Kayvan Hadi Wijaya, pria berusia 24 tahun.
seorang pria tampan berdarah campuran.
ia adalah satu satunya pewaris kerajaan bisnis sang ayah
" WIJAYA GROUP "
Namun percayalah,
menjadi seorang pewaris tak serta merta membuatnya bahagia dan tenang.
segala aturan dan beban tanggung jawab yang di timpakan di pundaknya menjadikan seorang Kayvan Herald Hadi Wijaya menjadi seorang raja jalanan.
ia lebih nyaman berada di jalanan dan melakukan balap liar serta tawuran dan masih banyak hal mengerikan lain yang ia lakukan bersama anak buahnya yang lain, ketimbang duduk manis di atas kursi bundarnya.
namun tiba tiba hidupnya berubah, dunianya seolah teralihkan ketika tanpa sengaja ia bertemu dengan seorang gadis bernama Zalwa Aisyah Mawardi.
gadis cantik berusia 22 tahun,
Zalwa seorang yatim piatu.
sayangnya, Zalwa telah bertunangan.
hasrat Kayvan yang ingin memiliki gadis itu membuatnya gelap mata.
ia tak lagi peduli meski gadis itu tak mencintainya, meski gadis itu telah bertunangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9 kembali melihat
Malam semakin larut, jam di dinding menunjuk angka 1 dini hari.
Sebuah motor sport warna merah dan hitam terlihat keluar dari garasi rumah besar berlantai tiga itu.
Motor sport mewah itu terus melaju melewati pagar rumah yang terbuka otomatis.
Sepasang suami istri yang berdiri di atas balkon kamar mereka di lantai tiga terus menatap kepergian motor sport itu hingga akhirnya kendaraan mewah itu menghilang di telan gelapnya malam.
Hanya raungannya saja yang masih samar terdengar dan semakin menjauh.
" entah sampai kapan Kayvan akan terus seperti itu ?! Aku selalu merasa bersalah setiap kali aku melihat putra kita mencari ketenangan dan kenyamanan di tempat lain " suara nyonya Grace terdengar pelan dan penuh penyesalan.
Tuan Roy menghela nafas.
" jangan khawatir, kau tidak tahu bagaimana putra kita.
Selain ada Clayton di sekitarnya " kata tuan Roy berusaha menenangkan kecemasan sang istri.
Nyonya Grace terdiam.
" andai kau tahu bagaimana Kayvan membungkam mulut orang orang yang meragukan kemampuannya selama ini.
Kau tidak akan secemas ini pada putramu itu.
Tak butuh banyak waktu bagi Kayvan membuat investor mempercayainya,
hanya dalam dua kali pertemuan, investasi besar mengalir ke perusahaan kita.
Kayvan benar benar tak bisa di ragukan dan di anggap. Remeh " kata tuan Roy.
" justru itu yang ku khawatirkan.
Apa menurutmu mereka akan diam saja ketika Kayvan telah mempermalukan mereka ?! Apalagi mereka tahu Kayvan sering berada di jalanan " jawab Nyonya Grace.
" jangan ragukan kemampuan Clayton " jawab tuan Roy.
" aku tidak pernah meragukan kemampuan orang orang yang kau pilih untuk melindungi putra kita.
Tapi kau jelas tahu, lingkungan Kayvan sangat mengkhawatirkan.
Sedikit saja dia salah mengambil langkah, nyawa putra kita sebagai taruhannya.
Dan apakah menurutmu aku akan bisa melihat hal itu kelak ?! " kedua mata nyonya Grace berkaca kaca mengingat lingkungan pergaulan Kayvan saat ini.
berada di jalanan sungguh sarat dengan kekerasan dan kriminal.
🌿
Sementara itu, senja di sebuah kota,
Sinar jingganya yang semburat mampu menyilaukan mata siapa saja yang berani melihatnya dengan mata telanjang.
Gema suara adzan maghrib telah berkumandang beberapa menit yang lalu memanggil hati setiap insan yang rindu akan penciptnya.
Tak terkecuali dua orang pasangan yang nampak baru terlihat keluar dari sebuah masjid Jami' terbesar di kota itu.
Seraut wajah tampan seorang pria yang nampak teduh dan lembut menyunggingkan senyum di bibirnya, dan senyum itu terlihat semakin lebar ketika netranya melihat seorang gadis yang kini tampak melangkah ke arahnya.
" sudah ?! " tanya pria itu dengan lembut.
" hmmm...sudah " jawab perempuan bergamis mustard dan berkerudung putih menjuntai menutupi dadanya itu.
Sungguh cantik gadis itu.
Zakaria menatap sejenak wajah lembut Zalwa, andai bisa.
Ingin sekali rasanya ia segera mengikat gadis itu dalam hubungan yang sah.
Agar ia tak lagi menahan mati matian keinginannya untuk sekedar memegang atau menggenggam jemari gadis yang telah hampir satu tahun lebih ini telah menjadi tunangannya itu.
Tapi sayang,
Ultimatum sang abi membuatnya tak berdaya.
Kyai Zhabir hanya mengabulkan niatnya mengikat Zalwa dalam tali pertunangan.
Dan akan di sahkan ke jenjang pernikahan setelah ia menyelesaikan studynya di Kairo satu tahun kedepan.
Dan jadilah ia jadi sering bolak balik pulang setiap ada kesempatan.
Jujur...
Jauh di sudut hatinya, ia takut kehilangan Zalwa.
Meski sang abi.
Kyai Zhabir berjanji menjaga Zalwa dengan cara menempatkan Zalwa di sekitar naungan pondok pesantren.
