Demi bisa masuk ke keluarga besar Dirgantara, Nayya menggunakan trik licik dengan menjebak Keyvan sehingga mereka di tuntut untuk menikah.
Tentu Keyvan menolak tegas. Bahkan ia menatap Nayya penuh kebencian. Tapi keputusan keluarga Dirgantara sudah bulat dan Keyvan tidak bisa menolaknya.
Keyvan meminta sedikit waktu untuk memikirkannya. Namun kemudian, tiba-tiba Keyvan menyetujuinya dengan senang hati, hingga pernikahan pun terjadi.
"Aku akan mengikuti permainanmu." ~ Keyvan
"Kini aku berhasil menjadi bagian dari keluarga Dirgantara." ~Nayya
Apa tujuan Nayya sebenarnya? Dan rencana apa yang akan Keyvan lakukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Siapa Dia?
Masih di acara pesta, Nayya berpura-pura tidak melihat sosok yang dilihatnya tadi dan mencoba masuk ke topik pembicaraan suami dan tamu undangan lainnya. Tapi hatinya merasa resah, untuk apa dia ada di sini? Untuk menemuinya atau memang dia diundang ke acara pesta?
Tapi tidak mungkin jika orang itu sengaja ingin menemuinya di tempat ramai seperti ini. Lagipula, orang itu tahu dari mana jika dia akan menghadiri pesta? Ia merasa tidak memberitahu sebelumnya.
"Sial! Kenapa aku jadi takut?" batin Nayya. Ekor mata Nayya melirik kearah orang itu yang terlihat berjalan mendekat.
Nayya menelan ludahnya kasar. Dia melirik Keyvan yang masih mengobrol dengan tamu yang lain, kemudian ia beralih ke orang itu.
"Keyvan tidak boleh melihatnya. Jangan sampai ia tahu jika aku mengenalnya," batin Nayya. Dia buru-buru pergi, menjauh dari keramaian karena ia yakin, orang itu pasti akan mengikutinya.
Dan benar saja, orang yang Nayya maksud benar-benar mengikuti Nayya. Dia mencekal lengan wanita itu dan menariknya ke tempat yang tidak terlihat orang.
"Lepas!!" pekik Nayya pelan. "Apa yang kau lakukan, hah? Bagaimana jika ada yang melihat?"
Orang itu melihat kesana-kemari dan melepas tangan Nayya. "Jika tidak seperti ini, kita tidak bisa berbicara," ucapnya.
"Tapi harusnya kau bisa melihat situasi. Bagaimana jika ada yang melihat? Bisa-bisa akan muncul gosip yang tidak-tidak. Kau lupa ya, aku baru saja resmi menikah dengan Keyvan. Apa yang akan orang pikirkan nantinya jika melihat kita?" sentak Nayya.
Orang itu menaikkan sudut bibirnya dan melipat kedua tangannya di depan dada. "Baru beberapa hari menjadi bagian keluarga itu, tapi kau sudah sangat sombong ya. Ingat! Selama ini aku yang membiayai kehidupan mu. Inikah balasan yang aku terima? Kau bahkan berani membentakku," ujar orang itu.
Nayya mendengus pelan dan memalingkan wajahnya. Itu memang benar, tanpa orang di depannya ini, mungkin ia akan hidup di kolong jembatan. Tapi dia tidak suka di atur ataupun di paksa melakukan sesuatu yang tidak ia sukai.
"Apa mau mu sebenarnya? Kenapa kau bisa berada di sini?" tanya Nayya
"Aku di undang oleh tuan Bara, itu sebabnya aku di sini. Aku tidak menyangka jika kau juga akan datang. Ah ... Tentu saja kau datang, sekarang kau 'kan istri Keyvan Dirgantara," ucapnya.
"Apa kau sedang mengejekku?" Nayya benar-benar tidak suka dengan cara orang itu berbicara. Sudah jelas, kenapa ia bisa menikah dengan Keyvan dan semua itu rencana mereka. Tapi orang itu berbicara seolah menghinanya atas apa yang sudah ia lakukan.
"Baiklah, kita lupakan masalah itu. Aku ingin bertanya, sudah sampai mana kau menjalankan rencana kita?"
"Apa kau sudah gila? Aku belum lama menikah dengan Keyvan. Mana mungkin aku langsung menjalankan rencana kita? Sudah aku bilang, beri aku waktu, aku pasti akan melakukannya," ujar Nayya
"Aku tahu, tapi aku tidak ingin kau terlalu lama menundanya. Saat ada kesempatan, langsung lakukan. Itu lebih baik. Apa kau mengerti?"
