Ryo seorang pengusaha yang sukses harus menelan musibah dari tragedi yang menimpanya. Sebuah kecelakaan telah membuatnya menjadi lumpuh sekaligus buta. Istrinya sudah tidak Sudi lagi untuk mengurusnya.
Aura, adik sang istri tak sengaja hadir ditengah mereka. Aura yang memerlukan uang untuk kebutuhan hidupnya kemudian ditawari sang kakak sebuah pekerjaan yang membuat semua kejadian cerita ini berawal.
Pekerjaan apakah yang ditawarkan pada Aura?
dan bagaimana nasib Ryo selanjutnya?
Biar tau kisah selengkapnya, yuk ... di intip kisahnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9 - Pekerjaan terberat Aura
Di mansion mewah, Ryo duduk di kursi rodanya diam tak berkata apapun semenjak kepulangannya dari Rumah Sakit.
Sudah hampir dua bulan Ryo di rawat di Rumah Sakit dan mendapatkan terapi, tapi kondisi psikisnya memang sedikit terguncang dengan keadaannya yang lumpuh dan buta, akhirnya ia memutuskan untuk di rawat di mansion, kini sudah tiga bulan Ryo menjalani rawat jalan.
Seorang perawat yang rutin memeriksa dan pelayan hanya bisa sebatas memberi keperluannya, obat atau makanan, tapi yang ia butuhkan adalah seseorang yang bisa menjadi kaki dan matanya. Seseorang yang bisa benar-benar tulus merawatnya dan selalu ada di sisinya.
Jesica datang dari pintu utama dengan pakaian mini, lalu wanita itu masuk menuju ruang tengah. Disana ia mendapati Ryo yang tengah diam duduk diatas kursi rodanya tak menyentuh makanannya sama sekali.
“Mas, kenapa tidak dimakan? Itu sudah terhidang didepanmu!” ucap Jesica yang baru melepas high heels-nya.
“Kenapa bukan kau yang menemaniku disini?” ucap Ryo tanpa menoleh kearah Jesica, dengan suara berat dan seakan suara itu terdengar putus asa.
“Mas, aku kan sudah carikan perawat pribadi untukmu” jawab Jesica sedikit protes.
“Kenapa kau tidak mau merawatku?” suara Ryo sedikit melemah.
“Bukan tidak mau, tapi aku harus mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhanku, aku tidak bisa megandalkanmu kan sekarang, aku- akh …” Jesica memijit keningnya sambil tangan sebelahnya berdecak pinggang.
Ryo tidak membalas perkataan Jesica sama sekali, ia hanya diam dan memutar tombol otomatis di kursi rodanya kearah yang membelakangi wanita itu.
“Mas, bukan maksudku menyinggung mu,” ucap Jesica merasa bersalah.
“Kenapa sih Mas, apa kau mau aku carikan beberapa perawat lagi?” tanya Jesica yang melangkah mendekati Ryo.
“Aku tidak mau perawat, aku mau kau yang merawatku!” ujar Ryo dengan tegas.
“Tapi aku belum bisa untuk saat ini. Yah, … okelah nanti coba kupikirkan lagi” Jesica mendekati Ryo dan mengecup pipi pria tampan itu.
Tapi Ryo masih diam dengan kepedihan didalam hatinya.
“Tolong hubungi Yunda, minta dia kesini secepatnya” perintahnya tanpa menoleh pada istrinya.
* * *
“Ini Pak, sudah saya setel panggilan darurat di setiap angka ponsel. Lalu masalah pembelian apartemen sudah saya urus, dan lusa sudah bisa ditempati. Apa ada bisa saya bantu lagi?” tanya Yunda yang tengah duduk di kursi di samping Ryo.
“Untuk sementara cukup, aku cuma minta kau laporkan saja tentang pekerjaan di kantor. Sementara biar Direksi dan Presdir yang menangani pekerjaanku, kau cukup membawa dokumen yang harus ku tandatangani kesini” ujar Ryo pada Yunda, tangan kanannya yang selama ini selalu berada di sisi Ryo dalam pekerjaan.
“Baik Pak, saya permisi dulu” ucap Yunda pamit.
Di tempat yang berbeda,
“Kak, tolonglah kali ini saja. Aku tidak tahu lagi harus kemana. Aku tahu pinjaman ku bulan lalu belum ku bayar, tapi saat ini aku harus mencari pekerjaan dulu”
Aura yang duduk di taman dekat perkantoran Jesica memohon pada kakaknya untuk membantunya melunasi hutang pinjaman suaminya yang telah meninggal.
“Aku tidak bisa setiap bulan memberimu uang cuma-cuma, aku bukan panti sosial Aura, dan kau juga bukan pengemis bukan?” tukas Jesica pada adiknya.
“Tapi aku janji akan melunasinya jika aku sudah mendapat pekerjaan Kak” wajah Aura memancarkan kebingungan akan masalah yang tengah dihadapinya.
“Ck!, terus saja kau meminta-minta padaku, dasar menyusahkan!.
Jesica terdiam sejenak seolah memikirkan sesuatu. Kemudian seketika retina matanya melebar lalu memandang Aura disampingnya.
"Begini saja, bagaimana jika kau bekerja padaku?, kau bisa mencicil hutang-hutang Bagas dan kau bisa membeli semua kebutuhanmu sendiri”
“Bekerja di kantor Kak Jesica?” mata Aura membulat dan seketika harapannya tumbuh.
“Bodoh!, bukan di kantorku, tapi,- di mansion … “
Alis Aura menaut heran, “Hah? di mansion?!” …
* * *
Di Mansion mewah Ryo,
Suara langkah kaki terdengar mendekati kursi roda Ryo. Ryo yang hanya diam dengan kesendiriannya tak menoleh sama sekali ke arah langkah yang mendekatinya.
“Kau sudah pulang?” tanya Ryo datar.
“Um, ya … Mas, aku- aku memutuskan untuk mengurus Mas disini, dan aku tidak jadi mencari pekerjaan.” Jawab suara wanita yang mirip Jesica.
Dia adalah Aura, karena kemiripan suara mereka, maka Aura diminta Jesica untuk menggantikan dirinya merawat Ryo dan Aura diminta mengaku berpura-pura menjadi Jesica.