Ya,
Zalwa sengaja di tempatkan sebagai kepala sekolah salah satu yayasan pendidikan milik pondok pesantren Albeer agar gadis itu tak usah keluar jauh dari pantauan keluarga ustadz Zakaria.
" kita makan ?! " tanya Zakaria bernada menawarkan pada sosok gadis di hadapannya itu.
" terserah abang Zaky saja, Zalwa ngikut " jawab Zalwa sembari tersenyum lembut.
Zakaria turut tersenyum mendengar panggilan gadis itu kepadanya.
Abang Zaky....
Panggilan istimewa yang di sematkan Zalwa untuk pria yang telah meminangnya setahun belakangan ini.
Seorang pria yang telah bersedia mencintainya dengan segala kekurangannya dan latar belakangnya yang tidak jelas.
" kita ke kafe teras Taman Dayu saja bagaimana " kata Zakaria kepada Zalwa saat ini sudah berdiri di sisi mobil.
" iya...siap bang " jawab gadis itu dengan tersenyum lembut.
Satu hal yang paling di sukai Zakaria dari sosok gadis yang telah memikat hatinya itu.
Yakni,
Penurut.....
Zalwa memang sosok perempuan penurut.
Tak lama, Zakaria menoleh kepada seseorang yang berdiri tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.
yang tak lain adalah salah satu sopir keluarga kyai Zhabir yang akan selalu mengikuti kemanapun dua orang itu pergi.
Seolah paham dengan arti tatapan majikannya, pria itu mengangguk.
Kemudian ia masuk kedalam mobil yang di parkir di belakang mobil Zakaria.
Tak lama Zakaria dan Zalwa segera masuk ke dalam mobil.
Mobil yang membawa kedua pasangan tunangan itu melaju membelah jalanan ibu kota.
Ini adalah hari sabtu.
Keadaan jalan cukup ramai di padati oleh pasangan pasangan remaja.
Esok sore,
Zakaria akan segera kembali ke Kairo. Selanjutnya akan sedikit lama dirinya tak akan bisa pulang.
Ia berniat mempercepat studinya agar bisa lebih cepat menikahi Zalwa.
Karenanya hari ini ia ingin mengajak Zalwa keluar sekedar untuk mengukir memory indah.
Kayvan dan teman temannya tengah asyik bercengkrama di sebuah kafe teras terbesar dan sangat terkenal kota itu.
" The Taman Dayu Kafe and Resort central "
Seperti biasa, ia dan kawan kawannya akan lebih memilih duduk di meja yang berada bersisihan dengan jalan.
Ketika Kayvan tengah meneguk minuman di tangannya,
Sebuah mobil mendekat dan kemudian berhenti tak jauh dari tempat Kayvan dan kawan kawannya duduk.
Seorang pria tampan dengan tampilan yang begitu santun terlihat turun dari mobil itu.
Senyum indah merekah di wajah tampan nan teduh pria itu.
Tak lama seorang gadis yang sontak membuat mata Kayvan terbelalak hingga pria itu membenarkan letak duduknya demi meyakinkan apa yang ia lihat saat ini.
Beberapa hari telah berlalu sejak hari itu di gedung pusat perkantoran Hadi Wijaya Group.
Ia tak lagi melihat gadis itu.
Dan kini.....
Ia melihat gadis itu,
Gadis yang telah beberapa malam ini sejak pertemuan mereka untuk yang pertama kali.
sudah mulai menghiasi mimpinya.
Tatapan dan perhatian Kayvan terus terarah kepada Zalwa.
Telapak tangan Kayvan berada di atas bibirnya hingga telapak tangan itu hampir menutupi separuh wajahnya.
Pria itu menjadikan sikut lengannya itu sebagai tumpuan tangannya.
Matanya tak lepas menatap setiap pergerakan seorang gadis berhijab lebar warna putih dengan long dress mini warna mustard di hadapannya sana.
Lampu temaram Kafe semakin menyoroti kecantikan gadis itu.
Sungguh Zalwa bak bidadari di mata Kayvan saat ini.
Pria yang datang bersama Zalwa itu terus melangkah memilih meja dan gadis itu mengikuti di belakangnya.
Meja di dapat.
pilihan pria itu jatuh pada meja yang tak jauh dari meja tempat Kayvan duduk saat ini.
Dan keberuntungan bagi Kayvan.
Zalwa duduk pada kursi yang menghadap tepat ke arahnya.
Tak ada penghalang baginya menatap wajah cantik gadis itu dalam jarak sedekat itu.
Keduanya hanya di pisahkan satu set meja tamu yang kosong.
Zalwa nampaknya tengah terlibat perbincangan yang cukup menyenangkan dengan pria yanh sedang bersamanya nampaknya.
Terbukti dengan seringnya kedua sudut bibir gadis itu yang terlihat menyunggingkan senyum yang begitu cantik.
Bibirnya yang semerah cerry merekah begitu indah.
Kayvan bahkan bisa melihat kedua lesung pipi di kedua pipi gadis itu manakala gadis itu tersenyum.
Senyuman yang benar benar seakan membuat hati Kayvan serasa terbakar tanpa alasan.
Tanpa sadar salah satu tangannya yang berada di bawa meja terkepal erat.
Kayvan masih menatap tajam kearah Zalwa.
Ada sesuatu yang berbisik di hatinya.
Tidakkah hal ini terasa aneh baginya....
Ia sama sekali tak mengenal gadis itu tapi kenapa dirinya sudah seperti orang kebakaran jenggot dan bagai terbakar api cemburu melihat gadis itu bercengkrama dengan pria lain ?!