Hidup sebatang kara karena kecelakaan orangtuanya memaksa Felysia seorang wanita cantik harus mengubur mimpi masa kecilnya dan membanting tulang dengan bekerja menjadi seorang office girl di salah satu perusahaan besar, semuanya dilakukannya demi untuk melunasi semua hutang ayahnya yang sudah meninggal karena kecelakaan.
Namun peristiwa tak terduga terjadi di kantornya di mana peristiwa yang membuat mahkota nya harus direnggut oleh bos nya sendiri dan membuatnya mengandung anak dari bosnya itu, karena tidak ingin sang bos tahu Felysia pun memilih untuk pergi jauh dari sana dan menghilang bagaikan di telan bumi.
Bagaimana kelanjutan dari kisah Felysia seorang office girl dan bosnya itu???
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Malam harinya Felysia dan mbk suci sudah beres beres barang mereka dan juga pembeli rumahnya juga sudah melihat lihat rumah dan setuju untuk membeli bahkan harganya lebih mahal dari yang Felysia bayangkan, sang pembeli juga sudah mentransfer kan uang nya dan Felysia juga sudah membayar semua hutangnya kepada sang rentenir malam hari ini juga sehingga sekarang dia sudah tidak ada hutang lagi walau pun rumahnya harus menjadi korban.
"Fel, udah beres semuanya?" tanya mbk suci saat membantu Felysia untuk beres beres barangnya karena memang barang barang Felysia dan mbok Sumi yang tidak perlu di bawa akan di taruh di rumah mbk suci yang memang juga akan kosong karena sang pemilik rumahnya juga pergi.
"Udah, mbk." balas Felysia.
Rencana nya mereka akan berangkat satu minggu sebelum Dimas suami mbk suci berangkat atau yang lebih tepatnya besok pagi mereka akan berangkat ke Lombok, Felysia berharap semoga dia bisa hidup lebih tenang lagi dan tentram dan juga ia ingin mengubur semua kenangan yang sudah ia lalui di Jakarta, sedih memang jika harus memikirkan kota kelahirannya dan juga kota tempatnya di besarkan apa lagi di Jakarta makam sang ayah dan ibunya berada namun Felysia harus segera pergi karena bagi Felysia keberadaan nya di Jakarta sangat lah rawan.
"Ya sudah kalau begitu mbk pulang dulu, kamu buruan istirahat besok kita kan harus terbang fel." ucap mbk suci.
"Iya, mbk." balas Felysia.
Kemudian mbk suci pun pergi dari rumah Felysia kembali ke rumahnya, sedangkan Felysia juga bersiap untuk tidur yang terakhir kalinya di rumah peninggalan orang tuanya karena dia besok sudah tidak bisa lagi menempati rumah ini dan segera pindah ke luar kota.
"Ayah, ibu. Maafin Fely yang karena sudah menjual rumah ini, fely terpaksa yah, Bu karena kehamilan Felysia ini dan juga cemoohan orang nantinya jika Felysia hamil di luar nikah maka dari itu lebih baik Felysia pergi terlebih dahulu dari pada orang orang tahu duluan yah, Bu!" sahut Felysia dalam berbaring nya dan juga air mata yang pastinya sudah menetes sebagai alunan pembawa tidur.
Di tempat lainnya, pagi hari Zico merasa mual saja sehingga membangunkannya dan segera ke kamar mandi untuk menuntaskan rasa mual yang selalu datang di pagi hari.
"Zico kamu kenapa nak?" tanya nenek Fifin kerena melihat sang cucu yang muntah di kamar mandi, padahal awalnya nenek Fifin hanya ingin membangunkan sang cucu karena merasa bahwa Zico harus segera bekerja karena Zico akan terlambat jika belum bangun bangun juga.
"Nenek," sapa Zico saat sudah selesai dengan cara muntah muntah nya Setipa pagi.
"Kamu kenapa? Kamu sakit ya?" tanya nenek Fifin lagi merasa khawatir.
"Enggak tahu nek, beberapa hari ini zico ngerasa badan Zico gak enak sama sekali dan setiap pagi selalu mual." sahut zico Dnegan lemas dan berjalan ke ranjangnya.
Nenek Fifin pun segera memijat punggung sang cucu karena merasa kasihan karena wajah sang cucu sudah sangat pucat.
