Elara Estelle putri seorang pengusaha yang terabaikan dipaksa menikah dengan Alistair Magnusson seorang tuan muda lumpuh di tengah ejekan keluarganya elara menyembunyikan identitasnya sebagai dokter terkenal ketika rahasia masa lalu terungkap elara merencanakan balas dendam sambil belajar arti cinta dan penerimaan dalam pernikahan yang tak terduga.
penasaran?? yuuk lanjut bacanya ➡️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bellis_perennis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2
Di sebuah rumah sakit yang sibuk elara terlihat fokus di ruang operasi suasana di dalam ruang operasi terasa tegang namun dia tampak tenang melakukan tugasnya dengan keahlian luar biasa setelah menyelesaikan prosedur dia melangkah keluar melepas sarung tangan, dan mengeluarkan napas lega di luar Dr.Adrian rekannya sedang menunggunya.
"Elara..kau tau pernikahanmu hanya tinggal menghitung hari kan? " tanya adrian sambil tersenyum lebar berusaha menarik perhatian elara.
Elara hanya mengangkat bahu, terlihat tidak terpengaruh "aku lebih peduli dengan pasienku daripada urusan pernikahan yang sudah ditentukan ini
ini seperti terjebak dalam neraka".
"Bisa kau bayangkan? Calon suamimu adalah Alistair Magnusson Semua orang membicarakannya" jawab Adrian dengan nada bercanda berusaha membuat elara merespons.
Dia menatap Adrian dengan sinis "jangan berlebihan aku bahkan belum bertemu dengannya dan sejujurnya aku tidak peduli tentang siapa dia".
Adrian tertawa "kau pasti ingin bebas dari semua ini kenapa tidak mempertimbangkan untuk menerima perasaanku ? aku bisa membantumu keluar dari situasi ini".
Elara menggelengkan kepala merasa ragu "adrian. .kita sudah membahas ini aku tidak ingin menyakiti perasaanmu jau adalah teman yang baik itu sudah cukup".
"Cukup ? Kau tidak bisa hanya berpura-pura tidak merasakan apa-apa" balas Adrian, tampak frustrasi "jika kau ingin bebas seharusnya kau melihatku sebagai jalan keluarnya".
Elara menatapnya, ragu "bebas? apakah itu berarti aku harus mencintaimu juga? aku belum siap untuk itu sejujurnya aku bahkan tidak menyukai calon suamiku Kita bahkan belum bertemu".
"Jadi kau tidak suka padanya?" adrian bertanya memperhatikan reaksi Elara.
"Tentu saja... bertemu saja belum, bagaimana bisa menyukainya?" elara menjawab dengan tawa kecil.
Adrian menatap Elara dengan serius "kau tahu jika aku bisa memutuskan hubungan dengan orang tuaku demi bersamamu aku akan melakukannya mereka tidak mengerti betapa istimewanya dirimu".
"Adrian ..jangan berlebihan aku tidak ingin kau mengalami masalah karena aku hubungan kita sekarang sudah cukup baik" elara menjawab suaranya lembut "dan aku tidak ingin terluka lagi karena penolakan dari keluarga mu".
"Tidak ada yang akan melukaimu jika kau bersamaku" jawab adrian, berusaha meyakinkan elara.
Sementara itu, di tempat lain, sebastian magnusson sedang bercanda dengan kakaknya alistair yang sedang duduk di kursi roda.
"Kakak ...pernikahanmu sudah dekat rasanya seperti kita sedang merayakan festival sebentar lagi" Sebastian berkomentar tersenyum lebar sambil menggoda.
Alistair menggelengkan kepalanya "kau tidak mengerti aku hanya merasa terbebani ini adalah tanggung jawab besar".
Sebastian tersenyum, "Tanggung jawab ? kak...kau tidak perlu merasa seperti itu kau itu mewarisi sifat ayah dingin dan penuh tanggung jawab tapi kau tahu semua orang mencintaimu".
"Ya... tapi berbeda dengan cara mereka mencintaimu" alistair menjawab tatapannya serius.
Sebastian melanjutkan "tapi kau hebat kak ...bisnismu sudah sangat dihormati semua orang takut padamu bahkan meskipun kau lumpuh".
"Bukan karena aku itu karena warisan yang ditinggalkan ayah kita" alistair menjawab.
"Jangan merendahkan dirimu kita membesarkan diri kita sendiri dan ibu telah mengajarkan kita tentang cinta dan keluarga" sebastian menjelaskan berusaha mengangkat semangat kakaknya.
"Dan semua itu untuk apa ? Hanya untuk menikah dengan orang yang tidak kukenal? Ini tidak adil sebastian" alistair berkata suaranya mulai tertekan.
Sebastian menepuk bahu alistair "setidaknya kau akan memiliki seorang istri yang mencintaimu kita berdua harus belajar menerima keadaan ini siapa tau mungkin elara adalah orang yang tepat untukmu".
"Harapanku hanya satu Semoga dia tidak merasa tertekan dan bisa mencintaiku" alistair menjawab suara keraguan terlihat di wajahnya.
Sementara itu pikiran elara kembali ke ruangannya setelah berbincang dengan adrian meski dia ingin bebas dari keluarganya yang menyakitkan rasa sakit yang pernah dialaminya masih membekas dia bertekad untuk terus fokus pada kariernya dan tidak terjebak dalam rencana pernikahan yang tidak diinginkannya.
Di tengah kegalauan itu elara tidak menyadari bahwa kehidupan yang dia impikan untuk bebas justru akan membawanya ke arah yang sama sekali berbeda di mana dia akan bertemu dengan Alistair dan menghadapi segala tantangan baru yang mengubah hidupnya selamanya.
