Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.
Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.
Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.
Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya seperti di kehidupan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 11 — Meninggalkan Hutan Kegelapan
"Nona Lin sendiri kenapa anda ingin ke kota?" Liu Yuwen tidak henti-hentinya bertanya, ia cukup bingung karena sebelumnya gadis itu mengatakan bahwa dirinya berasal dari sebuah desa.
"Apalagi? Tentu saja untuk mendapatkan uang lebih banyak." Lin Rou kemudian mengeluarkan sebuah plat tembaga di balik gaunnya. "Aku merupakan bagian dari Serikat Petualang, Saudara Liu sendiri pasti mengetahui kalau aku adalah seorang kultivator bukan?"
Liu Yuwen mengangguk, tidak hanya dia mengetahui Lin Rou adalah seorang kultivator tetapi ia bisa membaca tingkat kekuatan gadis itu.
"Menjadi bagian dari Serikat Petualang adalah satu-satunya cara tercepat bagi seorang kultivator sepertiku untuk mendapatkan uang, uang yang aku dapatkan dari misi biasanya aku kirimkan ke nenek."
Tanpa diminta Lin Rou menceritakan tentang kisah kehidupannya, ia sebenarnya hanyalah seorang gadis desa biasa yang dulunya hidup cukup miskin.
Sejak kecil Lin Rou sudah yatim-piatu, dirinya tidak mengenal siapa kedua orang tuanya dan selama ini ia tinggal berdua bersama neneknya.
Lin Rou diberitahu neneknya kalau ayah dan ibunya merupakan seorang kultivator hebat ketika ia sudah beranjak dewasa, neneknya itu menyerahkan sebuah buku tentang cara berkultivasi sebab itu sekarang ia menjadi seorang kultivator.
"Aku bersyukur kedua orang tuaku meninggalkan kitab beladiri itu untukku, sekarang dengan kekuatanku saat ini aku bisa memperoleh penghasilan yang lebih besar dan bisa membahagiakan nenek."
Menjadi seorang kultivator memang tidak ragukan lagi memiliki penghasilan yang besar bahkan untuk seukuran kekuatan Lin Rou saat ini.
Dari cerita gadis itu, Lin Rou bisa mendapatkan belasan keping emas setiap menyelesaikan satu misi.
Diketahui satu emas sama dengan seratus perak atau sepuluh ribu perunggu, satu koin emas bisa mencukupi seseorang selama satu atau dua tahun jika hidup sederhana.
"Di serikat petualang aku mempunyai tim yang membantu menyelesaikan misiku, tentu saja penghasilannya dibagi-bagi tapi itu jauh lebih aman daripada bekerja sendiri." Jelas Lin Rou panjang lebar.
Liu Yuwen memiliki gambaran cara kerja Serikat Petualang karena dulu di kehidupan pertamanya jasa tersebut juga ada.
Bagi kultivator yang tidak bergabung dengan sebuah sekte manapun, mereka akan kesulitan mendapatkan penghasilan sebab itu Serikat Petualang dibentuk sebagai jawabannya.
Setahu Liu Yuwen, Serikat Petualang merupakan salah satu dari kebijakan yang dibuat pemerintah dalam memberantas kejahatan di kekaisarannya.
Seorang individu, kelompok, rakyat biasa, atau pemerintahan bisa meminta bantuan kultivator dengan memberikan misi ke Serikat Petualang dengan bayaran harga tertentu, semakin sulit dan berbahaya misi tersebut maka semakin besar pula bayarannya.
Sesudah mengobrol cukup lama, keduanya kemudian menghabiskan sarapan pagi mereka sebelum bersiap-siap untuk pergi meninggalkan hutan.
"Saudara Liu, apakah anda sudah siap?" Tidak banyak yang Lin Rou lakukan sejak tadi selain menunggu Liu Yuwen yang tengah berkemas.
Liu Yuwen membawa sebuah buntalan kain yang didalamnya terdapat beberapa tanaman berharga serta permata siluman yang belum dikonsumsi.
Menurut gadis itu, perjalanannya ke kota tujuannya membutuh waktu tiga sampai lima hari, Liu Yuwen tidak ingin menyia-nyiakan waktu dan menyempatkan berlatih jika ada waktu yang memungkinkan dalam perjalan nanti.
"Ayo, kita berangkat." Liu Yuwen membawa buntalan itu di punggungnya.
Lin Rou mengangguk lalu kemudian ia bergerak lebih dulu.
Sebelum Liu Yuwen pergi ia sempat mengucapkan selamat tinggal pada gubuknya yang sudah ia tempati dua tahun terakhir ini. Bisa dibilang gubuk itu sudah menjadi rumahnya.
