Alana gadis malang yang di buang oleh keluarganya karena dianggap pembawa sial. Dia sudah terbiasa hidup sebatang kara tanpa bantuan siapapun. Berbagai pekerjaan telah dia geluti tapi itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hingga akhirnya dia menyerah dan ingin hidup dengan nyaman tanpa harus bekerja keras. Sahabat Alana menawarkan sebuah pekerjaan tidak masuk akal kepada Alana, yaitu melayani seorang pria yang suka sekali bermain wanita.
"Baiklah aku terima tawaran itu, tapi dengan satu syarat. " Alana.
Kenzo, adalah seorang pemain wanita yang sudah terkenal di dunia malam. Parasnya yang rupawan, membuatnya di gilai banyak wanita. Namun Kenzo bukan pria sembarangan dalam memilih wanita.
"Carikan aku seorang gadis untuk melayani ku. " Kenzo.
Apa syarat yang diajukan Alana untuk menerima pekerjaan dari sahabatnya itu?
Apakah Takdir akan membuat mereka bersama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Penasaran
Alana yang sedang makan sarapannya tertegun melihat apa yang dilakukan oleh Kenzo. Pria itu merobek kontrak pernikahan yang mereka tanda tangani begitu saja tanpa memikirkan apapun. Sekarang dia adalah istri Kenzo, meski hanya sah di mata agama belum di mata hukum karena masih proses.
"Surat kontrak ini sudah tidak berlaku lagi sekarang, dan tidak ada alasan bagiku untuk meninggalkanmu begitu juga denganmu. " kata Kenzo dengan senyuman lebar dibibirnya.
"Jangan terlalu senang dulu Tuan, aku masih ada alasan untuk menceraikan mu jika kau berselingkuh dengan wanita lain. Karena aku tau siapa kau. " Alana menimpali ucapan Kenzo dengan begitu telak.
Kenzo menaikkan alisnya dan tersenyum miring kepada Alana, "Memangnya aku pria seperti apa, sayang. " goda Kenzo.
"Kau adalah pecinta wanita dan suka bermain-main dengan wanita malam. Tidak ada kemungkinan kau akan berselingkuh atau tidur dengan wanita lain kan? Jika sampai itu terjadi aku akan langsung menggugat cerai. " Alana memperingatkan Kenzo dengan segala kemungkinan yang terjadi.
Kenzo tertawa lantang mendengar ancaman Alana. Ya ampun lucu sekali wanita ini. Belum-belum sudah mencari kesalahannya tentang perselingkuhan. Tidak tahukah Alana kalau sepertinya Kenzo sudah menemukan sarang tebaik untuk dijadikan sangkar burungnya.
"Jangan pernah katakan perceraian Alana, karena aku tidak akan pernah melepaskanmu dari pernikahan kita. " Kenzo duduk didepan Alana dan ikut menikmati sarapan yang dia buat tadi.
Mereka makan dengan tenang dan menikmati suapan demi suapan yang masuk ke dalam mulut mereka dengan pikiran yang sudah berkeliaran entah kemana.
Sungguh semua ini diluar ekspetasi Alana, pernikahan yang dia pikir hanya semalam, berubah menjadi pernikahan sampai Kenzo bosan dan sekarang dia terikat dalam pernikahan seumur hidup dengan Kenzo. sungguh ini benar-benar diluar dugaan Alana selama ini. Dia akan terjebak dalam rencana licik Casanova ini.
"Apa rencanamu hari ini? " Tanya Kenzo setelah menyelesaikan makanya.
"Tidak ada, hanya akan berdiam diri di kamar. Aku seprtinya masih kesulitan berjalan, rasanya seperti masih mengganjal. " Kata Alana.
Mendengar kata mengganjal Kenzo jadi tersenyum sendiri dia tidak menyangka kalau ulahnya semalam akan membuat Alana seperti saat ini.
"Apa perlu aku panggilkan dokter? " tawar Kenzo.
"Tidak usah, itu sama saja kau mempermalukan aku dengan keadaan yang terjadi padaku saat ini. " ucap Alana dengan wajah cemberutnya.
Kembali Kenzo tertawa dengan lantang mendengar gerutuan Alana. Entah kenapa saat bersama wanita ini Kenzo bisa tertawa lepas tanpa beban sedikitpun. Dia bisa menjadi dirinya sendiri, tanpa memperdulikan imagenya sebagai pria dingin.
Bahkan tawa Kenzo terdengar sampai di luar kamar. Benar-benar membuat seisi rumah tercengang mendengar tawa Kenzo yang begitu menggelegar. Mereka jadi penasaran apa yang membuat Kenzo tertawa lepas seperti itu.
"Sudah berapa lama kita tidak mendengar Pak Kenzo tidak tertawa seperti itu? " tanya seorang pelayan kepada yang lainnya.
"Sepertinya tidak pernah, karena walaupun Pak Kenzo tertawa dia hanya tersenyum tipis dan tidak sepanjang ini tawanya. " jawab yang lainnya.
"Sudah, kalian ini apaan sih? membicarkan majikan sendiri itu tidak pantas. Jika sampai Tuan atau Pak Axel tau, kalian akan dipecat saat ini juga. " bibi Yuna sebagai kepala pelayan di rumah itu memperingatkan mereka agar tidak membicarkan majikannya.
