Alisa terpaksa menerima pernikahan kontrak dengan seorang CEO kakak dari sahabatnya, yang di tinggal pergi oleh calon istrinya saat 1 hari acara pernikahan mereka.
Alisa menerima pernikahan itu dengan terpaksa, karena ayahnya yang membutuhkan uang yang lumayan banyak untuk pengobatan jantungnya.
Selama 5th menjalani pernikahan kontrak itu, pernikahannya terbilang baik baik saja, karena suaminya menerima keberadaan Alisyah di sisinya, karena Alisa gadis yang penurut dan pintar mengambil hati suami dan keluarganya.
Namun pernikahan yang sudah berjalan 5th itu harus kandas karena ke datangan calon istri sang suami yang telah menghilang tanpa kabar selama 5th itu.
Lalu bagaimana kehidupan Alisa setelah itu?
Yuk.... Ikuti cerita selengkapnya, jangan lupa tinggalkan jejak😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Gimana?" kamu suka sayang, rumahnya baguskan, tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar, dan di samping lansung ada toko, apa lagi rumah sakit tempat kamu kerja dekat dari sini, jaraknya cuma 10 menit dan kampus kamu jaraknya lebih kurang 15 sampai 20 menit." Terang Pak Rian.
"Aku suka Yah." sahut Alisa yang memang lansung naksir dengan rumah sederhana tersebut, karena ada halaman yang di tumbuhi rumput jepang dan beberapa bunga di depanya, rumah itu terlihat sangat asri dan yang membuat Alisa suka, karena tempat kerja dan juga kampus jaraknya sangat dekat dari rumah.
"Ya sudah, kita temui yang punya rumah." ajak pak Rian kepada istri dan anaknya.
"Gimana pak, apa kalian suka." tanya yang punya rumah penuh harap, karena dia benar benar ingin jual cepat rumah tersebut, karena mau pindah ke kota lain, mengikuti anaknya.
"Klau rumah dan tokonya kami sangat suka, pak. Cuma harganya kan belum tau." kekeh pak Rian.
"Saya lepas 400 juta, klau kalian mau, sebenarnya ini bisa lebih mahal, karena tempatnya sangat strategis, cuma berhubung saya harus menjual secepatnya, saya lepas dengan harga segitu." ucap sang bapak.
"Ngak bisa kurang sedikit lag, pak." tawar Alisa.
"Ini sudah murah neng, apa lagi nanti butuh biaya balik nama, biar bapak sekalian yang urus, neng tinggal beres." ucap sang pemilik rumah.
"Baiklah, klau gitu kami ambil pak, bapak mau bayar tunai, atau transfer?" tanya Alisa.
"Transfer aja neng." ucap si pemilik dengan berbinar, akhirnya rumahnya laku juga, sudah banyak orang yang minat rumah itu, cuma tidak cocok dengan harganya, mentang mentang tau rumah itu di jual cepat, malah minta harga tidak di masuk akal.
"Baiklah pak, saya bayar separoh dulu, sisanya setelah surat surat selesai." sahut Alisa, merogoh hpnya.
"Kapan kalian akan pindah?" tanya su pemilik rumah.
"Secepatnya pak, kami bersihkan rumahnya terlebih dahulu, baru pindah." ucap bu Lastri.
"Rumahnya sudah rapi kok bu, paling tinggal sapu sapu dan pel sedikit, karena debu." ucap si pemilik, memang rumah itu selalu di rawat oleh si pemilik rumah dan bahkan catnya pun masih baru.
Alisa dan ke dua orang tuanya begitu lega, karena sudah mendapatkan rumah yang mereka mau, sementara itu di kota yang berbeda, Rafael berkeliling kota mencari keberadaan sang istri, menyinggahi tempat tempat favorit sang istri, mulai dari taman hingga pantai.
"Kamu dimana sayang, sebegitu marahnya sama mas, hingga kamu tidak ingin melihat mas, mas rindu sayang, pulang lah, mas mohon." desah frustasi Rafael.
"Kemana kamu pergi sayang, tolong kasih tau mas, bagaimana kabar kamu dan calon anak kita." isak Rafael di dalam mobil, sungguh semenjak kehilangan sang istri, Rafael menjadi cengeng, sering menangis, dan suka terlambat makan, bahkan wajah tampan itu sudah tidak terurus lagi, rambut yang dulu selalu tertata rapi, dan jambang yang tidak pernah tumbuh di rahangnya, kini sudah tumbuh memenuhi pipinya, baju yang acak acakan, tidak terlihat lagi klau Rafael adalah seorang direktur, yang ada seperti gembel, dengan sorot mata sayu.
"Mau apa lagi kau ke rumah ini ha.... Belum puas kau menghancurkan hidup cucu saya!" bentak Oma Prita, melihat kedatangan Anita kerumah besarnya itu.
"Oma...." sendu Anita penuh sesal.
"Berhenti sok bersalah Anita, pergilah, dulu saya bisa menerima kamu karena cucu saya menyukai kamu, tapi tidak dengan sekarang! saya tidak suka kamu datang kerumah ini lagi, pergi kamu!" usir sang oma dengan garang menatap tajam Anita.