"Kamu itu ya kayak orang hamil aja deh pakek mual pagi segala," sahut nenek Fifin dengan candaan namun tidak dengan respon Zico yang langsung diam seketika tidak bergerak.
Pikiran Zico melayang di satu bulan sebelumnya saat dia sedang mabuk dan meniduri seorang wanita yang bahkan Zico sendiri tidak tahu dan ucapan neneknya tadi langsung membuat Zico tidak tenang dan juga merasakan hal yang aneh, dia berfikir apakah wanita tersebut hamil atau tidak namun pikiran tersebut langsung Zico hilangkan karena bagaimana bisa satu kali hubungan langsung bisa menghasilkan benih meski pun memang Zico sadar saat berhubungan dengan wanita tersebut Zico sama sekali tidak menggunakan pengaman apa pun, dia juga masih mengingat jelas bagaimana rasanya saat berhubungan dengan wanita yang Zico Riska tahu siapa tapi anehnya dia sana sekali tidak ingat tentang wanita itu atau pun suara tetapi dia ingat akan kenikmatan yang ia dapatkan.
Sedangkan Felysia pagi sekali dia sudah bangun dan bersiap siap karena penerbangannya sekitar jam delapan pagi dan dia jam tujuh kalau bisa sudah harus berada di bandara agar tidak ketinggalan pesawat, Felysia tidak pernah naik pesawat sehingga ada rasa takut di dalam dirinya jika ada apa-apa seperti di berita berita yang sering ia lihat membuat nyali nya ciut saat sampai di bandara.
"Mbk, fely takut!" ucap Felysia kepada mbk suci saat mereka semuanya sedang berjalan menuju ke pesawat.
"Kamu tenang aja fel, ini cuma kayak naik bis aja kok!" sahut mbk suci menenangkan sang adik.
"Beneran mbk?" tanya fely karena bagaimana pun rasa takutnya terus saja bergejolak.
"Iya, jadi kamu tenang aja ya." balas mbk suci.
Felysia pun mengangguk kan kepalanya dan berusaha untuk mempercayai ucapan dari mbk suci, mereka pun sudah sampai di pesawat dan duduk di kursi mereka masing masing.
Saat melihat ke luar jendela dia pun teringat akan kita yang sudah membesarkan nya dan juga kota yang telah membuatnya dewasa sebelum waktunya bahkan kota yang sudah membuatnya hancur sehancur hancurnya dan kota yang telah membuatnya harus hamil di usia yang sangat muda bahkan hamil tanpa adanya seorang suami di sisinya.
"Nduk, kamu kenapa?" tanya mbok Sumi yang berada di sebelah Felysia karena melihat Felysia yang termenung sambil melihat ke arah jendela.
"Enggak mbok, fely cuma gak nyangka aja bisa ninggalin Jakarta kota yang punya banyak kenangan manis dan pahit untuk fely," sahut fely sambil melihat ke arah mbok Sumi.
"Nduk, semoga saja setelah kita pergi dari Jakarta kehidupan kita jauh lebih baik lagi dari sebelumnya dan semoga saja nantinya semua hal baik akan datang kepada kita nduk," tutur mbok Sumi.
"Iya, mbok. Semoga saja Tuhan mendengar kan doa kita," sahut Felysia.
"Iya, nduk." balas mbok Sumi.
Selama hampir dua jam penerbangan Felysia dan yang lainnya pun sudah sampai di Lombok salah satu destinasi wisata bagi banyak orang baik lokal maupun mancanegara, meski pun wilayahnya kecil namun jangan remehkan karena memiliki pemandangan yang tak kalah indah dengan daerah daerah lainnya di Indonesia.
"Yeyyy, akhirnya kita sampai juga!" ucap mbk suci yang sangat senang sekali.
"Ya sudah kalau begitu kita keluar dulu aja," ucap mas Dimas suami mbk suci.
"Iya, ayo kita keluar." sahut mbk suci.
Mereka pun keluar dari pesawat dan berjalan keluar dari bandara, saat baru saja keluar mbk Mala ternyata sudah menunggu kedatangan mbok Sumi dan yang lainnya.
"Ibu!" panggil mbk Mala menghampiri mbok Sumi dan yang lainnya.
.
.
Bersambung..........
kurang konsen penulisnya
.agak bertele2 juga.....bos kayaraya nyari bukti nyeliki aja dak berhasil