Gadis yang tengah patah hati karena kekasihnya kedapatan tengah bermesraan di dalam kamar dengan adik tiri itu memilih pergi ke sebuah pulau untuk menenangkan hatinya. Ia merasa begitu hancur setelah kematian sang ibu, karena ayahnya menikah lagi. Dan hal tergilanya, adik tirinya tidur dengan kekasihnya sendiri. Dalam kekalutan, ia memilih pergi ke sebuah club malam untuk melampiaskan kemarahannya. Namun kondisinya yang tengah mabuk membuat ia tak sadar dan merayu seorang pria hingga malam itu menjadi malam terburuk dalam hidupnya. Ia kehilangan mahkota yang telah ia jaga selama ini. Hidupnya bahkan semakin hancur setelah pria yang telah merenggut kesuciannya itu datang dan terus mengusik kehidupnnya. Sampai pada akhirnya ia positif hamil dan mencoba mengakhiri kehidupannya yang begitu rumit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nickname_12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menahan Kunci Motor
Ceo cantik itu menghela nafas panjang, lalu menghabiskan minuman dalam gelasnya. Ia berupaya keras menenangkan emosinya yang sedang kacau. Sementara itu, Dave yang baru saja keluar dari ruangan rapat merasa kesal karena tidak berhasil membuat wanitanya marah. Ia tersenyum sinis, lalu menunggu Nica keluar dari ruang rapat.
Tak lama berselang, sosok yang dinantikan itu pun akhirnya keluar dan berjalan ke arah parkiran. Tanpa ragu, pria itu mengikuti Nica dan mendekat ke arahnya. Melihat Dave mendekat, Nica bergegas menyalakan motornya. Namun dengan gesit, pria itu mencabut kunci motor Nica, membuatnya terkejut.
Nica lantas membuka visor helmnya dan menatap tajam ke arah Dave. Seketika, para karyawan yang melihat kejadian itu mulai saling berbisik, menggumamkan gosip dan dugaan tentang hubungan keduanya. Atmosfer penuh misteri dan emosi yang terurai begitu memikat dan menegangkan, tak ada yang berani bersuara terang-terangan.
"Balikin kunci motor gue!" Hardik Nica. "Harusnya lo sadar akan kondisi lo, apa lagi ini belum waktunya lo naik motor. Kenapa tidak menggunakan mobil saja." ujar Dave yang tiba tiba peduli, membuat Glenca mengerutkan keningnya, tak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Bukan urusan lo, dan berhenti ikut campur soal hidup gue!" Nica melotot, berusaha merebut kunci motor dari tangan Pria itu. Namun, dengan sigap pria tersebut menyimpan kunci motor Nica di dalam saku celananya.
"Lo bisa pulang pakai mobil gue, dan gue pakai motor lo.” Ucap Dave kemudian. “Heh, sinting! Lo kira lo siapa, bisa atur hidup gue?" Nica semakin emosi mendengar ucapan Dave.
"Terserah lo mau tetap di sini tanpa kunci motor lo, atau lo pulang bawa mobil gue," sahut Dave dengan nada santai, kemudian berjalan masuk ke dalam kantor.
Nica tersenyum sinis. Dengan cepat, dia menutup helmnya, mengambil kunci cadangan dari dalam tas, dan menghidupkan mesin Ducati Panigale V2-nya. Tak ada waktu baginya untuk meladeni Ceo tengil yang membuatnya hampir gila, Ceo cantik bernama Natania Veroniva itu lantas pergu meninggalkan parkiran kantor Dave dengan wajah penuh kemenangan.
Dave yang melihat kepergian Veronica mengeraskan rahangnya.
Ia begitu geram pada Veronica yang keras kepala,pulang dengan mengendarai motor.
Dave kemudian masuk ke dalam ruang kerja nya.
Hari ini ia mulai bertanggung jawab atas keputusan nya untuk mengelola salah satu project perusahaan milik ayah nya,ia pun mencoba membuktikan dan konsisten pada keputusan nya itu.
