodel idolanya!
Inilah cerita tentang sisi gelap seorang fotografer, serta kehidupannya yang penuh lika-liku dan pengalaman unik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 7 - Tawaran Dirga
Tibalah pertemuan Wildan dengan Dirga. Wildan sengaja datang lebih cepat ke restoran hotel galaxy. Dia disuruh menunggu di sebuah meja yang telah dipesan Dirga. Meja itu bernomor tujuh.
Ketika menemukan meja nomor tujuh, Wildan langsung duduk di sana. Sekarang dia hanya perlu menunggu.
Wildan sengaja memesan air putih saja. Sebab dirinya tahu makanan dan minuman di restoran harganya pasti mahal.
Selang sekian menit, Dirga akhirnya datang. Dia tampak mengenakan topi dan masker seperti sebelumnya. Orang terkenal sepertinya tentu kesulitan jika menunjukkan wajahnya dimana-mana. Apalagi jika sedang mengurus urusan privat seperti sekarang.
"Udah lama ya, Dan?" tanya Dirga sembari duduk. Dia lalu memesan secangkir teh hangat pada pelayan.
"Nggak juga, Mas." Wildan tersenyum tipis.
"Loh kok pesan air putih doang. Pesan yang lain lah. Kau tidak perlu cemaskan biayanya," kata Dirga.
"Nggak usah, Mas. Lagian saya tadi udah makan. Sebaiknya kita langsung bicarakan semuanya," tanggap Wildan tak sabar.
"Ya sudah kalau begitu." Dirga setuju saja.
"Kau sepertinya orang yang bisa dipercaya, Dan. Makanya aku ingin memakai jasamu. Aku ingin kau mengambil foto mesraku dengan pacarku. Kau bersedia?" tukas Dirga.
Pupil mata Wildan membesar. Mengambil foto pasangan tentu bukanlah hal sulit baginya. Dengan semangat Wildan menyahut, "Bersedia, Mas! Itu gampang."
"Tapi ini kemesraan nggak biasa loh, Dan..." balas Dirga.
"Maksudnya?" Wildan menuntut jawaban.
"Aku membicarakan tentang kemesraan di ranjang. Ya bisa dibilang aku ingin kau mengambil foto kami secara seksual," jelas Dirga pelan.
"Apa?" Wildan sontak kaget. Dia tentu tak menyangka Dirga menginginkan hal itu.
"Aku tahu kau pasti akan kaget begini. Tapi aku punya alasan melakukan itu," ucap Dirga.
Wildan terdiam seribu bahasa. Semangatnya yang tadi berapi-api langsung pupus begitu saja. Pantas saja Dirga menyebut kalau kerjaan yang akan dilakukan Wildan menantang. Ternyata begitu pekerjaannya.
"Aku akan membayarmu sepuluh juta perfoto, Dan!" kata Dirga. Dia mencoba membujuk Wildan dengan uang.
"Saya nggak tahu, Mas. Setelah mendengar semuanya, saya jadi bingung. Kirain tadi foto mesra biasa saja. Bukan foto yang begitu," tanggap Wildan segan.
"Dengar ya, Dan. Aku melakukan itu agar hubunganku dengan pacarku langgeng. Sebentar lagi dia akan kuliah di luar negeri, kami harus punya sesuatu untuk setia dan melampiaskan hasrat. Aku merasa lebih baik melakukan ini dari pada berselingkuh." Dirga menjelaskan alasan utama kenapa dirinya menginginkan jasa Wildan.
Dirga berniat menjadikan foto vulgarnya dengan sang kekasih sebagai pemuas hasrat saat menginginkannya.
"Kalau bisa, aku juga menginginkan rekaman video. Aku akan bayar dua kali lipat kalau kau bisa melakukan versi video," tawar Dirga.
"Saya masih bingung, Mas..." Wildan tersenyum kecut.
"Ya sudah begini saja. Aku akan memberimu waktu tiga hari. Soalnya minggu depan pacarku sudah berangkat ke London. Bersedia atau tidak, beritahu aku ya. Karena kalau kau nggak mau, aku bisa cari fotografer lain," ujar Dirga.
Wildan langsung mengangguk. "Iya, Mas! Saya butuh waktu. Nanti pasti akan saya kabari pas sudah bisa memutuskan," ungkapnya.
"Bagus. Ingat ya, Dan! Rahasiakan semua ini serapat mungkin! Kalau nggak, aku akan pastikan kau kena batunya!" ancam Dirga.
Wildan lagi-lagi hanya bisa mengangguk. Pembicaraan dia dan Dirga berakhir di sana. Dirga katanya harus pergi karena ada jadwal syuting.
Kini Wildan berdiri termenung di pinggir jalan. Namun itu tak berlangsung lama, karena ponselnya tiba-tiba berdering. Wildan mendapatkan panggilan telepon dari Arman.
"Kenapa?" tanya Wildan.
"Ibu, Bang! Ibu pingsan dan sekarang sedang dalam perjalanan ke rumah sakit!" seru Arman dari seberang telepon.
"Beritahu aku rumah sakitnya! Aku akan langsung ke sana!" Wildan langsung bergegas pergi setelah Arman menyebutkan rumah sakit dimana ibunya akan dibawa.
kira-kira glenda tau nggak ya... secara dia kan punya kenalan makhluk halus ...
bakal perang nggak ya....
ke cililitan lewat dewi sartika
Natasha memang cantik jelita
tapi wildan lebih cints sama Glenda
ke cililitan lewat dewi sartika
Nathasya memang wanita jelita
tapi sayang wildan suka sama GLENDA
awas Dan jgn macem macem ,mata mata Glenda tak terlihat olehmu ,lebih cepat pula 🤣🤣🤣