NovelToon NovelToon
POWER

POWER

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Duniahiburan / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Preman / Permainan Kematian / Penyelamat
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ahmad Rifa'i

Genre: Urban Fantasy dengan elemen Aksi dan Misteri

Garis Besar Cerita:
"Power" adalah sebuah novel web yang mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Arya Pratama yang hidup di Jakarta tahun 2030. Dia menemukan bahwa dirinya memiliki kemampuan supernatural untuk mengendalikan listrik. Namun, kekuatan ini membawanya ke dalam konflik berbahaya antara kelompok-kelompok rahasia yang memperebutkan kendali atas kota.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Rifa'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

"jejak Dalam Kegelapan"

Suasana di markas Persaudaraan Elemen terasa berat. Arya, Bima, dan Dara baru saja melaporkan kegagalan misi mereka kepada Guru Bayu dan Nyi Roro. Keheningan yang mencekam menyelimuti ruangan.

"Jadi," Guru Bayu akhirnya memecah keheningan, "mereka berhasil lolos dengan kontainer itu."

Arya mengangguk lemah. "Maafkan kami. Kami gagal."

Nyi Roro menggelengkan kepala. "Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, Arya. Ini misi pertamamu sebagai pemimpin. Kegagalan adalah bagian dari proses belajar."

"Tapi kami kehilangan jejak mereka," Bima menambahkan dengan nada frustrasi.

"Mungkin tidak sepenuhnya," Dara tiba-tiba bersuara. Semua mata tertuju padanya. "Saat kita bertarung, aku berhasil menempelkan sedikit air yang telah kuinfusi dengan energiku ke sepatu salah satu pencuri."

Mata Arya melebar. "Maksudmu..."

Dara mengangguk. "Kita mungkin bisa melacak mereka."

Guru Bayu tersenyum lebar. "Kerja bagus, Dara! Ini bisa menjadi terobosan besar."

Selama beberapa jam berikutnya, tim teknis Persaudaraan Elemen bekerja tanpa henti untuk mengembangkan sistem pelacakan berdasarkan energi air Dara. Arya dan yang lainnya menunggu dengan cemas.

Akhirnya, seorang teknisi keluar dengan wajah cerah. "Kami berhasil! Kami telah melacak lokasi mereka."

Peta digital Jakarta muncul di layar besar. Sebuah titik merah berkedip di area pelabuhan Tanjung Priok.

"Pelabuhan?" Arya bergumam. "Apa yang mereka rencanakan?"

Nyi Roro mengerutkan dahi. "Apapun itu, kita harus menghentikan mereka sebelum terlambat. Arya, kau dan timmu akan memimpin operasi ini. Tapi kali ini, kalian akan didampingi oleh tim pendukung."

Arya mengangguk, tekad terpancar di matanya. "Kami tidak akan gagal lagi."

Malam itu juga, tim Arya bergerak menuju pelabuhan. Kali ini, mereka lebih siap dan lebih waspada. Bima dan Dara mengapit Arya, sementara tim pendukung menyebar di sekitar area.

Pelabuhan Tanjung Priok terlihat sepi di tengah malam. Hanya suara ombak dan sesekali deru mesin kapal yang terdengar. Tim bergerak hati-hati di antara kontainer-kontainer besar.

Tiba-tiba, Arya merasakan getaran aneh di udara. "Tunggu," bisiknya, menghentikan tim. "Ada sesuatu yang tidak beres."

Benar saja, detik berikutnya, sebuah ledakan besar terjadi tidak jauh dari posisi mereka. Api dan asap membumbung tinggi ke langit malam.

"Itu pasti mereka!" seru Bima.

Tim bergegas menuju sumber ledakan. Di sana, mereka melihat pemandangan yang mengejutkan. Sebuah kapal besar sedang terbakar hebat, dan di dekatnya, berdiri sosok yang mereka kenali sebagai pencuri dari laboratorium.

"Selamat datang, Persaudaraan Elemen," sapa sosok wanita berambut perak dengan nada mengejek. "Kalian terlambat untuk pestanya."

Arya melangkah maju. "Apa yang kalian rencanakan? Kenapa kalian melakukan semua ini?"

Wanita itu tertawa. "Oh, bocah naif. Kau pikir dunia ini sesederhana itu? Baik dan jahat? Hitam dan putih? Ada banyak bayangan abu-abu yang kalian tidak pahami."

Sebelum Arya bisa menjawab, sosok pria di samping wanita itu mengangkat tangannya. Tiba-tiba, tanah di bawah kaki tim Arya bergetar hebat.

"Pengendali tanah!" teriak Dara.

Pertarungan pun pecah. Bima melemparkan bola-bola api, sementara Dara berusaha memadamkan api di kapal. Arya sendiri berhadapan langsung dengan wanita berambut perak.

"Kau tidak akan lolos kali ini," geram Arya, listrik berkilat di sekitar tubuhnya.

Wanita itu tersenyum sinis. "Oh, kami memang tidak berencana untuk lari."

Tiba-tiba, dari dalam kapal yang terbakar, muncul sosok ketiga. Sosok itu membawa sebuah perangkat aneh yang bersinar terang.

"Selamat tinggal, Persaudaraan Elemen," kata sosok itu, menekan tombol pada perangkat tersebut.

Cahaya menyilaukan memenuhi area pelabuhan. Arya merasakan energi yang luar biasa kuat menyelimuti tubuhnya. Ia berusaha melawan, tapi perlahan-lahan kesadarannya mulai menghilang.

1
Ahmad Rifa'i
sangat menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!