Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Ini novel ketigaku.
Novel ini kelanjutan "Ternyata Ada Cinta"
Baca dulu "Ternyata Ada Cinta" biar nyambung...
Setelah kepergian Fariz, dunia terasa gelap gulita. Cahaya yang selama ini selalu menyinari hari serta hati Zafira padam dalam sekejap mata. Meninggalkan kegelapan serta kesunyian yang teramat menyiksa. Ternyata kehilangan seorang sahabat sekaligus suami seperti Fariz jauh lebih menyakitkan dari apapun.
Perjuangan Cinta Zafira untuk menemukan Fariz dan membawa kembali pria itu ke pelukannya tidaklah main-main. Setiap hari Zafira berjuang keras kesana kemari mencari keberadaan Fariz sampai mengorbankan keselamatannya sendiri. Namun perjuangannya tidak menemukan titik terang yang membuatnya ingin menyerah.
Hingga di titik lelah perjuangan Zafira mencari Fariz, penyakit lama Zafira kembali kambuh. Akankah Fariz sempat menyelamatkan Zafira atau justru gadis itu meregang nyawa membawa pergi cintanya yang belum terucap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rara RD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 - Memberi Peringatan
Fariz sempat terkejut mendengar wanita itu mengetahui namanya.
"Benar bu. Ada apa? Ibu tahu dari mana nama saya?" Fariz mengerutkan alis tebalnya.
"Mas yang tadi sempat kemari juga kan? Terus mas pergi lagi saat berpapasan dengan gadis cantik yang tadi juga datang kemari? Tadi saya tidak sengaja melihat kalian saat saya sedang membersihkan daun-daun kering di samping rumah"
"Iya benar bu.., Tadi saya sempat ke sini sebentar"
"Tapi mengapa mas pergi saat gadis cantik itu memanggil mas? Dia cantiiiiiiikkk sekali. Dia siapa mas? Apa dia kekasih mas?" tanya wanita itu dengan jiwa keingin-tahuannya yang begitu besar.
"Bukan bu. Dia istri saya. Apa yang dia katakan kepada ibu?" Fariz menjadi penasaran.
Benaknya dilanda banyak pertanyaan. Mengapa Zafira bisa sampai ke rumah ini? Dari mana Zafira tahu alamat rumah Wilda? Apa tujuannya datang kemari sementara mereka tidak pernah akur sedari dulu? Pertanyaan-pertanyaan itu sejak di mobil tadi terus berputar di kepalanya.
Wanita di hadapannya Fariz melongo seakan tidak percaya kalau kedua orang yang dikagumi karena kerupawanan wajahnya ternyata pasangan suami istri.
"Waah kalian suami istri. Pasangan sempurna. Saya beruntung bisa bertemu dengan pasangan suami istri yang cantik dan tampan seperti mas dan istri mas tadi" wanita penggemar drama Korea itu tersenyum bangga.
Fariz hanya tersenyum kecil mendengar pujian wanita itu. Tetapi rasa ingin tahunya membuatnya bertanya kembali kepada wanita yang masih saja senyum-senyum sendiri tanpa sebab.
"Bu, boleh ceritakan kepada saya, istri saya menanyakan apa saja kepada ibu?" ulangnya kembali.
"Tadi istri mas mencari mas. Dia bertanya apakah ada nama Fariz di rumah ini? Saya memberitahunya tidak ada orang yang bernama Fariz di sini. Terus setelah kepergian mas tadi, mbak itu mengejar mas. Kemungkinan dia terjatuh saat mengejar mas karena saat mau kembali ke mobil, saya lihat berjalannya sedikit pincang. Sepertinya kakinya terkilir" jelas wanita itu lengkap dan akurat.
"Apa? Terkilir?" Fariz terlihat sangat khawatir.
Meski kemarahan masih mengakar di hati tetapi tetap tidak bisa memudarkan kekhawatirannya terhadap Zafira. Walau bagaimana pun Zafira merupakan sahabat serta cinta pertama semasa kecilnya.
"Iya benar mas. Dan tidak lama kemudian, saya melihatnya cekcok dengan majikan saya. Sampai majikan saya menamparnya. Saya kasihan pada istri mas tapi saya takut membelanya di depan majikan saya" ujar wanita itu tak segan-segan mengadu. Dia tidak tahu kalau sampai dirinya ketahuan mengadu maka si nona majikan akan memecatnya.
Ada rasa sakit di dada Fariz mendengar Wilda telah menampar Zafira. Dengan gerak cepat, Fariz mengambil kembali paper bag di tangan wanita di depannya.
"Terima kasih bu informasinya. Aku ke dalam sebentar" ucap Fariz kemudian secepat kilat berjalan memasuki rumah besar itu.
Wanita tersebut tercengang saat Fariz mengambil kembali paper bag yang tadi ingin dititipkannya untuk Wilda. Dia tahu Fariz pasti marah mendengar istrinya disakiti oleh Wilda. Wanita itu berharap Fariz tidak memberitahu Wilda kalau dia sudah mengadu. Dia pun bergegas pergi, jangan sampai Wilda melihatnya kalau dia baru saja selesai mengobrol dengan Fariz.