"Tapi... Saya mencintai Rafael oma, saya memang salah, telah meninggalkan rafael waktu itu, tapi kan saya punya alasan oma, sekarang saya sudah kebali, saya akan menepati janji saya, saya siap menjadi istri Rafael sekarang oma." ucap Anita dengan pedenya.
"Jangan bermimpi di siang bolong kau Anita, jangan jadi murahan, menggatal sama suami orang." sinis oma Prita.
"Tapi Rafael milik saya oma, wanita itu hanya penganti pengganti saja, Rafael tidak mencintai istrinya oma, Rafael hanya mencintai saya." ujar Anita tanpa rasa malu.
"Cih... Pede sekali kau, saat tau kau menghilang di hari pernikahan kalian, apa Rafael terlihat frustasi, apa dia berusaha mencari kau, tidak sama sekali. Justru dia menerima Alisa menjadi istrinya, dan mereka hidup bahagia, lihat lah sekarang, klau Rafael masih mencintai kamu, sudah pasti saat ini Rafael bersama kamu, namun apa yang terjadi, dia justru sedang mencari istri tercintanya, tanpa kenal lelah." cibir sang oma.
Tangan Anita terkepal menahan emosi, ucapan wanit tua itu, sungguh membuat dia emosi, ingin sekali rasanya Anita menyingkirkan wanita tua itu, namun belum saatnya dia lakukan, dia harus mendapatkan Rafael dulu, baru memikirkan cara untuk menyingkirkan si oma yang menyebalkan itu, urusan Alisa dia tidak perlu bersusah susah menyingkirkannya, cukup calon mertuanya saja yang turun tangan, sudah membuat wanita itu keluar dari rumah ini tanpa perlawanan.
"Ma... Kenapa ribut ribut, biarkan saja Anita di sini, toh Alisa juga sudah pergi dari rumah ini." ucap bu Sarah tanpa perasaan.
"Diam kau Sarah, kau pikir saya suka dengan kamu, klau saja saya egois, saya akan menyuruh Raka untuk menikahi gadis pilihan saya waktu itu, yang lebih sepadan dengan kami, bukan wanita kacang lupa kulit seperti kamu." sinis sang oma.
Deg.....
Nyali bu Sarah lansung menciut, baru kali ini mertuanya yang berbicara kasar kepadanya, dia fikir karena sudah menjadi istri Raka, oma tidak berani meninggikan suaranya, dan tidak pernah melarang apa pun urusannya, karena Raka mencintainya dan mertuanya menerima keberadaannya, dan selama ini sang mertuanya itu, tidak pernah menyinggung soal perjodohan sang suami dengan wanita lain di masa lalu, dan itu baru terbongkar sekarang, membuat hati bu Sarah sakit.
"M-maksud mama apa?" gagap bu Sarah.
"Kamu pikir hanya kamu yang menginginkan menantu pilihan untuk anak mu, saya pun sama, saya juga mempunyai kriteria tersendiri untuk anak saya, apa kau pikir aku juga mau mempunyai menantu pelayan cafe, kau pikir kau sederajat dengan kami, kau lupa dari mana asal mu, aku pun sudah menyiapkan menantu idaman ku, berpendidikan tinggi, dan sederajat dengan kami, namun saya tidak egois seperti kau, yang tega menghancurkan kebahagian anaknya, ck. sudahlah terlahir dari keluarga broken home, pendidikan cuma SMA, bisanya hanya foya foya, lagumu terlalu tinggi, tidak sadar diri, di bandingkan dengan cucu menantuku kau bukan apa apa, dia seorang dokter, dan kerjaannya tidak menghabiskan uang suami saja." sinis sang mertua.
Jleb....
Kata kata mertuanya sangat menyakiti hati bu Sarah, namun dia tidak bisa membantah, dan bibirnya serasa kelu, mendengar setiap hinaan dan cacian dari mertuanya itu.
"Sekali lagi kau membela wanita itu, dan juga masih memaksa cucuku menikah dengan wanita itu." tunjuk sang oma kepada Anita "aku pastikan kau angkat kaki dari rumah ini, hidup menggembel lah di luar sana, dan akan ku pastikan juga Raka menikah lagi dengan wanita pilahan saya!" amuk sang oma.
Duar.....
Bagai petir menyambar di siang hari menghantam tubuh bu Sarah, dia tidak menyangka ibu mertuanya bisa setegas dan sekejam itu juga.
"Keluar kau dari rumahku wanita mu rahan! jangan pernah lagi menginjakan kaki kotormu itu di rumah ini!" bentak oma Prita menatap nyalang Anita, membuat nyali Anita menciut, dan pergi dari rumah itu dengan menahan kesal.
Bersambung.....
takut Rafsel disakiti untuk kedua kalinya tapi dia menyodorkan wanita yg sama untuk menghancurkan pernikahan Alisa dan Rafael kalau org lain msh bs diterima logika
anak kami ber nama Miftahul Aldiansyah.
yang hari2 kami panggil Aldi 😢
bantu doanya temen2 semua semoga anak kami di tempatkan di tempat yang terbaik di sisi Allah SWT Aamiin 🤲.
dan doakan kami selalu sabar dan ikhlas dengan takdir yang Allah tentukan untuk kami 🙏🙏🙏
kami baru di tgl 8 bulan 😢
anak kami pulang tgl 13- 03-2024
awal Romadhon 😭😭😭😢