Nayya tidak menjawab dan hanya menatap tidak suka orang yang saat ini berdiri di depannya. Di sini, ia yang paling terluka. Dia juga yang menyimpan dendam yang dalam dengan keluarga Dirgantara. Tapi justru orang ini yang begitu berambisi untuk menghancurkan keluarga itu. Bukankah itu aneh?
Nayya hanya tahu jika orang ini masih kerabatnya. Itu sebabnya dia mau membiayai hidupnya. Tapi kenapa ia merasa seolah keberadaannya disembunyikan. Bahkan dia tidak mengenal siapapun selain orang ini yang mengaku sebagai kerabatnya.
"Kau tidak perlu mengajariku. Aku tahu apa yang harus aku lakukan." Nayya pergi dari sana, meninggalkan orang itu yang menatap punggung Nayya yang semakin menjauh.
"Jangan mengkhianati ku, Nayya. Jangan sampai kau termakan omongan mereka. Jika hal itu terjadi, maka aku juga akan menyingkirkan mu," batinnya, dia mulai menyusul Nayya, kembali ke tengah-tengah pesta.
Sementara itu, Keyvan yang tengah berbincang dengan tamu undangan sekaligus rekan kerjanya, terlihat sesekali mencari Nayya. Dia berdecak dalam hati karena wanita itu pergi tanpa berpamitan padanya.
"Kemana wanita itu?" batin Keyvan.
Tidak berapa lama, ia melihat Nayya baru saja datang dengan gerak-gerik yang membuat Keyvan penasaran. Wanita itu seolah tegang dan takut akan sesuatu.
Keyvan ingin menghampirinya, namun langkahnya terhenti saat melihat seseorang datang dari arah yang sama dengan Nayya. Dia mengkerutkan keningnya curiga. Lalu kemudian, ia diam-diam mengambil ponselnya dan memotret orang tersebut.
Keyvan melihat foto di layar ponselnya. Ia memperbesar foto tersebut dan mengingat-ingat apakah ia mengenal orang itu atau tidak.
"Siapa dia?" batin Keyvan
"Apa yang kau lihat?"
Keyvan terkejut dan buru-buru memasukkan ponselnya kedalam saku celananya. "Bukan apa-apa. O iya, kau dari mana saja?" tanyanya.
"O-oh, a-aku tadi ke toilet," jawab Nayya bohong.
"Oh begitu." Keyvan menatap curiga Nayya yang tidak mau menatapnya. Dia yakin ada yang wanita itu sembunyikan. Apalagi ia tahu jika Nayya sengaja berbohong karena letak toilet bukan dari arah Nayya datang tadi.
"Lain kali bilang padaku jika kau mau pergi," seru Keyvan yang dijawab deheman pelan dari Nayya. Pria itu menggenggam tangan Nayya dan mendekat kearah podium karena sebentar lagi acara akan segera di mulai.
Tapi Keyvan tidak terlalu fokus pada acara tersebut. Ia diam-diam memperhatikan orang yang datang setelah istrinya. Orang itupun sesekali melihat kearah mereka dan hal itu membuatnya yakin jika Nayya mengenal orang itu.
"Siapa dia? Kenapa dia selalu melihat kearah kami?" batin Keyvan. Dia mengambil ponselnya dan menggenggamnya erat. "Daddy mungkin tahu siapa dia. Aku harus menanyakannya pada Daddy." Keyvan mengirim foto tersebut pada Kevin, baru setelahnya ia menyimpan kembali ponselnya.
Sementara itu, Kevin yang masih berada di ruang kerjanya, melirik kearah ponselnya yang bergetar.
Kevin mengambil ponsel tersebut dan mengkerutkan keningnya, melihat putranya mengirim dua pesan sekaligus. Karena penasaran, ia segera membuka pesan tersebut.
"Dad, apa kau mengenal orang ini?"
Kevin semakin penasaran. Kemudian ia membuka pesan kedua yang berupa sebuah foto.
Deg
Kevin seketika melebarkan kedua matanya sempurna. Ia bahkan sampai memperbesar Foto tersebut untuk meyakinkan dirinya jika orang yang ada di foto tersebut adalah orang yang ia kenal.
"Dia ... "