Liu Yuwen kemudian berbalik lalu menyusul Lin Rou yang sudah belasan meter di depannya.
***
Dalam seni beladiri yang ia pelajari selama ini, Lin Rou paling ahli dalam ilmu meringankan tubuhnya.
Meski tidak pernah mengatakannya secara langsung namun Lin Rou cukup percaya diri pada kecepatan kakinya yang begitu lincah, sangat sedikit yang bisa melampauinya di usia dan tingkatan kekuatan yang sama tapi kali ini untuk pertama kalinya gadis itu harus bersusah payah untuk mengejar langkah kaki Liu Yuwen.
Keduanya sekarang sedang melompati dahan-dahan pohon untuk meninggalkan Hutan Kegelapan.
Satu jam berlalu Lin Rou sudah beberapa kali mengusap keringat di keningnya, ia berusaha untuk tidak tertinggal dari Liu Yuwen tapi pergerakan pemuda itu tetap diluar jangkauannya.
"Saudara Liu ini sebenarnya siapa..." Gumam Lin Rou dengan nafas yang sudah terputus-putus.
Lin Rou bisa melihat Liu Yuwen tidak menggunakan qi atau ilmu meringankan tubuhnya saat berlari melainkan murni dengan tenaga fisiknya.
"Saudara Liu, tunggu sebentar!" Jarak keduanya semakin lebar, Lin Rou tidak punya pilihan selain berteriak pada pemuda tersebut.
Teriakan itu membuat Liu Yuwen menoleh ke belakang dan baru menyadari gadis itu sudah tertinggal jauh darinya. Liu Yuwen tersenyum canggung, seketika itu juga ia menghentikan langkahnya.
Butuh beberapa detik hingga Lin Rou akhirnya tiba di dekat Liu Yuwen.
"Saudara Liu, bisakah anda mengurangi kecepatanmu, aku benar-benar tak bisa menyamainya." Kata Lin Rou dengan dada yang masih naik turun.
Liu Yuwen batuk pelan, sebenarnya ia sudah sengaja mengurangi kecepatannya namun tidak menyangka Lin Rou masih kesulitan untuk menyusulnya.
Liu Yuwen memang sudah memiliki fisik yang kuat akibat memakan daging siluman dan pil-pil sumberdaya, tapi seharusnya kecepatannya masih bisa ditolerir oleh kekuatan Alam Spirit ditingkatan Lin Rou.
'Apa ini karena metode kultivasiku yang berbeda dari kehidupan pertamaku sehingga aku sekalipun tidak mengetahui jelas batas kekuatanku..." Gumam Liu Yuwen dalam hati.
Selama ini yang menjadi lawannya adalah siluman sehingga Liu Yuwen tidak mempunyai gambaran kecepatan kultivator biasa saat menggunakan metode Kultivasi Raja Bayangan.
Ketika nafas Lin Rou sudah tenang, barulah keduanya melanjutkan perjalanan lagi namun kali ini Liu Yuwen sengaja untuk ikut menyamai kecepatan gadis itu.
Kita bergerak bersisian, Lin Rou ternyata mempunyai cara sendiri untuk mengisi waktu kosong yaitu dengan cara mengobrol agar tidak bosan, padahal Liu Yuwen sendiri termasuk suka keheningan namun ia tidak mengutarakan langsung pada gadis itu.
Lin Rou banyak bercerita tentang hidupnya serta pengalaman yang ia lalui ketika jadi Serikat Petualang.
Dalam timnya, Lin Rou berada di garda depan sebagai tipe menyerang, selain keahlian meringankan tubuh gadis itu juga mendalami seni permainan pedang.
"Saudara Liu sendiri memiliki kemampuan apa? Tangan kosong?" Tanya Lin Rou.
Liu Yuwen mengeluarkan sebuah pisau dari balik jubahnya, sebuah pisau biasa yang beberapa bagiannya sudah hampir rusak.
"Pisau?" Tanya Lin Rou dengan ragu.
"Iya, selain digunakan memasak, sebenarnya pisau ini adalah senjataku juga." Liu Yuwen menjelaskan.
Meski jarang terlihat, beberapa kultivator memang ada yang menggunakan pisau sebagai senjatanya namun pisau tersebut memiliki bentuk yang khusus, tidak seperti yang digunakan Liu Yuwen yang merupakan pisau dapur biasa.
Liu Yuwen tersenyum tipis, ia bisa memaklumi keheranan Lin Rou, pisau yang dipegangnya selama ini memang tidak mempunyai keistimewaan apapun selain digunakan untuk memotong sayuran.
Jika tidak karena pengendalian qi yang dimilikinya, sebenarnya sudah sejak lama pisau tersebut rusak bahkan hancur ketika melawan siluman yang memiliki kulit keras.