Karina mengusap airmatanya yang sejak tadi dia tahan tangisan Karina pecah saat mendengar Dipta suami yang dia cintai tidak menginginkan keturunannya lahir dari rahim Karina.
Selama ini Karina dibohongi dengan kata manis Dipta yang menyuruh Karina menunda kehamilannya karena dia masih ingin menikmati kebersamaan dengan Karina.
Kenyataan yang Karina lihat hari ini Dipta suaminya sangat bahagia dengan kehamilan istri keduanya..Hati karina benar benar hancur melihat semua ini.
Dan yang lebih menyakitkan dengan lantangnya Gina istri muda Dipta mengatakan kalau Dipta tidak menginginkan anak yang lahir dari Karina didepan tamu undangan yang hadir.
Akankah Karina sanggup melanjutkan pernikahan yang sudah ternoda ini?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18 Daniel
Pagi hari diapartemen, Karina lagi sarapan sebelum melanjutkan pekerjaan yang akan mereka lakukan. Sedang sarapan tiba tiba terdengar bel berbunyi, Yuda segera berdiri membuka pintu, dia sudah tau siapa yang datang, karena kemaren dia sudah berjanji dengan temannya Daniel.
“masuk bro”. ajak Yuda setelah membukakan pintu untuk temannya tersebut. Daniel masuk kedalam apartemen dengan melepaskan jaket yang sedang dipakainya itu. Yuda mengajak Daniel untuk sarapan bersama,
Yuda sudah meceritakan tentang Karina dan apa yang akan mereka kerjakan kedepannya.
” Buk ada Daniel buk”. Yuda menarik tangan Daniel menuju ke meja makan, bu titi yang melihat kedatangan Daniel. “Nak Daniel, sudah lama nggak bertemu, bagaimana kabar mama sama papa sehat?”. sapa bu titi ramah.
“Mama sehat buk papa yang agak kurang sehat harus rutin kerumah sakit buat periksa”. jawab Daniel sopan
“duduk nak sekalian sarapan”. ajak bu titi sambil mengambil kan piring untuk Daniel, awalnya Daniel menolak tapi
dipaksa Yuda.
“Kak ini Daniel teman Yuda yang diceritain semalam, Daniel yang akan bantu dikantor”. terang Yuda, Daniel langsung mengulurkan tangannya pada Karina yang tersenyum kearah nya. Karina menerima uluran tangan Daniel.
“Karina, selamat datang Daniel semoga kamu betah kerja sama kakak ya”. ucap karina
Daniel menganggukkan kepalanya “iya kak, terimakasih sudah ajak Daniel gabung kerja sama kakak”. jawab Daniel sopan.
“ayo dimakan sarapannya setelah ini kita akan berangkat ke Bank”. Imbuh Karina mengajak semua untuk sarapan. Selanjutnya mereka pun sarapan dengan tenang.
POV Daniel**
Keluarga Daniel dulu termasuk keluarga yang kaya, ayahnya Tuan Darsono pengusaha yang sukses, karena persaingan bisnis dia ditipu oleh rekan bisnisnya yang mengakibatkan kebangkrutan pada perusahaannya.
Daniel mempunyai 3 orang adik Daffa sekarang kelas 3 SMA, Rachel kelas 1 SMA dan si bungsu Reina kelas 2 SMP, hidup mereka berubah drastis dari hidup mewah sekarang mereka hidup sederhana. Tuan Darsono sekarang sedang stroke karena kejadian saat itu, dan Nyonya arum berdagang makanan di depan rumah mereka, untuk membiayai kehidupan keluarganya.
Sedangkan adik adiknya terpaksa pindah sekolah dari sekolah elit kesekolah biasa yang berada dekat dengan tempat tinggal sekarang, yang berada di perkampungan yang lumayan padat.
Mereka benar benar bangkrut yang tersisa hanya rumah ini yang dibeli dari penjualan perhiasan Nyonya Arum, rumah yang sederhana yang terdapat 3 kamar. Saat ini Daniel kerja serabutan dan kerja apa saja untuk membantu perekonomian mereka, Daniel bisa menamatkan kuliahnya dengan mengambil kuliah dimalam hari.
Daniel mengenal Yuda dari SMP mereka sudah bersahabat dari kecil, saat itu Yuda sekolah ditempat yang sama dengan Daniel karena Tuan Darsono yang membiayainya, Tuan Darsono sudah menganggap Yuda sama seperti Daniel.
Yuda dan Daniel berpisah Ketika melanjutkan kuliah mereka diterima dikampus yang berbeda walaupun berbeda tapi mereka tetap saling berhubungan baik sampai sekarang, Yuda juga tau permasalahan yang dihadapi Daniel, kadang Yuda suka mengirimkan uang untuk biaya sekolah adik adik Daniel sampai hari ini. Daniel sudah menolak tapi Yuda tetap memaksanya dengan berbagai cara.
***
Setelah sarapan mereka berangkat untuk mengurus surat surat dan lainnya, tidak terasa hari sudah siang dan mereka pun sudah selesai mengurus semuanya.
“kak kita balik ya, makannya dirumah saja “. usul Yuda sambil melihat kebelakang kearah kakaknya yang sedang menguap karena ngantuk, Karina mengerti maksud dari perkataan Yuda dia pun setuju untuk segera balik kerumah.
“Bro kita balik ke apartemen “. ucap Yuda pada Daniel yang saat ini sedang menyetir mobil, mendengar itu Daniel langsung mengarahkan mobilnya menuju apartemen. Tidak berapa lama merekapun sudah sampai.
