Di sarankan membaca novel pertama nya dulu yang berjudul "Terpaksa Menikah dengan Pembantu" biar lebih nyambung dan tau jalan cerita nya 🥳
.
.
Sejak Dimas menolongnya waktu ia hampir dilecehkan oleh preman, Chaca langsung jatuh cinta pada pandangan pertama padanya.
Ditambah waktu ia tahu bahwa Dimas adalah kakak ipar dari sahabatnya dan ayah dari seorang pangeran kecil yang sangat menggemaskan bagi Chaca.
Chaca Aninditha yang memang sedari kecil tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu merasa iba dan sedih kala mengetahui Aiden anak dari Dimas juga memiliki nasib hampir sepertinya. Dan itu semakin menjadikan kan motivasi untuk terus membuat agar Dimas mencintainya.
Yuk ikuti kisah Chaca untuk mengejar cinta Om Duda...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Boneka
Aiden merasa sangat bahagia bisa puas bermain di arena bermain bersama Chaca dna juga Fahmi. Suatu keadaan yang tak pernah Aiden rasakan selama ini. Bila ke mall Aiden paling hanya menemani sang oma belanja atau sekedar makan. Tamara tak mungkin bisa menemani Aiden untuk bermain.
"Ayo om kalahin Aiden." Ucap Aiden saat bermain lempar bola Voli.
"Oke. Tapi kalau kalah jangan nangis yah." Ucap Fahmi bercanda.
"Aiden bukan anak kecil." Katanya cemberut namun hanya sebentar lalu kembali bermain dsn tertawa lagi.
"Kalian berdua diem anteng disitu yah. Aku mau kesana sebentar." Ucap Chaca pamit kepada Fahmi dan Aiden.
Chaca mendekati mesin pencapit boneka dan memainkannya. Entahlah meskipun Chaca tidak menyukai boneka tapi dia merasa tertarik saja dengan permainan itu karena sangat menguji kesabarannya.
"Sial." Umpat Chaca saat lagi lagi boneka pinguin nya terlepas dari capitan.
"Sekali lagi oke Chaca. Semangat!" Seru Chaca pada diri sendiri lalu kembali memainkan mesin capit itu, namun lagi lagi gagal.
"Astaga." Ucap Chaca kesal menggaruk kepalanya yang mendadak gatal.
"Tarik nafas Cha. Terus keluarkan pelan pelan ayo tarik nafas lagi dan keluarkan lagi." Chaca terus berbicara sendiri untuk memotivasinya agar lebih sabar dan berhasil mencapai tujuannya.
"Kenapa gue mau dapetin itu boneka susah banget yah sma kaya gue susahnya dapetin om Duren." Gumam Chaca lirih. "Astaga kenapa gue mikirin om om sengak itu lagi sih." Ucap Chaca tambah kesal.
"Udah ah, sekali lagi kalau masih gagal gue lambaikan tangan ke kamera dan lo gue doain gak bakal bisa keluar dari tempat ternyaman lo saat ini." Kata Chaca menunjuk boneka pinguuin itu dengan kesal.
Rupanya ancaman Chaca tidak berhasil juga. Boneka itu masih stay cool di tempatnya bersebelahan dengan boneka barbie yang tengah tersenyum meledeknya membuat Chaca semakin berdecak sebal.
"Okelah bye. Lo lebih milih boneka barbie itu daripada gue oke fix. Gue doain lo gak bakal bahagia! Dan elo." Ucap Chaca menunjuk boneka Barbie di sebelah pinguin itu. "Gue doain lo berubah jadi Valak biar gak ada yang mau ngambil elo dari sini." Ucap Chaca seperti orang gila berbicara sendiri kepada boneka membuat Fahmi dan Aiden terkekeh melihatnya.
"Eh kalian kok disini sejak kapan?" Tanya Chaca terkejut melihat Aiden dan Fahmi yang sudah berdiri di belakang nya.
"Sejak tante marah marah sama boneka." Ucap Aiden tertawa.
"Tau ah. Udah selesai main nya?"Tanya Chaca di balas anggukan oleh keduanya.
"Woaahh banyak banget ticket nya!" Seru Chaca dengan heboh karena melihat ticket hasil permainan Aiden dan Fahmi sebanyak itu.
"Ayo kita tukar boneka buat tante." Ucap Aiden semangat lalu segera menggandeng tangan Chaca ke depan kasir.
Ticket yang di hasilkan Fahmi dan Aiden lumayan banyak dan berhasil mendapatkan sebuah boneka sedang tapi boneka itu hanya ada pilihan Hello Kity dan teddy bear membuat Chaca sedikit kecewa.
"Tante gak suka?" Tanya Aiden.
"Suka sayang. Makasih yah." Ucap Chaca tersenyum senang menutupi kekecewaan nya.
"Aiden pengen nonton." Kata Aiden.
"Kuy." Seru Chaca lalu menggandeng tangan Aiden menuju bioskop dengan Fahmi berjalan di belakang mereka sambil fokus melihat Hape nya.
Chaca kembali melirik ke arah mesin capit boneka itu dan memasang wajah memelasnya. Sangat terlihat jelas kekecewaan di wajahnya membuat orang yang melihat itu jadi tak tega dan tanpa pikir panjang orang itu langsung menghampiri mesin capit itu setelah memastikan Chaca dan rombongannya pergi jauh dari tempat bermain itu.