Ini lanjutan dari Novel keduaku yang berjudul "Gadis Barbar Kesayangan Tuan Muda Lumpuh"
Edgar merasa ada yang aneh dalam dirinya, dia mencoba memeriksakan dirinya ditemani oleh asisten setianya yang bernama Leo. Begitu ia datang kerumah sakit Edgar menemui dokter Andrologi, betapa terkejutnya ia mendapati hasilnya yang menyatakan kalau dirinya impoten.
Dibalik kesedihan pasti ada kebahagian yang telah di persiapkan oleh Tuhan, Edgar di pertemukan dengan seorang gadis tomboy bernama Zalea yang berasal dari keluarga broken home. Sebuah keajaiban datang ketika Edgar dan Zalea tak sengaja bertemu disuatu tempat, ia yang dinyatakan impoten tiba-tiba bereaksi ketika melihat Zalea.
Bagaimana kisah cinta Edgar dan juga Zalea? Apakah mereka akan bersatu?
Yuk simak ceritanya 💃🥰🤗
HAPPY READING 😚
Jangan lupa bintang 5 nya ya readers 🙏😚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keraguan Albert
Edgar termangu mendengar semua penjelasan Albert, kini geram yang tengah Edgar rasakan, semua masalah kini terasa berat di pundaknya.
"Kau mengerti maksudku bukan?" tanya Albert.
"Aku mengerti Al, aku akan segera mengurusnya setelah pernikahanku dan Zalea dilangsungkan untuk menyangkal tuduhan miring yang sudah menyebar diawak media, aku akan membereskan satu persatu masalahnya setelah itu aku akan memikirkan langkah apa yang akan aku ambil." ucap Edgar.
"Jadi kau akan menikah dengannya? Kau serius?" tanya Albert sedikit ragu.
"Iya, istrimu dan aku sudah membicarakannya. Tidak ada cara lain selain menikah dengan Zalea, ibunya sudah merestui kami dan juga menitipkan anak-anaknya padaku sebelum penyakitnya semakin memburuk." jawab Edgar.
"Sakit? Sakit apa?" tanya Albert lagi.
"Burhan mengatakan kalau ibu Zalea mengidap penyakit kanker hati stadium akhir, dia juga mengatakan kalau umurnya tidak akan lama lagi. Tapi kau jangan khawatir, aku akan menjaga mereka sebaik mungkin, dan aku juga akan belajar saling mencintai satu sama lain ketika sudah menikah nanti." jelas Edgar.
"Aku mendukung keputusanmu, jika kau menyakiti Zalea tolong kau antarkan dia ke rumahku. Adel sudah menganggapnya sebagai adiknya sendiri, suatu saat jika memang ibunya sudah ditakdirkan untuk pergi dia tidak memiliki siapapun lagi untuk menjadi rumahnya, aku tahu kalau ayahnya brengsek, tidak mungkin ia akan kembali pada ayahnya bukan," ucap Albert.
"Kau tahu bagaimana aku bukan Al? Aku hanya pernah berpacaran satu kali, bahkan aku tidak pernah menyakiti yang namanya perempuan, karena aku bisa merasakan bagaimana ibu Nadia tersakiti oleh keegoisan seorang lelaki." ucap Edgar.
Albert menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, dia setuju jika memang Edgar mau menikahi Zalea, tetapi ada sedikit keraguan dari dalam hatinya.
'Sorry Ed, aku sedikit ragu karena kepolosanmu dan pengetahuanmu tentang cinta. Tapi kau tenang saja, istriku dan aku tidak akan tinggal diam, kami pasti akan membantumu' batin Albert.
Selesai berbicara dengan Edgar, Keduanya pun kembali masuk. Nathan tengah makan sendirian, sedangkan Zalea menyuapi ibunya memakan makanan yang di berikan oleh suster.
"Om makan dulu," ucap Zalea.
"Nanti saja, aku akan makan bersamamu dan sekalian ada yang ingin aku bicarakan." ucap Edgar.
"Kalau begitu, aku mau pamit kembali ke kantor. Sayang mau pulang atau disini dulu?" ucap Albert.
"Kayaknya pulang deh, kamu udah bicaranya kan? Aku gak enak ninggalin si kembar di rumah." ucap Adel.
"Yasudah, ayo kita pulang." ajak Albert.
"Bu, Lea, aku sama mas Al pamit dulu ya." ucap Adel berpamitan pada Naraya dan juga Zalea.
"Iya, makasih nak sudah menyempatkan diri datang kesini." ucap Naraya.
"Iya makasih ya kak, hati-hati di jalan. Titip salam buat si kembar, kapan-kapan bolehkan aku ketemu sama mereka?" ucap Zalea.
"Sama-sama, tentu boleh dong." ucap Adel.
"Kami pulang dulu ya, semoga cepat sehat kembali." ucap Albert.
"Ammiinn." ucap semua orang mengaminkan doa Albert.
Adel dan Albert pun keluar dari ruangan Naraya, Edgar mengantarkan keduanya sampai ke pintu depan. Sebelum benar-benar pergi, Adel membisikkan sesuatu di telinga Edgar.
"Jaga Lea, kalau sampai kau lengah maka tamatlah riwayatmu Ed." bisik Adel.
Glukk..
Edgar menelan salinya dengan kasar, ancaman Adel tidap pernah main-main untuk itu dia selalu harus berhati-hati. Albert dan Adel berlalu begitu saja sambil bergandengan tangan, Edgar menyugar rambutnya dengan kasar mengingat ucapan Albert tadi.
'Gue harus segera bertindak cepat nih, setelah sekian lama gue merangkak sampai akhirnya naik mereka menggunakan kesempatan melalui berita kemarin, mereka pikir aku bodoh. Tidak ada di kamusku kata menyerah maupun mengalah, tunggu tanggal mainnya kawan' ucap Edgar dalam hati.
Rasain Lo Alina.