Setelah berbincang dengan Dr. Adrian, Elara kembali ke ruang kerjanya di rumah sakit dia berusaha berkonsentrasi pada pasiennya tetapi pikiran tentang pernikahan dan tekanan dari keluarganya terus mengganggu. Saat dia duduk di meja, sahabatnya, Sofia masuk ke dalam ruangan.
"Hey..Elara apa kabar ? aku mendengar tentang pernikahanmu kapan kau akan beristirahat ?" tanya Sofia sambil duduk di sebelahnya.
Elara menghela napas "entahlah rasanya tidak ada waktu untuk beristirahat aku lebih peduli dengan pasienku daripada pernikahan yang tidak kuinginkan ini".
Sofia mengangkat alisnya "tapi itu pernikahan kau seharusnya memikirkan tentang masa depanmu".
Elara menatap Sofia dengan serius "masa depanku ? aku sudah memiliki rencana untuk masa depan dan itu bukan pernikahan aku ingin menjadi dokter yang sukses".
Sofia menggelengkan kepala, tapi kau tidak bisa mengabaikan pernikahan ini selamanya apa kau benar-benar tidak mau mengenal Alistair?".
"Aku bahkan belum bertemu dengannya... aku tidak tahu apa-apa tentang dia dan sejujurnya aku tidak ingin tahu ini semua terasa seperti tekanan dari keluargaku" elara menjawab suara frustrasinya terdengar.
Sofia mengangguk mencoba memahami "kau tahu.. mungkin jika kau bertemu dengannya kau bisa mengubah pikiranmu siapa tahu dia sebenarnya orang yang baik".
Elara meremas tangan "Aku tidak ingin berharap pada sesuatu yang mungkin tidak ada dan aku tidak mau terjebak dalam drama keluarga yang lebih menyakitkan".
Di sisi lain kota, Sebastian masih berusaha menghibur alistair mereka berdua duduk di ruang tamu di mansion keluarga Magnusson.
“C'mon... kak ini bukan akhir dari dunia kita akan membuat pesta yang luar biasa untuk pernikahanmu Semua orang akan mengingatnya" sebastian bersikeras.
"Sebastian...pesta itu tidak mengubah kenyataan aku akan menikahi seseorang yang bahkan tidak kukenal aku tidak yakin bisa melakukannya" jawab Alistair terlihat merenung.
"Jangan berpikir seperti itu Kau tahu elara itu seorang wanita yang hebat ku dengar bahkan dia berkuliah dengan uangnya sendiri kau beruntung bisa menikahinya" kata sebastian berusaha positif.
"Tapi bagaimana jika dia tidak mau menikah denganku ? bagaimana jika dia hanya ingin kabur dari semua ini ?" Alistair berkomentar tatapan khawatir terpancar di wajahnya.
Sebastian tersenyum lebar "kau harus percaya diri dan jika dia tidak menerima cintamu maka aku akan melindungi mu keluarga kita punya banyak cara untuk membuatnya menyukaimu".
"Cara apa? Mengancamnya?" Alistair bertanya setengah bercanda tetapi dengan nada serius.
"Tentu saja tidak kita akan membuatnya nyaman mungkin aku bisa mengajak elara untuk berkunjung ke sini jika dia mengenal kita lebih baik mungkin dia bisa melihat sisi lain dari pernikahan ini"kata sebastian bersemangat.
"Entahlah sebastian aku tidak ingin memaksakan sesuatu" alistair menjawab tetapi senyumnya sedikit merekah.
Kembali ke rumah sakit elara mendapat pesan dari Dr. Adrian.
Adrian: Hey, apakah kau punya waktu untuk makan siang?
Elara melihat jam di dinding "baiklah, satu jam untuk santai sejenak tidak ada salahnya " pikirnya.
Elara: Tentu, di kafe dekat rumah sakit?
Adrian membalas cepat "yaaa... aku akan menunggumu!"
Setelah beberapa saat elara sampai di kafe dan melihat Adrian sudah menunggu di meja.
"Hey...aku senang kau datang" kata Adrian sambil menyambut Elara.
"Ya aku butuh sedikit jeda apa yang ingin kau bicarakan?" elara bertanya sedikit curiga.
"Pertama aku ingin memastikan kau baik-baik saja dengan semua ini" kata adrian menatap Elara dengan serius.
"Jujur? Aku tidak tahu. Semuanya terasa sangat menekan" elara mengakui.
Adrian mengangguk "dan kau tau jika kau butuh seseorang untuk berbagi aku ada di sini Aku ingin membantu tidak hanya sebagai rekan kerjamu tetapi juga sebagai teman".
Elara menatapnya merasakan ketulusan di balik kata-katanya "adrian aku menghargai itu tapi aku tidak ingin kau terjebak dalam drama ini aku tidak ingin menyakiti perasaanmu".
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan aku sudah siap untuk apa pun jika kau butuh untuk bebas kau bisa bersamaku" adrian menawarkan suaranya lembut.
Elara menghela napas "terima kasih adrian namun, aku masih ragu rasa sakit dari masa lalu masih menghantuiku".
"Biarkan itu di belakangmu aku akan membantumu menghadapi apapun yang datang" adrian menjawab memberi semangat.
Elara dan adrian melanjutkan percakapan mereka berusaha menemukan solusi atas situasi rumit yang dihadapi elara di sisi lain, ketidakpastian di antara alistair dan Sebastian terus meningkat dan semuanya mulai terhubung menuju pertemuan yang tak terhindarkan.