Dave mencoba menetralisir amarah nya dan fokus pada pekerjaan di depan nya.
Andika mendapat laporan dari sekretaris nya, jika putranya baru saja berseteru dengan Veronica
Andika hanya tersenyum dan meminta sekretarisnya untuk membuat kan ia kopi.
Andika berniat memberitahu sang istri saat sampai di rumah nanti.
Waktu terasa begitu cepat,matahari pun mulai meredupkan sinar nya.
Veronica terus menggerutu di dalam ruang kerja nya. Karna hari ini benar benar hari yang membuat nya begitu penat lantaran musti bertemu dengan laki laki yang menyebalkan.
"Oh jadi nama nya Dave.” Ucap nya dalam hati sambil duduk memijat kepala nya.
Di saat yang bersamaan tiba tiba pintu ruang kerja nya di ketuk.
^Tok Tok Tok.
"Masuk.” Jawab Nica sambil merapikan pakaian nya. Santi Asisten pribadinya pun masuk.
"Maaf bu,di luar ada pak Alan.”
"Katakan padanya jika aku sibuk.” jawab Veronica yang tak ingin bertemu dengan Alan.
"Yakin lo sibuk,bukan karena menghindar dari gue. Tiba tiba seseorang pun menyahut dan berdiri di depan meja Veronica.
"Maaf bu saya permisi dulu.” Ucap Santi dengan wajah takut.
"Jangan pergi sebelum saya minta San.” Jawab Veronica.
"Baik bu.” angguk Santi seraya memilih duduk di sofa.
Sedang Alan kemudian berjalan mendekatinya.
"Silahkan duduk dan utarakan maksud anda.”
Ucap Veronica lugas tanpa melihat wajah mantan kekasih nya itu.
Alan pun tersenyum Smirk kemudian duduk di bangku depannya.
"Lo marah ama gue.” Tanya Alan dengan bodohnya.
"Heh,atas dasar apa gue marah.”
"Gue kesini cuma mau minta maaf dan berharap kita bisa perbaiki semua nya.
"Lo bisa pergi dan bawa cita cita lo itu.”
"Sayang dengar, gue mesti berapa kali jelasin ke lo,kalau gue gak sadar dan semua yang terjadi itu karena adik tiri lo sayang.” Terang Alan, Alan sendiri sudah terbiasa memanggil Veronica dengan sebutan sayang.
“Kita bertahun tahun pacaran dan lo sama sekali gak berfikir buat maafin satu kesalahan gue dan memulai kembali hubungan kita.” Lanjut Alan.
"Gak ada yang perlu lo bahas disini,semua sudah berakhir lo bisa lanjutkan hubungan lo dengan Elsa.” Jawab Veronica kemudian bangkit dari duduk nya dan pergi meninggalkan Alan dan Santi.
"Sayang tunggu sayang.” Teriak Alan seraya mengejar Veronica.
Namun Veronica buru buru lari dan sembunyi di kamar mandi karyawan.
Ia tak ingin lagi membahas apapun itu tentang hubungan nya yang telah berakhir dengan pengkhianatan yang begitu menyakit kan.
Alan mengusap wajah nya kasar kemudian ia pun pergi.
Ia sendiri sebenar nya begitu mencintai Veronica,hanya saja sore itu saat ia tengah mabuk pesta ulang tahun teman nya di minta untuk menjemput Veronica dirumah Ayah Vero, lantaran Veronica tak membawa mobil nya. Dengan terpaksa Alan pun pergi menjemput kekasihnya itu.
Namun sesampainya di rumah ayah Vero, Alan tak mendapati Veronica di dalam rumah itu, padahal kepalanya sudah begitu pusing,ia justru mendapati adik tiri Veronica yang kemudian menarik tubuh nya, yang gontai masuk ke dalam kamar Veronica dan terjadilah hal yang tak diinginkan.