Dan kebetulan sekali, saat kaki Fariz melangkah masuk, Wilda telah berdiri di hadapan Fariz dengan senyum mengembang penuh keriangan. Dia berfikir Fariz akan bertamu di rumahnya dan itu merupakan kesempatan baginya menggaet si pria idaman.
"Fariz? Kamu datang ke sini? Silakan masuk. Aku senang sekali akhirnya kamu bersedia meluangkan waktu mampir ke rumahku," ajak Wilda sambil menggeser tubuh ke samping mempersilakan Fariz masuk.
"Apa yang kamu lakukan pada Zafira?" suara Fariz terdengar meninggi.
Wilda sempat terkejut mendengar pertanyaan Fariz namun dengan cepat berusaha menetralkan keterkejutannya.
"Apa maksudmu? Aku tidak melakukan apa-apa padanya. Dia sendiri yang datang ke sini dan menanyakanmu"
"Kamu menamparnya? Iya kan? Mengaku saja Wilda!" bentak Fariz mendekati gadis itu dengan tatapan penuh amarah.
"Hah?" Wilda terperanjat dengan ekspresi takut melihat Fariz yang tampak begitu marah.
Wilda terdiam sesaat. Alisnya tertaut tajam. Dia merasa heran Fariz tahu dari mana kalau dirinya telah menampar Zafira. Siapa yang memberitahunya? Apakah Zafira yang mengadukannya kepada Fariz?
"Kamu tahu dari mana?" akhirnya Wilda mengakui.
Fariz tidak mungkin memberitahu yang sebenarnya kalau asisten rumah tangga Wilda yang mengadukan kepadanya. Jika dia bicara jujur, maka asisten rumah tangga tersebut akan mendapatkan hukuman dari Wilda, bisa jadi akan memecatnya.
"Aku melihat kalian dari dalam mobil" Fariz akhirnya berbohong.
Wilda terkejut. Dia tidak menyangka perbuatan buruknya terhadap Zafira diketahui Fariz. Dia benar-benar menyesal tidak menyadari kalau Fariz berada di sekitaran rumahnya. Prilakunya tadi pasti semakin membuat Fariz tidak menyukai dirinya.
"Dia yang mendahului menghinaku" Wilda membela diri.
"Zafira bukan orang seperti itu. Dia tidak pernah mengganggu orang lain jika tidak mengganggunya"
"Tapi..."
"Sudahlah Wilda, aku tidak punya waktu mendengarkan penjelasanmu. Apa yang kamu jelaskan pasti hanya sebuah kebohongan" potong Fariz cepat.
"Ingat, sekali lagi kamu melakukan sesuatu yang menyakiti Zafira, aku tidak akan memaafkanmu!" tukas Fariz memberi peringatan sambil melempar paper bag ke lantai sehingga isi di dalamnya berhamburan.
Setelah meluapkan emosinya, Fariz keluar rumah dengan berbagai perasaan yang mengganggu hatinya.
Wilda mengejar Fariz.
"Riz, maafkan aku. Aku sungguh tidak sengaja menyakiti Zafira. Aku menyesal. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi. Tolong maafkan aku" Wilda berpura-pura memohon demi meluluhkan hati Fariz. Sayangnya Fariz sama sekali tidak termakan ucapan manisnya.
Wilda tahu Fariz akan semakin membencinya jika dia tidak berpura-pura menyesal telah menyakiti istrinya. Walaupun dengan kepura-puraan setidaknya dia sudah mengucapkan permintaan maaf.
Wilda masih berusaha meminta maaf sambil terus mengejar Fariz yang sudah masuk ke dalam mobil.
Tanpa menoleh sedikit pun pria itu pergi begitu saja. Sementara Wilda menahan kesal karena Fariz selalu membela Zafira dari dulu hingga sekarang.
Sepanjang perjalanan, Fariz tidak berhenti memikirkan keadaan Zafira. Dia tidak bisa membohongi dirinya kalau dia masih terus mencemaskan gadis itu. Kakinya terkilir. Kemudian ditampar Wilda. Apakah ini saatnya dia harus kembali ke rumah dan berdamai dengan Zafira? Tetapi dia belum siap. Dia belum bisa melupakan kejadian satu minggu lalu yang masih membekas di pelupuk mata dan terus melekat di fikirannya. Dia masih butuh waktu untuk benar-benar menghilangkan perasaan sakit hatinya.
Sementara itu dengan susah payah dan menahan sakit di bagian kakinya karena memaksakan diri membawa kendaraan, akhirnya Zafira sampai juga di rumah.
Setiba di rumah, Zafira langsung keluar dari mobil dengan kaki tertatih menahan rasa ngilu serta sakit di bagian mata kaki hingga menjalar ke telapak kaki sampai betis. Dengan muka meringis dia berjalan memasuki rumah dan langsung duduk di sofa ruang tamu.
...*****...