Tapi dalam hati wanita paruh baya itu juga ikut bahagia seperti mereka saat mendengar tawa lantang dari majikan mereka.
Kembali ke kamar,
Alana masih rebahan di atas ranjangnya sedangkan Kenzo sedang bersiap untuk ke kantor.
"Kau di rumah saja dan istirahat, nanti malam kita ke rumahmu jika kau ingin pulang. " kata Kenzo sebelum berangkat kerja.
"Iya aku mau tidur lagi. " balas Alana.
Sebuah kecupan mendarat di kening Alana dan membuat Alana terkejut.
"Aku berangkat dulu, jangan kemana-mana tetaplah di rumah. " ucapnya sebelum pergi, namun tangan Kenzo langsung di cekal oleh Alana.
"Ada apa? "
Kenzo merasa kebingungan dengan tingkah Alana. Namun sesaat kemudian dia tertegun saat Alana mencium tangannya.
"Hati-hati di jalan, dan semoga selamat sampai di kantor. " ucap Alana mengantar kepergian Kenzo.
Sungguh sesuatu yang baru yang didapat Kenzo hari ini. Dia tidak menyangka kalau Alana akan mencium tangannya dan mendoakan keselamatannya. Sungguh luar biasa bagi seorang Kenzo yang tidak mendapatkan hal seperti ini sebelumnya Dia lalu mendekati Alana dan memeluknya dengan sangat erat. Dan hal itu membuat Alana terkejut.
"Terima kasih Alana, Terima kasih. " hanya itu yang diucapkan Kenzo sehingga membuat Alana kebingungan.
Setelah puas memeluk Alana, Kenzo melepaskan pelukannya dan tersenyum lembut kepada Alana.
"Aku berangkat dulu, jaga dirimu baik-baik. Aku akan meminta bibi Yuna untuk menemanimu. " Kata Kenzo.
Alana hanya menganggukan kepalanya mendengar ucapan Kenzo. Jantungnya berdetak begitu kencang merasakan perhatian Kenzo kepadanya pagi ini.
Sebelum masuk ke dalam mobilnya Kenzo meminta bantuan Bibi Yuna untuk menjaga Alana yang saat ini sedang beristirahat.
"Baik Tuan saya akan menemani nona Alana dan menjaganya. anda tenang saja.
Setelah mendengar ucapan dari bibi Yuna barulah Kenzo merasa tenang meninggalkan Alana sendiri di rumah. Karena bibi Yuna tau apa yang harus dia lakukan kepada Alana.
Dikamarnya, Alana merasa aneh sendiri dengan apa yang dia lakukan kepada Kenzo. Mencium tangannya, adalah sesuatu yang tidak pernah dia pikirkan sebelumnya. Tapi kenapa dia begitu reflek mencium tangan Kenzo ketika dia akan berangkat kerja.
"Ah. Alana apa yang kau lakukan, bodoh, bodoh, bodoh," Alana memukuli kepalanya sendiri dengan keras.
"Nona apa yang anda lakukan? " tanya bibi Yuna yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.
"Bibi, apa yang kau lakukan di kamarku? " tanya Alana.
"Tadi, Tuan Kenzo meminta saya melayani anda dengan baik, nona. " kata bibi Yuna dengan sopan.
"Oohhh, "
Pria itu benar-benar over protektif kepadanya. Padahal baru hari ini dia dan Kenzo menjalani pernikahan yang sesungguhnya. Bagaimana hati-hatinya setelah ini?
"Apa yang ingin anda lakukan sekarang, nona? " tanya Bibi Yuna.
"Tidak ada, aku ingin berendam dengan air dingin saja bi, biar segar." Kata Alana.
"Baiklah kalau begitu akan saya siapkan tunggu sebentar ya. "
Bibi Yuna segera ke kamar mandi untuk menyiapkan air untuk Alana. Tak lama kemudian dia keluar untuk memberitahu Alana kalau airnya sudah siap.
"Sudah siap nona silahkan. "
Alana turun dengan perlahan dan berjalan dengan langkah aneh hingga membuat bibi Yuna keheranan.
"Saya bantu, nona. " bibi Yuna hendak menolak Alana tapi Alana menolaknya.
"Tidak usah, bibi. Aku bisa sendiri. Dan aku baik-baik saja. "
Tidak ada yang bisa bibi Yuna lakukan saat Alan menolak bantuannya. Dia lalu melakukan pekerjaan lainnya, yaitu membersihkan sprei yang berantakan. Dan dia bisa melihat apa yang terjadi disana.
"Selamat Tuan, semoga kau bahagia bersama dengan nona Alana. "
Di mobil,
Kenzo sudah tidak sabar tentang penyelidikan yang sudah dilakukan oleh Rey dan anak buahnya tentang kejadian yang terjadi semalam kepadanya.
" Bagaimana Rey, pa kau menemukan siapa pelaku yang sudah mencampur obat di minumanku. " Tanya Kenzo yang sudah terlihat tidak sabaran untuk mengetahui kejadian yang terjadi kemarin.
"Sudah, Tuan. Dan anda mengenal orangnya dengan sangat baik. " Kata Rey.
"Benarkah? Siapa? " Kenzo semakin penasaran.
"Veronica,"