Sedang Veronica yang pada saat itu baru saja sampai rumah setelah melakukan olahraga dengan lari lari kecil mengitari kompleks tak tahu jika Alan benar menjemput nya.
Saat pulang Veronica awal nya begitu bahagia lantaran ia melihat mobil kekasih nya itu telah terparkir di halaman rumah nya.
Ia masuk ke dalam rumah dengan hati berbunga bunga.
Namun sesampainya di dalam Veronica tak mendapati Alan di ruang tamu,dan ia menangkap suara aneh dari arah kamar tidur miliknya.
Veronica lantas berjalan ke kamar,dan mendapati pintu kamar yang terbuka sedikit, Veronica kemudian mendorong pintu kamar nya. Dan betapa terkejut nya ia mendapati Alan tengah bersenggama dengan adik tiri nya sendiri.
Alan sendiri juga begitu terkejut saat menyadari apa yang terjadi,namun tak dipungkiri ia menikmati apa yang Elsa berikan, hal yang belum pernah ia dapatkan dari Glenca lantaran Glenca adalah wanita yang berusaha untuk selalu menjaga mahkotanya,seperti janji nya pada almarhum sang ibu sebelum meninggal.
**
Veronica mengusap air mata nya dan keluar dari dalam kamar mandi,ia kemudian masuk ke dalam ruang kerja nya untuk mengambil tas.
Namun sesampai nya di dalam seorang laki laki tengah duduk menyilangkan kaki di bangku kerja nya,sambil memainkan kunci motor di tangan nya.
"Lo ngapain ke sini.”
Tanya Nica pada laki laki yang tak lain adalah Dave.
"Gue cuma mau balikin kunci motor lo.” Balas Pria itu dengan santai.
"Lo boleh ambil kalau lo mau.”
Balas Veronica sambil mendekat dan meraih tas yang ada di sebelah Dave. Namun dengan cepat tangan Dave bergerak menahan tangannya dan menatap tajam ke arah Nica.
"Lepas tangan gue.” Ucap Nica sembari menahan amarah nya.
"Berhenti menangisi dia ngerti lo!” Ucap Dave dengan nada dingin.
"Lo yang musti berhenti ganggu hidup gue ngerti lo!”
"Lo yang datang pada gue, jadi jangan pernah bermimpi lo bisa lari dari gue,ngerti lo!” Ancam Dave dengan sorot mata penuh tekanan.
"Lo bisa berhenti bahas itu semua, gue mohon pergi dari hidup gue please.”
Ucap Veronica kemudian seraya menangis, hati nya terasa begitu lelah dengan semua yang ada.
Apa lagi tiap kali Dave mengingat kan dirinya pada satu kesalahan terfatal dalam hidup nya.
Kenyataan yang pahit di mana ia telah melanggar janji nya pada almarhum sang ibu.
Kenyataan yang pahit saat sadar hubungan yang telah ia bina bertahun tahun kandas hanya karna adik tiri nya.
Dave menatap wajah sendu Nica,ia tak menyangka jika gadis itu akan menangis sambil memohon pada nya.
"Gue gak akan berhenti ganggu lo,dan gue gak akan ngebiarin lo punya hubungan dengan laki laki manapun!”
“Apa yang telah lo beri buat gue,itu milik gue.” Lanjut Dave kemudian bangkit dari duduk nya dan melepas kan tangan Veronica,setelah itu pergi meninggalkan wanita yang telah membuat hati dan jiwanya terombang ambing rasa yang sulit diartikan.
Sedang Veronica hanya bisa menangisi nasib nya sambil berusaha mencerna ucapan Dave.
Laki laki itu benar benar tak mau pergi dari kehidupan nya dan justru membelenggu nya.
Veronica mencoba menguatkan diri dengan langkah yang gontai ia kemudian pergi meninggalkan kantor dan pulang ke apartemen miliknya.
nanti pusing sendiri loe milih yg mana
blm nanti rebutan sama Oliver