Sesampai di apartemen Karina langsung duduk disofa sambil meluruskan kedua kakinya yang pegel. “capek ya kak, ini diminum dulu airnya”. Yuda memberikan segelas minuman untuk Karina dan membawa beberapa cemilan untuk mereka.
Daniel dan Yuda ikut meminum minuman kalengnya sampai habis karena sangat haus diluar cuaca panas sekali.
Bu titi yang melihat anak anaknya yang baru pulang pada selonjoran melepas penat, dia sudah menyiapkan makan siang untuk mereka.
“kalau penatnya sudah mendingan segera makan siang ya, ibuk sudah masak banyak “. kata bu titi dengan senyum keibuannya.
“ya buk habis ini kita makan, Karina sudah lapar, ooh ya buk, tadi ada paket nggak buat Karina?”. tanya Karina yang baru ingat, dia tadi diperjalanan beli sesuatu.
“ada nduk itu ibuk simpan di kamar”. jawab bu titi. Karina tersenyum senang karena paketnya sudah datang, dia ada rencana untuk memberikan pada Daniel.
“Kalian makan dulu sana, ini sudah lewat waktu makan siang”. Bu titi mengajak mereka untuk segera makan. Mereka pun berdiri dan berjalan menuju meja makan karena memang sudah merasa lapar. Bu titi tidak ikut makan karena tadi dia sudah makan duluan, sekarang dia masuk kedalam kamarnya untuk beristirahat sebentar.
Setelah makan siang yang suda telat mereka bertiga kembali berbincang soal kerjaan, ditengah pembicaraan mereka tiba tiba telpon Daniel berbunyi, Daniel segera mengangkatnya telpon dari mamanya, “Iya ma, Daniel lagi sama Yuda. Mama ada apa?”. daniel terlibat percakapan yang serius dengan mamanya setelah itu Daniel mematikan telponnya sambil menarik nafas Panjang.
“ada apa, serius amat papa nggak kenapa napa kan?”. tanya Yuda yang melihat reaksi Daniel, Yuda merasa pasti ada sesuatu yang serius mengenai keluarganya.
“nggak ada apa apa bro, papa stabil ini adik adik gw…. gw izin pulang bentar bro ntar gw kesini lagi “. jelas yuda dengan muka yang agak panik.
“Kayak apaan aja lo, ya sudah lo buruan pulang kerjaan kita untuk hari ini selesai paling besok agak sedikit banyak kerjaannya”. Yuda menyuruh Daniel untuk segera balik pulang.
Karina hanya diam melihat mereka bicara, Daniel beranjak dari duduknya dia segera akan pulang menemui orang tuanya. “Daniel tunggu sebentar kakak ada yang mau di kasih untuk adik adik dirumah”. sela Karina sambil berjalan kekamarnya mengambil barang yang dia beli tadi.
Daniel dan Yuda mereka hanya saling berpandangan mendengar perkataan Karina barusan, Daniel menggerakkan matanya kearah Yuda menanyakan apa yang mau dilakukan Karina, Yuda hanya mengangkat bahunya tanda dia juga tidak tau. Karina datang dengan membawa beberapa paperbag.
“Daniel tolong berikan sama adik adik ya, tadi kakak ngidam pengen beli ginian, kakak liatnya bagus bagus jadi pengen beli”. jelas Karina yang melihat kebingungan diwajah Daniel.
Daniel mengambil barang yang diberikan Karina padanya dan melihat isinya ada 2 laptop dan 4 Hp terbaru di dalam paperbag tersebut, Daniel hanya menatap Karina rasanya dia ingin menangis saat ini, karena barang barang ini sangat dibutuhkan adik adik nya untuk ujian di sekolah. Daniel hanya bisa menjanjikan karena dia belum punya uang untuk membelinya.
“kakak ngidam ini Daniel, jangan ditolak ya”. seloroh karina yang melihat wajah Daniel yang merah menahan tangis. “terimakasih kak”. hanya itu yang bisa diucapkan Daniel pada Karina tenggorokannya terasa kering karena menahan haru.
“ya sudah bro, lo udah ditunggu mama dirumah salam untuk papa mama ya, nanti gw akan berkunjung kesana”. Imbuh Yuda segera menghilangkan suasana haru yang tercipta.
“satu lagi, tadi kakak kebanyakan ngambilnya”. Karina memberikan amplop coklat yang berisi uang tunai pada Daniel. Daniel melirik kearah yuda “ambil bro, kakak kalau ngidam suka unik, jadi siap siap aja lo nanti disana, kalau ngidam kakak akan menyusahkan lo”. terang Yuda lagi.
Daniel tau isi didalam amplop coklat itu adalah uang yang tadi diambil Karina, dia kehabisan kata kata melihat apa yang terjadi sekarang. Karina segera menarik tangan Daniel dan meletakkan amplop tersebut ketangan Daniel.
“kakak mau istirahat dulu dek, capek, salam untuk keluarga ya”. ucap karina dan dia pun berjalan masuk ke kamar.
Daniel hanya bisa diam menatap uang dan barang yang diberikan Karina padanya, Yuda menepuk pundak Daniel pelan. “ambil bro kasih ke mama dan adik adik, lo percaya nggak kalau kakak ngidam mau beli barang ini”. tanya Yuda sambil ketawa.
Daniel yang ditanya hanya tersenyum. “Terimakasih bro, gw balik dulu ini semua dibutuhkan adik adik gw mereka mau ujian”. Daniel berkata sambil menahan tangisnya.
Yuda menepuk pundak Daniel sekali lagi “sana balik, ntar kabarin gw kalau ada apa apa “. setelah itu Daniel meninggalkan apartemen dan pulang menuju kerumahnya.